,

UII Kembali Cetak Generasi Ulil Albab

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menambah lulusannya pada pelaksanaan Wisuda Periode V Tahun Akademik 2016/2017, di Auditorium Prof. KH. Abdulkahar Muzakkir UII, Sabtu (29/7).  Sejumlah 1100 generasi ulil albab yang diluluskan terdiri terdiri dari 22 orang dari Program Diploma (D3), 961 orang dari Program Strata Satu (S1), 11 orang dari Program Magister dan 1 orang dari Program Doktor. Dari jumlah tersebut, 485 orang berhasil meraih predikat cumlaude.

Pada pelaksanaan wisuda UII periode kali ini, indek Prestasi Komulatif (IPK) tertinggi pada Program Strata Satu, 3,98 (tiga koma sembilan delapan) berhasil diraih oleh Nenden Siti Fauziyah, mahasiswi Program Studi Ekonomi Islam. Sementara waktu tempuh studi tercepat S1 yaitu 3 Tahun 6 Farid Aflah dari Program Studi Akuntansi. Dengan wisuda kali ini, jumlah lulusan UII telah berjumlah 87.173 orang.
Ucapan selamat disampaikan Rektor UII, Nandang Sutrisno, S.H., LL.M., M.Hum., Ph.D., kepada para wisudawan yang telah berhasil menyelesaikan proses pendidikan formal lengkap dengan segala bentuk evaluasi di dalamnya.

Untuk mempercepat proses belajar di masyarakat, sekaligus mengintegrasikan gerak langkah guna membawa nama baik universitas, Nandang Sutrisno berharap para wisudawan dapat bergabung dengan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UII yang berada di hampir seluruh wilayah Indonesia, bahkan di luar negeri.

“Dengan aktif dalam IKA UII, wisudawan akan terus menjaga tersambungnya tali silahturami antara alumni dan dengan UII, serta dapat ikut bersama-sama berperan serta dalam membesarkan UII,” ungkapnya.

Nandang Sutrisno menuturkan, komitmen UII pada dasarnya tidak hanya mampu bersaing di antara ketatnya persaingan perguruan tinggi saat ini, namun UII berkomitmen menjadi institusi pendidikan yang berkualitas dan mampu berperan dalam merealisasikan visi dan misinya sebagai lembaga pendidikan Islam yang rahmatan lil’alamiin.

Hal ini menurutnya dapat diwujudkan oleh seluruh keluarga besar UII, tidak terkecuali oleh para alumninya terlebih bila melihat berbagai persoalan yang ada di tengah kehiupan bangsa. Seperti maraknya upaya yang disinyalir sebagai tindakan yang mengarah pada sikap dan pemikiran radikalisme.

Sebagai bagian dari elemen bangsa, Nandang Sutrisno mengajak para wisudawan untuk dapat mengimplementasikan penghayatan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, dalam wujud sikap dan pemikiran ketika menjalankan berbagai aktivitas masing-masing.
“Sebagaimana UII ini didirikan oleh tokoh-tokoh nasional yang mempunyai latar belakang beragama, namun dapat bermufakat untuk mendidik anak-anak bangsa dari berbagai latar belakang suku dan budaya yang beraneka ragam,” paparnya.

Lebih lanjut ia menuturkan, saat ini juga telah terjadi pencampuradukan makna antara ‘sikap radikal dalam beragama’ dan ‘kebrutalan’ dengan mengatasnamakan agama. Menyikapi perihal tersebut, Nandang Sutrisno mengajak khususnya para wisudawan UII untuk dapat melihat kedua hal tersebut sebagai dua hal yang sangat berbeda dan perlu difahami anatominya secara jelas.

“Sikap radikal dalam agama hendaknya perlu difahami secara komprehensif sebagai upaya untuk bersikap konsisten dalam beragama dan selalu memperbaiki diri sesuai dengan akhlak yang dituntunkan oleh agama,” jelasnya.

Sementara wakil alumni UII, Hendi Aldrianto, S.E., M.M., di hadapan wisudawan menuturkan,  sebagai Alumni UII karakter ulil albab penting untuk dikembangkan di manapun berada. Dengan berbagai cara seperti terlibat dalam organisasi dakwah, mengikuti kegiatan kajian ketauhidan, dan yang terpenting adalah dengan cara mencari teman dan lingkungan yang mendukung ke arah kebaikan.

Tantangan di dunia nyata menurut Hendi Aldrianto sangat menggoda idealisme yang sudah dibina saat mahasiswa. Tawaran–tawaran ideologi materialisme sangat masif dan halus, sehingga perlu teman dan lingkungan yang dapat mengingatkan ke arah kebaikan dan kebajikan.

”Sebagai manusia, tentu kita tidak luput atas segala salah dan khilaf, namun yang terpenting sebagai Alumni UII, jika kita sadar telah berbuat salah dan khilaf , segera bertaubat dan hijrah, berputar ke arah yang lebih baik,” tuturnya.