,

UII Perkuat Ketahanan Masyarakat dengan Peringatan Dini Bencana

Tingginya potensi kerawanan bencana di wilayah Kabupaten Purworejo mendapat perhatian dari Universitas Islam Indonesia (UII). Sebagai kampus yang peduli dengan mitigasi bencana, UII turut mendorong penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana bersama pemerintah daerah. Hal ini salah satunya diwujudkan dalam program kuliah kerja nyata (KKN) yang fokus pada masalah tersebut. Sebagaimana nampak pada peresmian sistem peringatan dini (EWS) tanah longsor sekaligus peresmian badan usaha milik desa (BUMDES) yang berlangsung di Desa Donorati, Kecamatan Purworejo, Kab. Purworejo, Jawa Tengah pada Rabu (30/8). Peresmian ini sekaligus sebagai puncak penarikan KKN UII di desa itu yang telah berlangsung selama 1 bulan.

Wakil Rektor III UII, Ir. Agus Taufiq, M.Sc yang hadir pada acara itu mengatakan, pemasangan EWS di Desa Donorati telah dirintis sejak tahun 2016. Setiap tahun UII mengirim tim KKN ke desa itu untuk meneruskan program pemasangan dan pemeliharaan EWS bersama masyarakat. “Sistem ini bekerja dengan cara memantau pergeseran tanah perbukitan di sekeliling desa. Apabila ada pergeseran, sensor akan mengirim sinyal ke server dan membunyikan sirine tanda bahaya”, ujarnya didampingi dosen pembimbing KKN, Wahyudi Budi Pramono, ST, M.Eng.

Sedangkan pendirian BUMDES sendiri merupakan respon dari upaya meningkatkan ketahanan ekonomi warga. Mahasiswa Hukum UII turut membantu warga menyusun peraturan desa sebagai payung hukum pendirian BUMDES. Sebagian modal BUMDES diambil dari anggaran dana desa. “Desa Donorati memiliki beberapa potensi yang dapat dikembangkan sebagai bisnis. Ini akan lebih tertata jika dilembagakan dalam BUMDES”, tambahnya.

Sementara itu, Kasi Kesiapsiagaan Bencana BPBD Purworejo, Iman Ciptadi menyampaikan daerah Donorati memang tergolong sebagai wilayah rawan bencana, khususnya tanah longsor. Wilayah pemukiman di desa dikelilingi oleh tanah perbukitan yang pada musim hujan rawan terjadi longsor. Di Purworejo, terdapat 380 desa yang tergolong rawan bencana.

“Pada 2016 lalu desa ini terkena longsor hingga menimbulkan korban jiwa 16 orang. Kami mengapresiasi KKN UII yang di setiap wilayah selalu ada program mitigasi bencana. Ke depan mungkin kami juga mengajak mahasiswa membentuk relawan tanggap bencana di desa-desa”, ujarnya. Ia berharap program KKN semacam ini terus berlanjut di wilayah Purworejo dengan melibatkan kerjasama bersama BPBD setempat.

Kepala Desa Donorati, Paryoto mengucapkan terimakasih atas dukungan yang diberikan para mahasiswa KKN UII di wilayahnya. Sebagai pemimpin di desa yang dihuni sekitar 1.000 jiwa itu, ia merasa program KKN dapat mendorong peningkatan kapasitas masyarakat. “Masyarakat menjadi bersemangat untuk melakukan hal-hal baru, seperti belajar tentang kesiapsiagaan bencana dan belajar tentang mengelola BUMDES karena program KKN”, pungkasnya.