UII Terima Kunjungan Institut Teknologi Telkom Purwokerto

Institut Teknologi (IT) Telkom Purwokerto melakukan kunjungan studi banding ke Universitas Islam Indonesia (UII) pada Kamis (12/10). Acara yang digelar di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito UII, mendiskusikan strategi pemasaran dalam meningkatkan minat siswa untuk bergabung ke Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Hadir dalam pertemuan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan & Alumni UII, Dr. Drs. Rohidin, S.H., M.Ag., serta Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Pemasaran IT Telkom Purwokerto, Dadiek Pranindito, S.T., M.T.

Membuka sekaligus memberikan sambutan, Dr. Rohidin menjelaskan tentang sejarah UII. “UII didirikan tanggal 8 Juli 1945, 40 hari sebelum kemerdekaan, tepatnya tanggal 27 rajab 1364. Dulu namanya bukan UII, tapi STI (Sekolah Tinggi Islam) yang didirikan di Jakarta, dan yang mendirikan adalah juga pembentuk Republik Indonesia,” tutur Dr. Rohidin di hadapan forum diskusi.

Menyambung cerita tentang sejarah UII, Dr. Rohidin menambahkan “pada saat agresi militer Belanda yang kedua, suasana kacau termasuk di Ibu Kota, dan Ibu Kota dalam keadaan genting, tidak mungkin lagi bisa menjalankan pemerintahan dengan baik, maka kemudian Ibu Kota itu pindah ke DIY, karena dosen STI adalah sekaligus penyelenggara negara, sehingga STI kosong dan STI pun ikut pindah ke Jogja. Pada tahun 1947, nama STI diubah menjadi UII,” imbuhnya.

Sementara itu, Dadiek Pranindito menegaskan bahwa PTS memiliki peran penting dalam penerimaan mahasiswa baru tiap tahun. “Kontribusi PTS (Perguruan Tinggi Swasta) untuk pendidik atau memberikan pendidikan bagi mahasiswa, utamanya di Indonesia ini sangat besar. karena mungkin jumlahnya kalau tidak salah hampir 4000, dan apabila melihat lagi ke visi Indonesia itu sebetulnya harapan kita itu bisa meningkatkan nilai APK (Angka Partisipasi Kasar) yang menurut data saat ini itu kita masih rendah di angka sekitar 30%an,” tegas Dadiek Pranindito.

Tujuan utamanya adalah, PTS dapat berkolaborasi dalam meningkatkan minat siswa untuk melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang perkuliahan. “Misinya adalah bukan kompetitor, tapi misinya adalah bagaimana caranya memberitahu kepada mahasiswa atau siswa-siswi bahwa pentingnya untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi,” ujarnya.

Pada sesi diskusi, Kepala Bagian Admisi dan Pemasaran IT Telkom Purwokerto, Ahmad Shofan Shofa, S.Pd., M.M., mengajak PTS di Indonesia untuk berlomba-lomba meningkatkan mutu dan kualitasnya. “Semakin banyak PTS harapannya semakin menyadarkan masyarakat, meningkatkan tingkat APK, bukan bersaing tapi fastabiqul khairat. Jadi dengan adanya kejar-kejaran tadi kita saling berbenah, kita saling mengembangkan diri, kita saling memperbaiki diri dan akhirnya tercapai tujuan,” jelasnya.

Senada dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya, Direktur Pemasaran UII, Galang Prihadi Mahardika, S.Kom., M.Kom., menegaskan perlunya strategi pemasaran guna meyakinkan mahasiswa bergabung ke PTS. “Kalau di pemasaran, kita tidak ngomong hanya di awal, hanya nyari mahasiswa di awal,  di awal kita melakukan terus menguatkan mahasiswa kalau mahasiswa diterima itu ngapain,” tegas Galang Prihadi Mahardika.

Terakhir, ia menyampaikan bahwa salah satu strategi untuk meningkatkan minat mahasiswa bergabung adalah memberikan kesempatan untuk calon mahasiswa merasakan pengalaman berkeliling dan belajar di UII satu hari. “Kita bikin beberapa aktivitas, salah satunya adalah sehari menjadi, jadi mahasiswa yang belum tentu kuliah di UII, yang sudah diterima itu kita ajak main ke UII, berangkat dari sini kita bikin acara di sini terus mereka melihat UII, dan akhirnya mereka yakin mau registrasi,” tandasnya. (JR/RS)