,

Sinergi IBISMA UII dan Kemenkop UKM RI Tingkatkan Kapasitas Startup

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (Kemenkop UKM RI) bersama Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) menggelar program Bootcamp Inkubasi Usaha kepada para startup di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Program ini dibuka langsung oleh Christina Agustin, A.Pi., M.M., selaku Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha Kemenkop UKM RI pada Kamis (4/8) di Hotel Crystal Lotus, Yogyakarta.

Direktur Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh (DPPK/ST) UII, Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc. memberi selamat kepada para peserta yang telah terpilih untuk mengikuti Bootcamp dalam rangka peningkatan kapasitas startup di Indonesia. Menurutnya sejak tahun 2018, UII telah melakukan transformasi mengenai teknologi sehingga saat ini banyak startup yang telah berkembang.

Arif Wismadi juga mengemukakan bahwa perlu ada kerja sama dari berbagai bidang untuk menciptakan sebuah bisnis yang baik. Adanya kerja sama ini merupakan salah satu tanda sinergitas yang sebenarnya. Salah satu cara untuk mewujudkannya, yaitu menjauhkan bisnis dari lembah kematian. Selain itu, hal yang lebih strategis adalah meningkatkan rasio kewirausahaan.

“Alhamdulillah, UII sudah mendapat peringkat ketiga. Di tahun 2017, sebelum melakukan transformasi itu hanya sekitar empat koma sekian alumni yang berwirausaha. Kemudian di tahun terakhir itu sudah mencapai di 14%. Padahal targetnya dari Kementrian Pendidikan untuk universitas 10% saja. Alhamdulillah kita sudah melampaui,” ucapnya.

Selanjutnya, Ir. Srie Nurkyatsiwi, M.M.A., selaku Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi DIY menuturkan bahwa saat ini Yogyakarta sudah mencapai angka 3,37% dari target capaian 4% di tahun 2024. Walaupun begitu, masih banyak tantangan yang perlu diselesaikan, terutama daerah perbukitan yang ketimpangannya sangat tinggi.

Pihaknya juga telah berupaya dengan pengembangan kewirausahaan dengan bermacam aspek, seperti produktivitas, SDM, dan digital marketing. Selain itu, ia juga berharap peserta memiliki kesadaran untuk menjalankan ilmu yang didapat dari pendampingan ini.

“Sudah berapa tahun kami juga bersinergi bagaimana mendampingi, tapi pendampingan dari kita yang berjejaring dengan akademisi dengan IBISMA, tidak akan jalan tanpa komitmen dari para tenant. Disaat ada sesuatu yang disampaikan, bisa nggak ini ditindak lanjuti?. Pertemuan yang dua tiga hari atau tiga bulan tapi kalau nggak ada tindak lanjut, ini juga nggak ada gunanya lagi,” jelasnya.

Terakhir Christina Agustin melalui kanal Zoom Meeting menyampaikan jumlah startup di Indonesia sudah mencapai 2.369 startup dengan peringkat keenam dunia. Hal ini menunjukkan pesatnya pertumbuhan startup Indonesia dari skala bisnis.

Ada dua hal yang mempengaruhi mengapa hal tersebut dapat diraih oleh Indonesia, yaitu keunggulan demografi dan sisi ekonomi digital yang diperkirakan bernilai US$133 Miliar pada tahun 2025.

“Pemerintah khususnya di bidang koperasi akan terus berusaha untuk mengembangkan startup Indonesia dengan berbagai kebijakan baru, seperti Undang-Undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020. Kemudian PP 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM, serta Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024 yang akan mengembangkan perputaran startup,” ujarnya.

Kegiatan Bootcamp tersebut berlangsung secara intensif selama 3 hari dari 4-6 Agustus 2022.  Bootcamp ini menghadirkan narasumber ahli dan praktisi di berbagai bidang dimulai dari business mindset, startup 101, pengujian dan validasi produk, evaluasi kinerja keuangan, legalitas usaha, standarisasi dan kekayaan intelektual serta persiapan dan fasilitas ekspor (bagi startup non-digital). (MD/ESP)