Tips Membuat Curriculum Vitae yang Menarik

Sukses Berkarir Sesuai Syariat Islam

Memiliki karir yang sukses menjadi impian semua orang. Namun, untuk menggapai impian tersebut tak semua orang bisa mudah mendapatkannya. Ada salah satu faktor yang menjadi perhatian dari suatu perusahaan ketika sedang melamar pekerjaan. Hal tersebut adalah Curriculum Vitae. Lalu bagaimana cara membuat curriculum vitae yang baik?

Hampir teman-teman mahasiswa pastinya sudah tahu apa itu curriculum vitae, dan bahkan sudah pernah membuat curriculum vitae. Namun, apakah curriculum vitae yang teman-teman buat sudah sangat powerful dan mendapatkan karier impian atau masa depan impian? Apa saja yang perlu kita persiapkan?

Beberapa hal tersebut dibahas dalam Career Talk yang diselenggarakan oleh Dikretorat Pengembangan Karir dan Alumni, pada Jumat sore (15/4), bersama Lifthya Ahadiati Akmala. Ia menjelaskan bahwa curriculum vitae merupakan suatu dokumen yang intinya adalah sebuah rangkuman informasi sepanjang sejarah hidup yang kita lalui. Jadi, di dalam curriculum vitae itu kita menceritakan apa yang pernah kita lakukan, bukan apa yang akan kita lakukan.

Ia menambahkan bahwa ada beberapa poin penting yang dicantumkan dalam curriculum vitae. Beberapa diantaranya adalah data diri personal, riwayat pendidikan atau riwayat organisasi, dan prestasi.

Lifthya menjelaskan bahwa hal utama yang perlu diperhatikan adalah curriculum vitae yang kita buat akan ditujukan kemana. Apabila curriculum vitae diserahkan untuk mendaftar disuatu pekerjaan, maka tidak perlu mencantumkan gelar akademik di penulisan nama. Contoh kasus nya adalah mendaftar di bank sebagai customer service dimana ketentuan pekerjaan tersebut tidak membutuhkan kekhususan dari suatu jurusan. Namun, apabila kita ingin mendaftar beasiswa di program magister, maka perlu untuk mencantumkan gelar pada penulisan namanya.

Selanjutnya, Lifthya mengatakan bahwa untuk penulisan alamat, kadangkala hal ini terlihat remeh, namun perlu diperhatikan bahwa dalam penulisan alamat sebaiknya dituliskan alamat yang pada rentan waktu proses melamar pekerjaan berada di lokasi tersebut.

Seperti contohnya adalah ada seseorang yang berasal dari Bengkulu, yang kemudian tinggal di kost daerah Jogjakarta dan berencana tinggal di Jogjakarta dalam jangka waktu lama. Namun kemudian, ia mendaftar di sebuah perusahaan yang berada di Jakarta. Maka seseorang tersebut perlu menuliskan alamat kostnya bukan alamat domisili. Hal ini untuk memudahkan perusahaan apabila mengirimkan dokumen penting kepada sosok pelamar.

“Apalagi untuk saat ini, alamat email sangat penting untuk dicermati. Jangan sampai menggunakan alamat email yang penamaannya masih menggunakan kata-kata yang tidak selaras dengan identitas nama diri kita.” ungkapnya dalam acara yang diadakan oleh Direktorat Pengembangan Karier dan Alumni UII ini.

Selain itu, Lifthya menjelaskan terkait banyaknya halaman dalam penulisan curriculum vitae. Menurutnya, ideal dalam penulisan curriculum vitae adalah satu halaman saja apabila untuk melamar pekerjaan. Adapun untuk melamar beasiswa pendidikan maka ideal nya dua halaman karena curriculum vitae untuk beasiswa lebih spesifik menjelaskan terkait skill apa yang telah ia kuasai

Ia juga berbagi tips untuk menuliskan Riwayat organisasi bahwa apabila kita mengikuti kepanitiaan namun kita posisi nya sebagai anggota, maka kepanitian tersebut tidak perlu dituliskan di dalam CV. Hal ini disebabkan karena kedudukan sebagai anggota tidak memberikan nilai tambah yang begitu signifikan. Oleh sebab itu, perlu meningkatkan kembali jiwa berorganisasi nya untuk bisa berkontribusi lebih banyak lagi karena posisi dalam berorganisasi sangat berpengaruh.

Terakhir Lifthya mengatakan, “Apabila teman-teman minim tentang pengalaman organisasi, maka tak perlu berkecil hati. Oleh sebab itu, cara lain yang perlu dilakukan yaitu dengan menceritakan pengalaman training (pelatihan-pelatihan) yang telah diikuti, karena dari training ini dapat memberikan gambaran bahwa teman-teman semangat untuk meng-upgrade diri” ungkapnya. (A/RS)