,

Lulusan UII Diminta Terus Mengembangkan Diri

Universitas Islam Indonesia (UII) mewisuda 1.015 lulusan pada pelaksanaan Wisuda Periode V Tahun Akademik 2018/2019 ini. Wisudawan terdiri dari 6 doktor, 133 magister, 861 sarjana, dan 15 ahli madya. Dengan wisuda yang berlangsung di Auditorium Abdulkahar Muzakkir pada Sabtu (29/6), UII telah meluluskan lebih dari 97.682 alumni, yang telah berkarya di beragam sektor, baik di dalam maupun luar negeri.

Pada pelaksanaan Wisuda periode ini, tiga lulusan UII dari tiga jenjang berbeda, menerima pin emas sebagai tanda raihan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi. Pada jenjang magister, berhasil diraih Widya Pangestika dari Program Studi (Prodi) Magister Akuntansi, lulus dengan IPK 3,88. Sementara pada jenjang sarjana berhasil diraih Ayunisa Putri Nugrahani, dari Prodi Kimia dengan IPK 3,98. Sedangkan pada jenjang diploma, IPK tertinggi 3,88, diraih Irmadila Putrinta Surya dari Prodi Diploma Tiga Analisis Kimia.

Di hadapan lulusan UII, Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. berpesan tentang pengembangan diri dan bagaimana seharusnya menghargai orang yang berjasa atas pencapaian yang diraih. Perubahan lingkungan saat ini terjadi sangat cepat. Banyak hal yang kedaluwarsa dengan mudah. Apa yang kita pelajari beberapa tahun yang lalu, banyak yang sudah relevan untuk kebutuhan saat ini. “Begitu pun, apa yang kita kuasai saat ini, sangat mungkin menjadi tidak cukup untuk bertahan dan berkembang dalam beberapa tahun mendatang,” tandasnya.

Lulusan UII harus adaptabel dengan beragam perubahan yang ada dan amanah yang mungkin dititipkan. “Saudara tidak mungkin lari darinya. Satu-satunya cara memenangkan persaingan dan mengatasi perubahan adalah dengan meningkatkan adaptabilitas. Namun perlu dicatat dengan tinta tebal, bahwa adaptabel bukan berarti ‘mencla-mencle’, ‘pagi dele sore tempe’, atau tidak punya pendirian,” pesan Fathul Wahid.

Fathul Wahid menjelaskan, adaptabel adalah soal kelenturan eksekusi, yang didasari dengan nilai-nilai, prinsip, yang kuat. Laksana pohon, akarnya menghunjam, dan cabangnya lentur untuk dapat menjulang tinggi. Kelenturan itulah adaptabilitas. “Saudara bisa bayangkan, apakah mungkin sebatang pohon dapat menjulang tinggi, tanpa akar yang kuat dan cabang yang lentur?,” tuturnya.

Pesan berikutnya disampaikan Fathul Wahid di hadapan wisudawan UII, dalam kesuksesan dalam menjalani studi terkandung kontribusi banyak orang, baik yang terlihat dengan langsung, maupun yang secara senyap dilakukan tanpa kita ketahui. “Jangan lupa, nun jauh di sana, di luar radar, orang tua tidak hentinya mengirimkan doa terbaik untuk Saudara. Tidak jarang mereka bangun malam dengan niatan yang mulia dan harapan tinggi agar Saudara menjadi pribadi yang cakap dan berwatak,” tuturnya.

Ucapan selamat kepada wisudawan juga disampaikan Ikatan Keluarga Alumni UII, yang kali ini diwakili oleh Mohammad Ali Nurdin, S.Ag., lulusan Jurusan Pendidikan Agama Islam UII yang saat ini sebagai Direktur Utama Brainy Bunch Indonesia. Disampaikan, Lulusan akan menjalani fase kehidupan baru, tentunya dengan tanggungjawab yang lebih besar serta tantangan yang tidak ringan.

“Jadikan Ilmu yang dimiliki sebagai suluh untuk menerangi tapi bukan untuk mengelabuhi. Ingatlah ilmu adalah cahaya, dan cahaya itu tidak dianugerahkan kepada mereka-mereka yang bersikap culas,” tuturnya.