,

Mendorong Pertumbuhan Substantif Universitas Berbasis Nilai

Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Rapat Kerja dengan tema Pertumbuhan Substantif Berbasis Nilai Menuju Universitas Riset di Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta pada Rabu-Kamis (21-22/9). Para peserta Raker ini terdiri dari pimpinan UII di tingkat universitas, fakultas, program studi, dan pusat studi.

Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dalam sambutannya mengatakan setiap waktu punya tantangannya masing-masing. Ia mengajak para peserta untuk mengenali konteks UII. Menurutnya, melalui pengenalan konteks yang baik kita akan dapat menentukan sudut elevasi bergerak ke sasaran yang disepakati bersama.

Selanjutnya, berkaca pada kondisi pasca pandemi, Prof. Fathul Wahid menilai situasi belum sepenuhnya kembali normal. Ia pun mencontohkan tidak sedikit perguruan tinggi swasta (PTS) di Jogja yang kesulitan menjaring mahasiswa baru. Tahun pertama pandemi, dampaknya mulai dirasakan PTS berpostur kecil. Di tahun kedua pandemi, PTS berpostur menengah pun mulai terdampak. Sedang di tahun ketiga, dampak juga terasa bagi PTS berpostur besar.

Raihan penerimaan mahasiswa baru (PMB) di UII yang pada tahun 2022 telah mendekati 100% dinilainya perlu disyukuri melalui perumusan program-program yang dapat menegaskan kehadiran UII di Indonesia.

Selanjutnya, ia menjelaskan organisasi yang besar ibarat pesawat jumbo jet dengan banyak penumpang. Setiap manuver yang dilakukan pesawat mempunyai risiko dan dampak yang besar bagi penumpang di dalamnya.

“Kita sadar UII ini besar, sehingga setiap kebijakan yang kita putuskan ini punya dampak. Semua aktivitas yang dilakukan warga organisasinya punya dampak meskipun hanya seorang mahasiswa”, tegasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Drs. Suwarsono Muhammad, M.A. merefleksikan perjalanan Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) sebagai embrio badan federasi bagi ormas Islam. Aktivitas MIAI pada masa lalu di antaranya, mendirikan masjid, membangun sekolah, baitul mal, dan lembaga kebudayaan.

Berkaca dari hal itu, UII bisa disebut juga sebagai PTS Islam milik umat. Oleh karenanya, ketika UII ditempatkan sebagai perguruan tinggi milik umat, maka apa yang dilakukan MIAI juga bisa menjadi inspirasi yang dapat dilakukan UII.