Melawan Insecure Dalam Diri Sendiri

Memberikan porsi waktu untuk memfokuskan diri dengan pikiran bawah sadar dinilai dapat mengurangi rasa insecure dalam diri. Demikian disampaikan Dr. tech. Khabib Mustofa, S.Si., M.Kom selaku Kepala Sekolah Quantum of Mind Indonesia dalam webinar Career Talk Show yang diadakan Direktorat Pengembangan Karier dan Pemberdayaan Alumni UII (DPKA UII) pada Kamis (31/3). Webinar itu mengangkat topik ‘Potensi Diri, Sudahkah Kita Gali Karunia Illahi’.

”Ketika teman-teman merasa insecure, langsung ubah pikiran dengan konotasi yang positif. Inilah yang kemudian seringkali menjadi tantangan dalam diri kita. Kita sering mengalami masalah yang awalnya muncul dari pikiran kita sendiri, kemudian muncul insecure ataupun masalah-masalah lain yang sebenarnya secara realita permasalahan itu tidak sedang terjadi”, ungkapnya. 

Ia memberi contoh ketika menonton suatu berita tentang gas meledak, kadangkala pikiran kita refleks apabila melihat suatu gas yang ada di dapur, merasa seakan-akan gas tersebut akan meledak. Padahal sebenarnya gas yang kita lihat saat itu tidak sedang meledak. Oleh sebab itu, ia menyarankan untuk mulai mengurangi pikiran-pikiran negatif dan belajarlah untuk melihat segala keadaan dari sudut pandang positif.

Tidak kalah penting menurut Khabib adalah memaksimalkan potensi-potensi yang sebenarnya ada pada diri kita. Ia menekankan bahwa apapun potensi yang telah diberikan Allah kepada kita, perlu dimaksimalkan, dipetik manfaatnya, dan terus dikembangkan karena menjadi suatu karunia yang sangat besar bagi diri kita.

Sementara di sisi lain, kita juga mengenal dengan istilah bakat. Bakat sendiri merupakan kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan dan perlu dilatih agar dapat terwujud. Atau dalam pengertian lain, bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan, baik umum maupun khusus.

Dalam ayat Al-Qur’an di surah At-Tin: 4 menjelaskan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk terbaik. “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. At-Tiin:4). Dari ayat ini menyadarkan kepada kita bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk yang luar biasa dan diberi karunia banyak potensi, dan seringkali belum disadari keberadaan potensi yang diberikan tersebut. (A/ESP)