Tips Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa

Karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan data dan fakta yang ditulis melalui suatu metodologi penelitian. Karangan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi atau pengamatan di lingkungan sekitar. Beberapa contoh karangan ilmiah seperti makalah, kertas kerja, skripsi, dan tesis. Untuk menyelesaikan sebuah karya ilmiah diperlukan niat yang bulat. Hal ini menjadi satu kunci untuk menghadirkan komitmen dalam penyelesaian karya ilmiah.

Seperti dipaparkan oleh Mohammad Abdul Rahman, S.E., M.M. dalam acara bincang santai di Perpustakaan Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UII pada Rabu (5/5).

“Untuk memulai menjadi penulis karya ilmiah itu kita harus berkomitmen untuk membuat suatu karya yang sekiranya bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.” jelas pengajar di Universitas Islam Zainul Hasan itu. Selain memulai kedua awalan tadi, yang menjadi perhatian utama juga adalah teknik untuk menulisnya.

Menurutnya, seorang peneliti harus memiliki sikap objektif dalam melakukan penelitian. Selain itu, sikap menghargai penulis lainnya. Pencantuman hasil karya orang lain yang dimasukkan ke dalam karya kita adalah salah satu penghargaan juga. Menghargai dan meminta izin sebelum mengutip itu adalah merupakan salah satu sikap benar penulis satu terhadap penulis lainnya.

Tahapan penyusunan karangan ilmiah terdiri dari enam pokok, yang meliputi persiapan, pengumpulan data, pengonsepan, pemeriksaan, penyuntingan, dan penyajian.

Di samping itu, ia juga berbagi tips agar tulisan ilmiah dapat dimuat di portal jurnal. Agar lolos, ada hal-hal mikro yang perlu diperhatikan dengan baik oleh si penulis. “Ada referensi yang tidak masuk di daftar pustaka, tetapi masuk di literature review,” pungkasnya.

Yang menjadi problematika lain selain pencantuman referensi yaitu terkadang penulis tidak melakukan penyuntingan ketika telah melakukan penulisan karya ilmiah. Hal tersebut berimplikasi pada gagal terbit artikel ilmiah yang telah dibuat.

Rahman juga berpesan kepada generasi muda yang tertarik di bidang penulisan karya ilmiah. Bahwa jangan lupa senantiasa memperkuat niat dan tidak lupa untuk memotivasi diri. “Kita harus aksi, jangan ditunggu kapan baru bisanya. Kalau tidak tahu bisa bertanya,” tutup Rahman. (KR/ESP)