Memahami Konsep Dasar Investasi

Investasi kini semakin digandrungi oleh berbagai pihak, mulai dari kalangan menengah hingga kalangan atas. Hal itu tentu merupakan satu hal yang baik, namun jika tidak dibarengi bekal pengetahuan, tentu hal itu akan membahayakan. Mengantisipasi hal tersebut Kelompok Studi Pasar Modal mengadakan edukasi dengan tajuk “Start Investing and Grow Your Mindset” pada Kamis (24/2) secara daring.

Hadir sebagai pembicara Sarnubi yang merupakan investment specialist di Mirae Asset. Disampaikan Sanurbi investasi itu penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang digunakan selama periode tertentu. Investasi juga berarti memangkas sejumlah uang untuk dinikmati di masa yang akan datang. Dipaparkan Sarnubi investasi berbeda dengan spekulasi “investasi ada dasar, spekulasi hanya menebak sesuatu hal,” tegas Sarnubi.

Terdapat dua tujuan dalam melakukan investasi. Pertama, menciptakan pohon uang. Setiap manusia memiliki impian yang bermacam-macam. Dengan pohon uang, impian tersebut dapat dicapai dengan menyisihkan pendapatan di waktu sekarang. Adanya pohon ini juga lebih ke menyejahterakan kondisi dari setiap investor yang ada. Kedua, mengalahkan inflasi. Seperti yang kita ketahui, inflasi adalah penurunan nilai mata uang dalam kondisi waktu tertentu. “Dengan investasi, penurunan tersebut dapat kita cegah,” ungkap Sarnubi.

Lebih lanjut, Sarnubi menjelasakan, perlu diketahui kegiatan investasi tidaklah sama dengan menabung. Sarnubi menuturkan menabung belum mampu untuk menutupi eksistensi dari inflasi. Dijelaskan terdapat perbedaan spesifik mulai dari tujuan hingga lokasi bertransaksi. Sarnubi berkata. “Untuk menabung cenderung tidak ada risiko, berbeda dengan investasi,” ujar Sarnubi.

Dua bentuk investasi secara umum yaitu investasi properti dan ekuitas. Diungkapkan investasi dalam ranah properti lebih kepada bentuk tanah, emas, dan rumah. Akan tetapi, dalam berinvestasi di bentuk itu memiliki tantangan tersendiri. “Tanah misalnya, dalam transaksi bentuk properti dibutuhkan kesabaran tersendiri untuk menarik minat pihak lainnya,” jelas Sarnubi. Sementara untuk investasi dalam bentuk ekuitas lebih ke kepemilikan saham oleh seseorang. Berbeda dengan bentuk sebelumnya, berinvestasi dalam bentuk ekuitas cenderung fleksibel “ketika punya barang atau uang, pencairannya cenderung lebih cepat dibanding yang lainnya,” tambah Sarnubi.

Produk Pasar Modal

Di dalam pasar modal itu sendiri terdapat banyak produk-produk investasi. Salah satu produknya yakni saham. Saham menurut Sarnubi kepemilikan suatu perusahaan yang merupakan klaim atas penghasilan. Ketika berinvestasi pada sektor saham, secara kepemilikan investor memiliki hak dari setiap perusahaan. Tidak hanya kepemilikan, investor di sektor saham juga akan diikutkan aktivitas besar perusahaan tersebut. “Rapat pemegang saham misalnya, tergantung dari porsi kita ke perusahaan itu,” tandas Sarnubi.

Produk lain dari pasar modal yakni reksadana. Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat yang dikelola oleh manajer investasi. Kemudian, reksadana itu sendiri terbagi menjadi empat jenis: reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham. Dari keempat jenis tersebut dipaparkan memiliki porsi dana yang berbeda-beda. Profit dari reksadana itu sendiri adalah keuntungan dari peningkatan harga produk yang ditransaksikan.

Bagi pemula, lanjut Sarnubi, disarankan untuk berinvestasi di reksadana pasar uang dan pendapatan tetap. Hal itu dikarenakan secara tingkat risiko keduanya memiliki risiko yang cenderung rendah. Berbeda dengan campuran dan saham yang memiliki risiko yang tinggi. “reksadana saham itu cenderung mengikuti fluktuasi yang ada di pasar saham,” tutur Sarnubi.

Terakhir yang menjadi hal penting untuk terjun ke dunia investasi adalah belajar dan mendalami konsep investasi itu sendiri. Sarnubi berpesan untuk tidak ikut-ikutan sebelum memahami. “Jangan sampai melihat produk saham yang sedang naik kita ikut membeli, itu menurut saya jatuhnya seperti spekulasi untuk mengharapkan nilai saham tersebut naik,” tandasnya. (KR/RS)