Siasat UII Tetap Eksis di Kala Pandemi

Pandemi Covid-19 turut memberi pukulan bagi aktivitas akademik di perguruan tinggi. Beberapa kegiatan memang dapat dialihkan ke dalam platform daring, namun ada aktivitas tertentu yang tetap tidak tergantikan oleh sistem tersebut. Meski demikian, UII berkomitmen tetap eksis di kala pandemi dengan memaksimalkan potensinya sehingga kegiatan akademik tetap optimal. Seperti disampaikan Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, Ph.D ketika menjadi pembicara dalam acara Talk 93 Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui aplikasi zoom pada Rabu (29/4).

Acara tersebut menghadirkan narasumber dan moderator alumni ITB tahun 1993. Turut bergabung Prof. Dr. Adiwijaya, S.Si., M.Si. selaku Rektor Telkom University dan moderator Dr. Muchtadi Intan Detiena, M.Si. selaku kepala prodi S2 dan S3 Matematika ITB.

Fathul Wahid memaparkan sistem pembelajaran mahasiswa dan kerja dosen maupun pegawai dilakukan di rumah mulai tanggal 17 Maret hingga pekan awal Juni. Untuk kedepannya, jika kondisi belum memungkinkan maka dapat dipastikan kegiatan daring diperpanjang. “Bimbingan, ujian, koordinasi kantor, bahkan bisnis-bisnis layanan kampus semua berubah,” ungkapnya.

Meskipun begitu, ia menegaskan bahwa UII tetap memberikan berbagai layanan pendukung agar semua unsur dapat bertahan di tengah pandemi. Seperti layanan konsultasi psikologi, kesehatan, dan lain-lain. Dampak lain yang tidak kalah besar adalah perekonomian wali mahasiswa. Terkait hal itu, UII melakukan inisiatif dengan memberikan potongan biaya SPP sesuai dengan kategori terdampak dan memberikan bantuan internet gratis pada bulan pertama kuliah melalui media virtual.

Namun setelah melakukan survei, pihak kampus mengganti pendekatan bantuan koneksi internet dengan memberikan potongan SPP kembali sebagai pengganti pembelian paketan internet. “UII kan mahasiswanya lebih dari 27 ribu, nah 71% waktu survei sudah tidak ada di Jogja lagi. Sisanya 30% mengaku koneksi internetnya sedang dan buruk. Maka kami melakukan pendekatan lain” jelasnya.

Sementara dari segi penerimaan mahasiswa baru, UII melakukan terobosan dengan jalur Siber (Seleksi Berbasis Rapor) sehingga hampir semua calon mahasiswa bisa ikut mendaftar. Nilai yang diambil adalah dari semester 3, 4, dan 5 semasa SMA. Jalur lainnya adalah Penelusuran Pemimpin Muda (PPM) yakni jalur bagi aktivis waktu SMA mulai dari OSIS, Rohis, basket, dan lain-lain. “Sekarang sudah ada 18 ribuan orang pendaftar, namun mohon maaf kami hanya menerima 6 ribuan saja,” tambahnya.

Ia pun mengakui jika para akademisi merasa lebih sibuk karena jam kerja seolah menjadi 24 jam setiap harinya. Untuk memastikan semua fungsi tetap berjalan, pihaknya rutin melakukan koordinasi. Layanan pendukung seperti seperti layanan psikologis, layanan konsultasi kesehatan, dan sebagainya juga tetap dioptimalkan.

Sedangkan guna menjamin kesehatan mahasiswa, ia menyediakan rusunawa kampus dengan jaminan logistik lainnya. Bantuan logistik juga dirasakan oleh mahasiswa UII yang masih menetap di Jogja. Di tengah kesibukan kuliah dan sebagainya, UII tetap melaksanakan kegiatan rutin yakni pengajian yang dilakukan oleh tiap prodi maupun fakultas. “Pengajian ini penting karena dapat menjadi pelipur lara setiap orang dan menjaga semangat terutama dalam keadaan seperti ini,” ucapnya.

Adiwijaya, selaku Rektor Telkom University, mengatakan pihaknya telah menunda pelaksanaan wisuda, sedangkan penerimaan mahasiswa baru tetap berjalan seperti biasanya. (SF/ESP)