,

Rektor UII: Transformasi Digital Topang Mutu Perguruan Tinggi

Gagasan mengenai mutu pendidikan tinggi dalam era revolusi industri 4.0 yang menuntut lulusan berdaya saing global telah banyak diwacanakan. Namun demikian, diskusi tentang bagaimana perguruan tinggi harus mempersiapkan langkah mencapai mutu tersebut belum banyak dilakukan.

Demikian disampaikan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. sebagai narasumber pada diskusi panel dalam The 4th International Conference on Quality Assurance of Islamic Higher Education (IQA Conference) di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (28/10). Konferensi bertema Quality Assurance for Higher Education 4.0 in the Islamic World: Learning from the Past and Meeting the Future Challenges tersebut dihadiri ratusan pimpinan perguruan tinggi Islam di Indonesia.

“Salah satu pintu masuk dalam menyiapkan mutu pendidikan yang baik dapat melalui transformasi digital dalam perguruan tinggi, seperti yang kami lakukan di UII,” ungkap Fathul. Transformasi digital tersebut berupa penyediaan teknologi modern, infrastruktur dan layanan yang terstandardisasi, koneksi internet yang dapat diandalkan, sistem informasi yang terintegrasi, dan pengalaman pengguna yang sama rata.

“Transformasi digital berperan penting dalam menopang proses bisnis pendidikan tinggi yang berkualitas, terlebih karena salah satu pemangku kepentingan utama kita saat ini adalah generasi milenial yang merupakan digital native,” tambah Fathul.

Dalam paparannya, Fathul menyampaikan bahwa transformasi digital di perguruan tinggi perlu dirumuskan untuk jangka waktu yang panjang.

“Di UII, kami melakukan upaya turnaround agar transformasi digital tidak hanya mampu mengidentifikasi masalah yang muncul saat ini, namun juga harus mampu membaca masalah yang akan terjadi 20 tahun mendatang,” ungkap Fathul.

Diskusi panel dilaksanakan bersama dua narasumber lain, yaitu Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag. dan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A.

Senada dengan Fathul, Amany menyampaikan pentingnya mutu pendidikan tinggi yang baik.
“Manajemen mutu pada prinsipnya telah melekat dalam nilai-nilai Islam,” ungkap Amany. Prinsip tersebut mencakup beberapa hal di antaranya kejujuran, perencanaan, efisiensi, muraqabah (pengawasan), dan muhasabah (akuntabilitas).

Sementara itu, Abdul Haris menegaskan bahwa umat Islam harus bersikap insklusif dan selalu dipacu membangun kreativitas. Semangat ini yang perlu terus ditumbuhkan dalam meningkatkan mutu di perguruan tinggi.

“Mutu pendidikan yang baik harus mampu ditopang dengan relasi antarpemangku kepentingan yang saling mendukung”, tambah Abdul Haris. Pemangku kepentingan tersebut terdiri atas kualifikasi lulusan yang baik dalam disiplin ilmu (murabbi); mahasiswa rajin beribadah, cakap, dan disiplin (musyrif); dan dosen yang ahli di bidang taklim dan Alquran (muallim).

The 4th IQA Conference diselenggarakan atas kerja sama antara Association of Quality Assurance Agencies of the Islamic World, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UII Maulana Malik Ibrahim Malang, dan Universitas Islam Indonesia.