UII Siap Dukung IAI Al-Qur’an Al-Ittifaqiyah, Indralaya Menjadi Universitas

Universitas Islam Indonesia (UII) melaksanakan seremoni penandatanganan nota kesepahaman bersama Institut Agama Islam (IAI) Al-Qur’an Al-Ittifaqiyah, Indralaya di Ruang Sidang Lantai 2, Gedung Prof. Dr. Sardjito, UII, Kamis (26/1). Acara ini dihadiri oleh Rektor UII Prof. Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D beserta jajarannya. Sementara IAI Al-Qur’an Al-Ittifaqiyah diwakili oleh Rektor, Dr. Hj. Muyasaroh, M.Pd.I.

Dalam sambutannya, Prof. Fathul Wahid menyatakan UII percaya bahwa kerjasama dengan banyak pihak akan membawa kebahagiaan untuk semua. “Semoga kerjasama ini bisa melanjutkan tradisi baik yang sudah dilakukan dan ditingkatkan lagi. Kami berharap tidak berhenti dalam penandatanganan dokumen tapi bisa berlanjut dengan program bersama.” Ujarnya.

Sementara itu, Muyasaroh nampak didampingi oleh Wakil Rektor I, Wakil Rektor III, dan Kepala Program Studi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Dalam sambutannya, ia mengatakan bahwa maksud kedatangannya dan jajaran untuk bersilaturahmi dengan pimpinan UII, belajar dan meminta bimbingan agar mampu mengembangkan institusinya menjadi sebuah universitas sesuai dengan amanah yang diberikan oleh pimpinan yayasan Pondok Pesantren Al-Ittifaqiyah.

“Oleh karena itu, kita meminta untuk diarahkan menjadi universitas oleh pimpinan UII.” Imbuhnya. Ia juga menambahkan bahwa institut ini berawal dari sebuah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al Qur’an yang terinspirasi dari Institut Ilmu Al-Qur’an di Jakarta.

Wakil Rektor I Al-Ittifaqiyah, Dr. H. Qomaruddin Sassi, M.M. menjelaskan bahwa cita-cita untuk menjadi universitas sedang direalisasikan dengan membentuk beberapa program studi baru khususnya dalam bidang sains dan teknologi (SAINTEK) seperti Arsitektur, Pertanian, Kesehatan Masyarakat, dan Teknik Informatika.

“Kita mengetahui bahwa UII memiliki program studi Arsitektur, sehingga kita memohon bimbingan dari UII untuk bisa membentuk program studi ini dan mengembangkan Indralaya melalui ilmu arsitektur.” Ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya tengah gencar membantu para dosen meraih gelar doktor dan guru besar guna mewujudkan cita-cita itu. “Salah satu cara untuk menjadi guru besar adalah menguji para doktor, berharap agar program studi pascasarjana FIAI bisa berkolaborasi untuk mencapai poin-poin yang diharapkan untuk menjadi guru besar bisa terlaksana.” Tambahnya.

Menanggapi hal ini, Ir. Wiryono Raharjo, M. Arch., Ph.D selaku Wakil Rektor Bidang Networking & Kewirausahaan UII sekaligus dosen Arsitektur untuk membentuk program studi arsitektur perlu memilih ciri khas yang hendak dibawa. “Nantinya, ciri khas ini akan membantu kita dalam menentukan kurikulum yang hendak dipakai oleh program studi tersebut.” Ujar Wiryono.

Terkait dengan kolaborasi untuk menjadi penguji dalam ujian doktoral sebagai syarat menjadi guru besar, Dr. Drs. Yusdani, M.Ag. selaku Ketua Program Studi Hukum Islam Program Doktor menyatakan bahwa pihaknya siap membantu dan mengundang dosen IAIQ Al-Ittifaqiyah untuk menjadi penguji disertasi. “Sangat mungkin untuk jadi penguji doktor dan kita siap mengikuti arahan rektor.” Ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa kerjasama bisa dikembangan dalam bentuk penelitian Fiqh yang luas mencakup fiqih kearifan lokal dan budaya. (AP/ESP)