,

Masa Depan Yogya Terletak Pada Transportasi Massal

Kemacetan lalu lintas menjadi momok yang terus menghantui kota-kota besar di Indonesia, tidak terkecuali Yogyakarta. Kota dengan lebih dari 3 juta penduduk yang tidak hanya ramai oleh pribuminya tetapi juga oleh para pendatang khususnya, pelajar dan mahasiswa. Solusi dari kemacetan di Yogyakarta terletak pada optimalisasi penggunaan angkutan umum kota.

Kajian tersebut yang mengantarkan Risdiyanto, S.T., M.T., menjadi doktor pertama dari Program Doktor Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia (UII) dengan disertasinya “Model Pemilihan Moda Sepeda Motor, Ojek Online, dan Bus Perkotaan oleh Pelajar dan Mahasiswa dengan Mempertimbangkan Variabel Laten (Studi Kasus di Yogyakarta, Indonesia). 

Risdiyanto berhasil mempertahankan disertasinya dengan baik pada Ujian Terbuka Promosi Doktor yang diselenggarakan di Auditorium Gedung Mohammad Natsir, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII pada Sabtu (17/09).

“Ini adalah salah satu upaya untuk mengetahui variabel apa yang mempengaruhi orang-orang untuk memilih angkutan umum atau angkutan pribadi, variabel-variabel tersebut dapat dikumpulkan dalam sebuah model”, ungkap Risdiyanto saat menjelaskan tentang tujuan dari penelitiannya. 

Ia berusaha memetakan hubungan antara jumlah pengguna angkutan kota yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa dengan maraknya moda transportasi online yang bisa menjadi pilihan alternatif. Dalam penelitiannya juga disebutkan bahwa, selain efisiensi waktu dan biaya, ada faktor lain yang menyebabkan orang-orang lebih memilih angkutan pribadi atau transportasi online, yaitu keamanan, kenyamanan, dan gaya hidup.

Ia menambahkan, jumlah pengguna angkutan perkotaan Trans Jogja terus menurun setiap tahunnya. Dari hasil penelitian ilmiah, penumpang Trans Jogja hanya berada di angka 0,49% dari total jumlah pengguna angkutan umum di Jogja. Pemda DIY diminta melakukan evaluasi untuk menarik minat masyarakat menggunakan Trans Jogja, terutama dengan mempersingkat waktu temput dan memperbanyak halte.

Model ini nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah terutama pemerintah kota Yogyakarta dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan moda transportasi umum. Hasil penelitian dari Risdiyanto ini setidaknya memberikan gambaran tentang peningkatan-peningkatan apa saja yang perlu dilakukan untuk menambah minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum.

Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., Rektor UII sekaligus pimpinan sidang pada kesempatan tersebut mengucapkan selamat kepada Risdiyanto karena telah menjadi penggagas dan pelopor dengan capaian gelar doktor pertama dalam bidang Teknik Sipil UII. Selain ucapan selamat yang ditujukan kepada Risdiyanto, Prof. Fathul juga mengucapkan selamat kepada keluarga yang telah memberikan dukungan penuh kepada Risdiyanto. 

“Saya juga ucapkan selamat kepada keluarga, istri dan anak-anak. Saya yakin banyak pengorbanan dari keluarga karena bapaknya menempuh studi doktor. Waktu keluarga tersita, dan sekarang perlu dirayakan karena insyaa allah akan banyak kesempatan untuk menikmati momen indah dengan keluarga”, tuturnya.

Prof. Dr.-Ing. Ir. Ahmad Munawar, M.Sc., selaku promotor juga menyampaikan rasa syukur dan bangganya kepada Risdiyanto atas raihannya ini. Ia juga mengungkapkan rasa bangganya karena bisa jadi orang pertama yang memanggil nama Risdiyanto dengan gelar doktor di depannya.

Adapun para tokoh lain yang terlibat dalam ujian terbuka promosi doktor ini adalah Dr. Eng. M. Zudhy Irawan, S.T., M.T. dan Miftahul Fauziah, S.T., M.T., Ph.D. sebagai co-promotor I dan II. Untuk tim penguji terdiri dari Prof. Dr. Ir.Mudjiastuti Handajani, M.T., Dr. Ir. Imam Basuki, M.T., dan Prof. Ir. Widodo, MSCE., Ph.D. (HM/ESP)