Mahasiswi UII Raih Prestasi di Ajang WHO Simulation

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) kembali berkiprah di ajang internasional. Kali ini kiprah tersebut diwakili oleh Fiqki Fao Rahmawati, mahasiswi Fakultas Kedokteran UII angkatan 2015 dalam ajang Malaysia World Health Assembly Simulation 2017. Dalam ajang yang diadakan di International Medical School, Kuala Lumpur Malaysia, 31 Maret – 2 April 2017, Fao berhasil menorehkan prestasi dengan mendapatkan Best Speaker.

Fao Sebelumnya juga berhasil mendapatkan beberapa penghargaan prestigious di ajang internasional seperti Best Diplomacy Award (London Internasional MUN 2016), Best Press Delegates (Taiwan WHO Simulation 2016). Penghargaan Best Speaker yang diraih ini merupakan penghargaan dengan ranking tertinggi diatas Best Delagates (2), Most Contributing Delegates (3), Most Active Delegates (4), Best Overall Delegates (5). Penghargaan tersebut merupakan ranking dari keseluruhan dari acara.

Mahasiswi Kedokteran ini juga mendapat kesempatan untuk langsung menjadi delegasi tanpa melalui seleksi karena penghargaan yang diraihnya pada ajang sebelumnya. Berbeda pada tim delegasi sebelumnya yang hanya 10 orang, pada acara ini delegasi berjumlah 20 orang. Keterlibatan Fao untuk yang kedua kalinya didasari keterkaitannya dalam bidang ini dan keinginan memperluas jangkauannya sebagai mahasiswa kedokteran. Terlebih penelitian yang dilakukan sebagai persiapan menghadapi acara ini juga sejalan dengan perkuliahannya.

Jalannya Malaysia World Health Assembly Simulation 2017 berlangsung selama 3 hari terbagi menjadi tiga tahapan yakni General Meeting, General Assembly “Anti Microbial Resistance” dan Regional Block. Pada sesi Regional Block khusus membahas tentang “Diseas of War dan Pshycological Trauma.

Disampaikan Fao saat ditemui di Kampus UII, Kamis (6/4), perang di Suriah yang telah berlangsung selama 6 tahun tanpa henti menyebabkan kelaparan. Untuk mendapat akses kehidupan layak di negara ini begitu sulit, apalagi untuk akses kesehatan. Sudan dan Mesir yang masih mengalami guncangan politik yang tidak stabil sehingga menyebabkan PTSD (Psycologic Trauma Stress Disorder).

“Nah ini bagaimana kita memperbaiki Mental Illness dibandingkan Phisycal Illness, bukan seperti yang dilakukan oleh WHO selama ini yang justru kebalikannya,” ujar Fao menegaskan tentang topik yang sampaiakan pada ajang yang diikuti tersebut.(BKP/RS)