Terus Belajar untuk Menggapai Prestasi

Program Studi Kimia UII akreditasi Unggul

Salah satu cara terbaik menggapai prestasi adalah dengan meniru cara belajar dari orang lain yang telah sukses. Topik ini mengemuka pada webinar berjudul Semangat Inovasi untuk Berpartisipasi dalam Ajang Internasional, yang digelar oleh Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Islam Indonesia (UII), pada sabtu (16/5).


Dalam diskusi melalui webinar kali ini mengundang Fahmi Husaen, peraih Mahasiswa Berprestasi Favorit Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2019. Adapun peserta merupakan webinar merupakan mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia tahun 2018 dan 2019.

Dihadirkannya Fahmi Husaen bukan tanpa alasan, segudang prestasi berhasil ia raih saat selama kuliah. Di antaranya Top 5 Car Design, dua Mendali emas di PIMNAS ke-31, delegasi seminar internasional untuk Technology Sustainbility, dan Pemuda Difabel Berprestasi tahun 2019. Saat ini Fahmi Husaen menjalankan Start-Up yang didirikannya, fokus pada product design and engineering.

Dalam paparannya, Fahmi Husaen mengawali dengan menceritakan bagaimana ia sempat merasa depresi saat menginjak jenjang SMP. “Saya sebagai difabel, pernah tidak mau sekolah saat menginjak SMP karena depresi. Tapi orang tua terus mendorong saya untuk belajar di rumah. Dulu saya sangat suka menggambar mobil, Orang tua saya mendorong saya untuk belajar mendesain mobil dengan 3 dimensi saat itu,” kenangnya.

Dari hasil belajarnya tersebut, Fahmi Husaen mengikuti lomba desain mobil. “Saat mengerjakan lomba tersebut saya siang-malam terus mendesain dan alhamdulillah lolos hingga menjadi finalis,” ujarnya.

Dari sinilah ia mulai bangkit dari depresinya dan mulai mengikuti berbagai lomba.
Fahmi Husaen pun menceritakan perjuangannya dalam mendapatkan jurusan sesuai passionnya. “Saya sangat suka dalam mendesain produk, maka dari itu saya ingin kuliah di jurusan teknik mesin. Sayangnya saya tidak lolos, tapi saya bersyukur dengan jurusan yang saya dapatkan sekarang yaitu D3 Informatika dan sistem informasi,” ujarnya.

Ia menambahkan, walau tidak sesuai dengan passion, ternyata dari jurusan inilah ia bisa memperbanyak pengetahuan yang mendukung passionnya “Walaupun jurusan saya tidak sesuai, tapi itu bukanlah penghalang untuk mengejar passion saya menjadi product designer, buktinya saya bisa mendapatkan mendali pimnas dengan tema desain produk,” paparnya.

Fahmi Husaen pun menceritakan kenapa iya bisa mendapatkan motivasi walau punya banyak kekurangan. “Saya pernah divonis dokter hanya bisa hidup hingga sampai umur 20, dari situ saya tidak mau depresi lagi, saya ingin memanfaatkan sisa waktu hidup saya dengan membanggakan orangtua dan membuat sesuatu yang bermanfaat sebelum saya benar-benar mati,” terangnya.

Terakhir Fahmi menutup diskusi dengan memberikan nasihat pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia tahun 2018 dan 2019, agar tidak bosan belajar dan bisa menggapai prestasi di kancah Internasional. “Carilah passion kalian, pelajari masalah hidup kalian, buatlah penelitian dari masalah tersebut, lalu lombakan, dan juga kalian harus banyak membaca literatur yang kalian senangi,” tutup Fahmi. (MH/RS)