Mahasiswa Diminta Bekali Diri dengan Kompetensi Teknologi

Prodi Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan kuliah umum Ergonomi Kognitif melalui aplikasi zoom pada Selasa (15/12). Tema utama dari kuliah umum ini adalah Psikologi Kognitif dalam Human Capital Management yang menghadirkan narasumber Bina Satya Dwiputra, S.Psi selaku Praktisi Psikologi dan Manajemen SDM. Ergonomi kognitif adalah cabang dari ergonomi yang membahas tentang kerja mental manusia.

Dikatakan Bina Satya, manusia tidak hanya merupakan reseptor pasif terhadap stimulus. Pikiran manusia secara aktif memproses informasi yang diterima dan mengubahnya menjadi bentuk dan kategori-kategori tertentu. Ergonomi kognitif bisa masuk ke dalam manusia secara mental dan kognitif untuk membantu pekerjaan manusia karena batasan dalam mental kognitif sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan saat bekerja.

Menurutnya, ergonomi kognitif juga berkontribusi dalam pengembangan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, bersama bidang ilmu lain seperti matematika, komputer, dan psikologi. Kecerdasan buatan mempunyai tiga klasifikasi yaitu Artificial Narrow Intelligence (ANI) dapat berupa google, media sosial, dsb yang diterapkan untuk memudahkan pekerjaan manusia dengan menyelesaikan tugas-tugas sederhana. Ada pula Artificial General Intelligence (AGI) yang kemampuannya setara dengan kecerdasan manusia seperti robot pelayan. Terakhir  Artificial Superintelligence (ASI) yang kecerdasannya mengalahkan kecerdasan manusia dengan mengerjakan segala macam pekerjaan secara otomatis tanpa memerlukan bantuan tenaga manusia seperti mengemudi otomatis.

“Kita bukan digantikan oleh robot, tidak seperti di film-film yang manusianya nanti binasa karena kecanggihan teknologi. Robot justru menjadi partner untuk menyelesaikan masalah agar lebih mudah.”, ungkapnya. Kecerdasan manusia selain dibentuk dan dilatih juga bisa dari faktor bawaan atau keturunan.

Di tengah masih tingginya angka pengangguran di Indonesia, ia mendorong mahasiswa agar terus membekali diri dengan kemampuan memanfaatkan teknologi. Pasalnya, saat ini sudah ada 13 perusahaan nasional yang siap menerapkan industri 5.0. Mereka tentunya membutuhkan pegawai yang siap untuk selalu terkoneksi dengan teknologi dan tidak alergi terhadap teknologi. Untuk itu mahasiswa dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan diri seiring dengan berjalannya kecanggihan teknologi dan kecepatan informasi.

Selanjutnya, ia menerangkan proses kognitif dibagi menjadi dua yakni basic proses dan hire proses. Basic process adalah proses otomatis tanpa disadari misalkan melihat, mendengar, meraba, dan hal-hal yang berhubungan dengan alat indra. Sementara hire proses meliputi memori yang dibagi menjadi long term dan short term. Ibarat harddisk pada komputer, memori dengan sepersekian detik maka masuk ke short term, apabila tidak  dilatih dan diulang maka akan lupa. Long term memory adalah memori yang dibagi menjadi eksplisit memori dan implisit memori. (HN/ESP)