Perencanaan Keuangan untuk Murid dan Freshgraduate

Sukses Berkarir Sesuai Syariat Islam

Perencanaan merupakan salah satu hal penting dalam mengelola keuangan. Tidak sebatas memantau kondisi keuangan dari aspek penghasilan, tetapi juga melihat dari sisi pengeluaran keuangan dan bagaimana mengaturnya secara bijak. Namun, kebanyakan orang masih mengabaikan pentingnya cara mengatur keuangan tersebut.

Demikian disampaikan Belinda Azzahra Irwan Putri selaku Demand Planning Analyst pada Perusahaan Unilever saat menjelaskan tentang pengetahuan dasar perencanaan dan manajemen keuangan untuk kondisi keuangan yang sehat dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

Membuka acara workshop, Lani Diana Paulus dalam sambutannya menjelaskan mengenai organisasi Srikandi UII, yaitu organisasi yang bergerak di bidang kesetaraan gender di Universitas Islam Indonesia (UII). Ragam topik yang telah dibawakan salah satunya yaitu financial Planning sebagai liberasi awal dapat menjadi pribadi yang independen dan sejahtera secara finansial.

Dalam acara webinar dan training yang bertemakan “Financial Planning 101 for student and fresh graduate” itu, mbak Bel, sapaan akrabnya menjelaskan bahwa kebanyakan dari kita berfokus pada bekerja dan menghasilkan uang banyak, namun belum memahami sepenuhnya bagaimana cara mengatur uang yang telah didapatkan. Tidak sedikit kasus dimana seseorang memiliki penghasilan lebih banyak namun memiliki utang konsumtif lebih banyak pula.

“Semua dari kita ingin memiliki keadaan ketika mampu secara finansial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tanpa khawatir akan merasa kekurangan. Perencanaan keuangan tujuannya untuk memetakan keuangan yang kita miliki,” ungkapnya pada Minggu (12/6) via Zoom Meeting.

Mbak Bel juga mengungkapkan kesejahteraan finansial juga dapat dilakukan oleh fresh graduate dimulai dari menentukan tujuan keuangan yang kita capai, tentunya juga dimulai dengan memanajemen gaya hidup kita sehari-hari. Terdapat berbagai level kesejahteraan finansial, salah satunya Financial Freedom. 4 level kesejahteraan finansial, yaitu financial stability, finanial security, financial freedom, dan financial abundance.

“Untuk mencapai kesejahteraan financial tertinggi, diperlukan adanya metode budgeting dengan mengalokasikan sebagian penghasilannya untuk dana investasi dan dana darurat. Seperti menyisihkan 10 persen dari penghasilan kita untuk diinvestasikan.

“Namun, dalam berinvestasi juga harus memiliki pengetahuan seperti dana yang kamu investasikan pada instrumen tertentu harus memiliki potensi tumbuh diatas laju inflasi. Jangan sampai dana yang diinvestasikan tidak memiliki keuntungan bahkan merugi,” ungkapnya pada acara yang diselenggarakan oleh Srikandi UII ini.

Selanjutnya, mbak Bel menjelaskan tentang tips dan trik menyusun rencana investasi, yaitu yang pertama dengan menentukan prioritas keuangan, yaitu dengan menentukan tujuan hidup melalui pengelolaan keuangan yang terencana. Seperti menyiapkan dana hari tua, menyiapkan dana untuk beribadah haji dan lainnya. Yang kedua, dengan memperhitungkan periode investasi, seperti jangka pendek (0-3 tahun), jangka menengah ataupun jangka panjang (lebih dari 5 tahun). Yang ketiga dengan memahami risiko investasi, seperti investasi jangka panjang harus melihat jauh ke depan sehingga dapat melihat berbagai potensi di masa mendatang.

Tips yang terakhir, yaitu dengan memulai investasi dengan yang paling familiar, seperti investasi reksa dana yaitu investasi dengan risiko yang menegah. Atau investasi saham yang mana dapat digunakan sebagai investasi jangka panjang maupun pendek.

“Sebelum berinvestasi, kita harus tahu berbagai risiko dalam berinvestasi, seperti pada risiko tinggi contohnya forex dan saham, kemudian pada investasi risiko menengah contohnya pada reksa dana. Dan risiko investasi paling rendah contohnya pada obligasi deposito dan emas,” jelas Belinda.

Pada akhir acara webinar dan training materi ini, untuk mencapai kesepahaman dan menambah pengetahuan antar peserta, penyelenggara menyiapkan strategi khusus, di antaranya dengan mendesain program yang mana peserta diperkenalkan dengan topik yang hendak dibahas, dan juga diberikan tugas akhir tentang bentuk strategi dan cara mengalokasikan dana dari studi kasus yang telah diberikan. (PN/RS)