Warga Dlingo Dilatih Kelola Risiko Diabetes Melitus dan Hipertensi

Meningkatnya angka penderita penyakit diabetes mellitus (DM) dan hipertensi di Indonesia menjadi isu yang patut diperhatikan. Lokasi tempat tinggal yang terpencil dan jauh dari puskesmas turut berperan dalam sulitnya mengelola risiko penyakit tersebut. Seperti dialami oleh masyarakat Desa Terong dan Jatimulyo yang termasuk wilayah Kecamatan Dlingo, Bantul. Dengan medan yang berada di pegunungan, warga cukup kesulitan mengakses pelayanan kesehatan. Hal tersebut berdampak pada belum terlaksananya program pengelolaan penyakit tidak menular (PTM) di wilayah tersebut. Jumlah warga yang menderita penyakit diabetes dan hipertensi pun terus meningkat.

Inilah yang mendorong dosen UII yang diketuai oleh Dimas Adhi Pradana, M.Sc.,Apt dari Prodi Farmasi FMIPA UII terjun membantu mengatasi permasalahan tersebut. Melalui program Ipteks Bagi Masyarakat (IBM) Kemenristek Dikti tahun 2017, ia bermaksud meningkatkan optimalisasi peran Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) Desa Terong dan Jatimulyo. Pelaksanaan program pengabdian dilaksanakan dalam kurun waktu April sampai Oktober 2017.

Disampaikan Dimas Adhi Pradana, tahap pertama pembentukan posbindu adalah pelatihan calon kader yang akan bertugas. “Pelatihan dilakukan dengan metode “Cara Belajar Kader Aktif’ (CBKA), cooperative learning, case based learning tentang penyelenggaraan Posbindu, pengukuran faktor risiko, deteksi dini, pengelolaan penyakit hipertensi dan DM, pengobatan herbal, serta teknik konseling dasar”, terangnya.

Sedangkan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat juga diberikan media edukasi yang informatif tentang penyakit hipertensi dan DM. Pengadaan beberapa alat kesehatan seperti tensimeter, stetoskop, timbangan berat badan, pengukur tinggi badan, midline, alat analisis lemak tubuh, kit pengukur glukosa dan kolesterol darah, serta modul pintar kader juga dilakukan.

Setelah itu dilakukan pembukaan Posbindu pada ke-2 desa tersebut pada bulan Agustus 2017. Dalam Kegiatan tersebut, ketua tim hibah menyerahkan secara simbolis alat kesehatan kepada Kepala Desa setempat. “Kegiatan dilanjutkan dengan edukasi dan monitoring gula darah dan tekanan darah oleh kader selama kurun waktu bulan Agustus sd Oktober 2017. Program diakhiri dengan pengukuran parameter klinis warga penderita hipertensi dan DM setelah dilakukan edukasi dan monitoring selama 3 bulan”, tambahnya.

Berdasarkan data pengukuran parameter klinis akhir diketahui bahwa terdapat perbaikan dalam pengelolaan kondisi klinis warga, yaitu dengan terkontrolnya kadar gula darah dan tekanan darah. Program akan dilanjutkan secara swadaya dan dikawal oleh puskesmas setempat sehingga akan tetap terus berkesinambungan. Pembukaan Posbindu pada ke-2 Desa tersebut diharapkan menjadai percontohan untuk wilayah lainnya di kecamatan Dlingo, Bantul.

Save