Memulai Kembali Hidup dengan Hati yang Suci

Dalam rangka Milad ke-6 Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK-M) AUSHAF Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan talkshow dengan tema “Memulai Langkah dengan Hati Yang Suci”. Acara ini mengundang narasumber dr. Davrina, M. Gizi, Founder of Lab Pintar.

Sebagai manusia sekaligus hamba Allah SWT kita tidak pernah tahu bagaimana kehidupan itu tanpa menjalaninya. Cara menjalani kehidupan tentunya sangat kompleks. Namun, sebagai hamba Allah SWT, seorang muslim haruslah menjalani dengan ketentuan syariat agama. “Hal pertama dalam menjalani kehidupan ini yang sangat penting adalah niat. Niat tersebut akrab sekali dengan bagaimana kondisi hati kita,” papar dr. Davrina, M. Gizi.

Ketahuilah sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal darah. Apabila dia baik, maka menjadi baik pula semua anggota tubuhnya. Dan apabila rusak, maka menjadi rusak pula semua anggota tubuhnya. Ketahuilah dia itu adalah hati. “Manusia yang paling utama di bumi ini menurut hadits nabi adalah yang bersih hati dan ucapannya,” tambahnya.

Hati yang bersih adalah milik orang yang senantiasa bertakwa kepada Allah. Suci hatinya, tidak ada dosa, dan keduharkaan. Tidak pula dendam dan hasad. “Berawal dari rasa iri apabila tidak dikendalikan nanti akan berkembang menjadi dengki,” jelas dr. Davrina, M. Gizi.

dr. Davrina, M. Gizi menjelaskan cara membersihkan hati dalam memulai kembali kehidupan. “Pertama adalah zuhud. Singkatnya orang yang zuhud adalah tidak gembira karena mendapatkan dunia dan tidak sedih pula saat kehilangannya,” jelasnya.

Tips selanjutnya adalah dengan zikir dan membaca Alquran. “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” – QS. Ar-Ra’d Ayat 28. “Terutama adalah saat fase quarter life crisis. Hati risau gelisah, merasa tidak memiliki siapapun. Coba dekati yang Maha Punya dengan berzikir,” paparnya.

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah.” – QS. Az-Zumar Ayat 23.

“Dari ayat Az-Zumar tersebut jelas sekali Allah menjamin akan memberikan ketenangan saat hambaNya membaca Alquran. Akan lebih baik lagi jika membaca artinya juga,” tambahnya.

Tantangan saat ini apalagi dengan penggunaan sosial media yang rawan sekali membuat kita untuk membandingkan diri kita dengan orang lain. Seperti pepatah rumput tetangga akan terlihat lebih hijau. “Seperti saya dan juga teman-teman yang saat ini mungkin pengguna sosial media. Tapi, sadarkah jika apa yang kita tunjukkan bahkan mungkin hanya menyentuh angka sekian persen dari kehidupan nyata?” tanya dr. Davrina kepada para audiens.

Sosial media adalah dunia maya, bukan nyata. Tentu ada terdapat dampak positif dan negatif. Namun, saat ini banyak orang salah penggunaan, menggunakan sosial media sebagai acuan kehidupan. “Jika sosial media lebih banyak membuat rasa iri dengki dalam diri kita, mungkin lebih baik jika dihindari,” tutupnya. (UAH/RS)