UII Bersama UGM Selenggarakan 3rd IIFAS Conference

Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia (UII) dan Pusat Studi Sosial Asia Tenggara Universitas Gadjah Mada (UGM) berkolaborasi dengan Internasional Indonesian Forum on Asian Studies (IIFAS) committee menyelenggarakan konferensi internasional 3rd IIFAS Conference yang merupakan forum ilmiah tahunan lintas disiplin ilmu sosial yang membahas perkembangan isu sosial baik lokal maupun internasional, pada hari Rabu dan Kamis, tanggal 8 dan 9 Februari 2017 di Yogyakarta.

Disampaikan Ketua Program Studi Hubungan Internasional UII, Irawan Jati, S.IP., M.Hum., MSS. pada jumpa pers di Yogyakarta, Selasa (7/2), 3rd IIFAS Conference tahun ini mengusung tema Borderless Communities and Nations with Borders: Challenges of Globalization. Tema ini menurutnya diambil sebagai respons akademik untuk menelaah tantangan globalisasi yang membawa banyak implikasi dalam berbagai bidang.

“Penyelenggaraan pada hari pertama, 8 Februari 2017 bertempat di Auditorium Sukadji Ranuwiharjo, Gedung Magister Manajemen UGM. Sementara pada hari kedua, 9 Februari 2017, bertempat di gedung Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, UII,” paparnya.

Irawan Jati menuturkan, konferensi internasional ini berkomitmen menyediakan forum sharing knowledge yang terbuka dan kritis dalam memaknai fenomena globalisasi yang telah menyentuh seluruh aspek kehidupan modern. Oleh karena itu konferensi ini mengundang beragam perspektif dari beragam disiplin, organisasi, akademisi nasional dan internasional, organisasi pemerintah dan NGO, mahasiswa, professional, korporasi, dan public secara luas untuk berkontribusi dalam mewarnai wacana diskusi.

Lebih lanjut dijelaskan Irawan Jati, penyelenggaraan konferensi akan dihadiri oleh 383 peserta, dalam dan luar negeri. 35 peserta tercatat berasal dari mancanegara (Filipina, Jepang, India, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, Belanda, Malaysia, Inggris, dan Myanmar). Makalah yang akan dipresentasikan sebanyak 295 judul yang ditulis oleh 472 peneliti.

Sebagaimana dijelaskan Irawan Jati, penyelenggaraan konferensi akan dibagi dalam dua sesi utama, yaitu sesi seminar di hari pertama; dan sesi presentasi makalah (paper), pada hari kedua. Konferensi akan dibuka oleh Pimpinan UGM dan dibuka secara resmi oleh Direktur jenderal kelembagaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Dr. Totok Prasetyo, B.Eng. M.T.

“Sesi seminar pada hari pertama akan menghadirkan pembicara Prof. Francis Daehoon Lee (research professor peace studies, Sungkonghoe University), Dr. Lyn Parker (Profesor di Asian Studies dan Associate Dean of Arts Post Graduate Studies pada University of Western Australia), dan Prof. Sigit Riyanto (Fakultas Hukum, UGM),” jelasnya

Selanjutnya pada hari kedua menurut Irawan Jati, peserta akan berdiskusi dalam sesi presentasi makalah yang akan diselenggarakan secara paralel dalam 5 sesi sejak pagi hingga sore hari bertempat di kampus UII. Rangkaian acara seminar akan ditutup oleh pimpinan UII dalam acara resepsi penutupan konferensi pada sore hari tanggal 9 Februari 2017.