,

Merayakan Ramadan di UII Bersama Mahasiswa Internasional

Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional Universitas Islam Indonesia (DK/KUI UII) merangkul mahasiswa internasional di lingkungan UII untuk turut merasakan atmosfer Ramadan di Indonesia. Kegiatan yang dibalut dengan tajuk International Ramadhan Fest ini dilaksanakan di Ruang Audio Visual Lantai 2, Gedung Perpustakaan Pusat, Kampus Terpadu UII, pada Kamis (06/04). Turut hadir pimpinan di jajaran universitas, fakultas, hingga program studi.

Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D. dalam sambutannya menuturkan bahwa acara ini merupakan kali pertama dilaksanakan. “Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim yang besar, sehingga suasana Ramadan dapat sangat terasa di sini,” tuturnya.

Selain itu, Ir. Wiryono pula menambahkan mengenai pentingnya pemahaman antarbudaya. “Alasan Anda datang ke sini tidak hanya sebatas untuk belajar, namun juga untuk berinteraksi secara kebudayaan,” ujarnya.

Guna mengeratkan hubungan, rangkaian kegiatan meliputi sejumlah permainan yang melibatkan unsur mahasiswa internasional hingga pimpinan di universitas dipimpin oleh dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, Dr. Herman Felani, S.S., M.A. Selepasnya, ia memaparkan materi mengenai kemampuan komunikasi antarbudaya (Intercultural Communication Skill).

Di hadapan para mahasiswa internasional, Dr. Herman menerangkan soal prinsip komunikasi yang disarikan dari ajaran dalam ayat suci Al-Qur’an, yakni qaulan sadida (benar), qaulan baligha (berbekas pada jiwa), qaulan ma’rufa (baik), qaulan karima (mulia), qaulan layyina (lemah-lembut), serta qaulan maysura (mudah dipahami).

Selain itu, dosen Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) tersebut menyampaikan pentingnya bersikap sensitif terhadap lingkungan sekitar. Ia menerangkan beberapa tradisi dalam menyemarakkan Ramadan yang khas di Indonesia, seperti tradisi Padusan di Jawa, Pacu Laju di Riau, hingga Nyorok di Betawi.

Pada akhirnya, Dr. Herman menjelaskan pentingnya memahami agama dan mengerti soal nilai-nilai serta perilaku orang lain. “Kalau soal keyakinan, kita tidak bisa memaksakannya terhadap orang lain … kalau anda pernah bertengkar hanya karena perbedaan pendapat, pikirkan. Anda harus memperhatikan lagi soal ini,” pungkasnya.

Ia menyimpulkan bahwa selain soal ibadah, Ramadan adalah juga tentang food (makanan), family (keluarga), serta friends (kerabat). (JRM/ESP)