Pentingnya Analytical Chemistry in Green Chemistry

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan studium general dengan tema The Role of Analytical Chemistry in Green Chemistry-based research. Bertempat di Auditorium FMIPA, Kamis (25/4), hadir sebagai narasumber Prof. Wan Aini Wan Ibrahim, dosen dari UTM Malaysia.

Melalui Stadium general ini, diharapkan mahasiswa jurusan kimia angakatan 2017-2018 yang hadir dapat mengetahui bagaimana penelitian analytical green chemistry. Disampaikan Prof. Wan dalam materinya, Analytical Chemistry adalah menerapkan teknik pengukuran yang dikenal untuk mendefinisikan pertanyaan komposisinya. “Dengan mengembangkan metode pengukuran baru pada prinsip-prinsip yang ada untuk memecahkan masalah analisis tersebut,” jelasnya.

Menurut Prof. Wan, untuk menguji suatu sampel maka, hendakanya menyingkirkan apa yang kita inginkan dari sampel tersebut (air, tanah, dan lain-lain). Selanjutnya sampel tersebut dimasukkan ke dalam larutan yang bervolume kecil, dianalisis menggunakan instrument yang mampu mendeteksi spesies yang ditargetkan.

Adapun metode skstraksi konvensional seperti Liquid-liquid Extraction (LLE) dan Soxhlet Extraction. Liquid-liquid Extraction yang juga dikenal dengan ekstraksi larutan. “Berdasarkan pada distribusi aquilibrium saat dianalisis yaitu antara fase tidak tercampur (air dan larutan organic). Zat yang dihasilkan dari ekstraksi bahan mentah disebut ekstrak,” lanjut Prof. Wan.

Prof. Wan juga mengatakan bahwa ekstraksi soxhlet digunakan untuk memisahkan senyawa yang memiliki kerentanan yang terbatas dalam sebuah ventilasi sementara yang tidak larut dalam pelarut. Metode ini dapat melengkungkan sejumlah pelarut kecil untuk melarutkan material yang berukuran lebih besar dengan menggunakan perembukan pada tempatnya, hanya satu sol yang digunakan dan diputar secara berulang-ulang.

“Konsep utama green chemistry (kimia hijau) adalah keterampilan dan ilmu kimia untuk mengurangi atau menghilangkan penggunaan atau zat berbahaya selama pencernaan. Manufaktur dan aplikasi bahan kimia untuk mengurangi ancaman terhadap kesehatan dan lingkungan, tutur ibu 5 anak tersebut,” papar Prof. Wan.

Lebih lanjut disampaikan Prof. Wan, jika ada pilihan, pilihlah industry yang lebih model, yaitu menggunakan alternatif. Mungkin ke depan anda bisa menjadi seorang manager salah satu perusahaan kimia. Melakukan peubahan dengan metode-metode yang baru.

“Alat itu hanya berguna untuk membantu kita bukan memperbudak kita. Hanya sebuah media untuk membantu kita mendapatkan informasi,” pesan Prof. Wan kepada mahasiswa UII. (DU/RS)