Mengenal Lebih Dekat Farmakometrik

Mindset

Perkembangan teknologi industri telah memberikan dampak positif dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah di bidang Farmasi. Berkaitan dengan hal ini, Program Studi Magister Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan sebuah seminar dengan tema “Summer Course Introduction of Big Data In Pharmaceutical Research”, Pada Kamis (24/2). Kegiatan yang dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting ini, merupakan rangkaian kegiatan yang digelar selama tiga hari, yakni dari tanggal 22 hingga 24 Februari 2022.

Di hari ketiga penyelenggaraan seminar, sub tema yang diangkat adalah ‘Introduction to Pharmacometrics and Its application in Drug Development and Clinical Use’. Dua narasumber dihadirkan yaitu Sabariah Noor Harun, Ph.D. dan Siti Maisharah Sheikh Gadzi, Ph.D.

Selaku narasumber pertama, Sabariah Noor Harun memaparkan terkait dengan ‘Introduction Pharmacometrics Based Study’. Beberapa poin penting yang dipaparkan diantaranya adalah; apa itu farmakometrik, model populasi, M&S sebagai alat pengembangan obat, dan aplikasi farmakometrik.

“Farmakometrik sendiri merupakan ilmu yang mengembangkan dan menerapkan model matematika dan statistik untuk mengkarakterisasi, memahami dan memprediksi farmakodinamik obat dan perilaku hasil dari biomarker” tuturnya.

Sabariah Noor Harun menjelaskan, population model (model polulasi) merupakan alat untuk mengidentifikasi dan menggambarkan hubungan antara karakteristik fisiologis subjek dan paparan atau respons obat yang diamati. Semua data dianalisis secara bersamaan untuk memberikan informasi tentang: respons rata-rata dalam suatu populasi, variabilitas parameter model, dan variabilitas respons yang muncul dari sumber yang berbeda.

Selanjutnya, Sabariah Noor Harun menjelaskan terkait dengan M&S During Drug Development (M&S sebagai alat pengembangan obat). Beberapa langkah yang perlu dilakukan diantaranya; meningkatkan pemahaman tentang mekanisme (contohnya: metabolisme linier atau jenuh), menginformasikan pemilihan dosis awal untuk menguji, memodifikasi atau menyesuaikan dosis untuk subpopulasi pasien, dan mengevaluasi kesesuaian desain penelitian.

Pada sesi selanjutnya, Siti Maisharah Sheikh Gadzi memaparkan terkait dengan contoh aplikasi farmakologis dalam penggunaan klinis. Diantaranya adalah mengukur parameter farmakokinetik pada populasi tertentu (pop PK), dosis pada populasi khusus (model PK/PD), rejimen dosis optimal (model PK/PD), model prediktif-mengidentifikasi faktor risiko hasil klinis (model TTE), dan menentukan efektivitas efek obat/pengobatan (mode perkembangan penyakit).

Siti Maisharah juga menjelaskan contoh aplikasi farmakologis dalam pengembangan obat, diantaranya adalah mengembangkan pedoman dosis untuk uji klinis, menentukan data yang diperlukan untuk uji klinis, dan mengidentifikasi desain studi terbaik untuk uji klinis. (A/RS)