UII Sambut 50 Dosen Baru

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menerima dosen tetap untuk beberapa program studi. Sebanyak 50 calon dosen tetap memenuhi kriteria dan dinyatakan lolos hingga tahap akhir seleksi dari sekitar 600 pendaftar. Di hadapan pendidik baru, Rektor UII Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. mengatakan di UII ilmu dan agama saling berdampingan dan diterapkan di lingkungan kampus.

“Selamat datang di kampus yang menjadi tempat bertemunya ilmu dan agama. Wadah yang semoga dapat menjadikan kita berilmu ilmiyah dan beramal amaliyah,” ungkapnya pada acara penyambutan yang berlangsung di Gedung Prof. Dr. Sardjito Kampus Terpadu UII, Kamis siang (26/9).

Lebih lanjut, Fathul Wahid menjelaskan bahwa UII didirikan atas dasar nilai-nilai keberagaman dalam Islam. Berbagai perbedaan pemikiran tokoh Islam pada zaman perjuangan telah mencetuskan satu tujuan yang sama yakni keharmonisan dalam keberagaman.

“Tokoh-tokoh Islam pada zaman perjuangan sepakat akan mendirikan sekolah yang nantinya memberikan keharmonisan dalam keberagaman untuk menyongsong masa depan bangsa. Terciptanya intelektual Islam yang bermanfaat untuk bangsa,” lanjutnya.

Fathul Wahid menambahkan, dalam perjalanannya UII telah berkembang menjadi perguruan tinggi yang menjunjung nilai-nilai keislaman, nilai-nilai kebangsaan, keberagaman pemikiran Islam dan internasionalisasi universitas. Keempatnya menjadi visi UII dalam upayanya berkhidmat untuk bangsa.

“Keempat elemen ini diharapkan dapat terus kita terapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Harapannya selain dapat bermanfaat bagi lingkungan UII juga bisa dirasakan secara nyata di masyarakat luas” ungkapnya.

Mengakhiri sambutannnya, Fathul Wahid berpesan kepada calon dosen tetap UII bahwa di dalam setiap organisasi itu tidak akan luput dari sebuah konflik. Sebagai sebuah akademisi, ini menjadi media untuk mengasah kemampuan akal dan kreativitas individu agar konflik yang ada justru tidak menjadi beban masalah.

“Di dalam sebuah organisasi apalagi intitusi pendidikan, konflik menjadikan kita pribadi yang akan lebih inovatif. Jernihkan pikiran luaskan pengetahuan dan nikmati setiap prosesnya, maka segala macam masalah itu akan dipermudah urusannya,” pungkasnya. (ENI/RS)