Warung Prancis UII Gelar Pekan Francophonie 2017

Warung Prancis Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar kegiatan Pekan Francophonie, pada Rabu (29/3). Bertempat di ruang Warung Prancis UII, berbagai aktivitas diselenggarakan antara lain lomba Masquerede, lomba Tipografi, diskusi Francophonie dan Klub Prancis bersama anak-anak dari Yayasan Little Care Yogyakarta. Selain itu, Warung Prancis UII juga menggelar diskusi dengan topik “Esensi dan Identitas Francophonie” menghadirkan narasumber Nur Fitria dari Institut Français d’Indonésie (IFI) Yogyakarta.

Disampaikan Ginanjar selaku koordinator Warung Prancis UII, Setiap tahun di bulan Maret, IFI melaksanakan pekan Frankofoni (la semaine de la francophonie). Dijelaskan Ginanjar Francophonie dengan huruf ‘F’ kapital merujuk pada organisasi atau negara-negara yang menggunakan bahasa Prancis sebagai bahasa sehari-sehari atau bahasa resmi. Sedangkan francophonie, dengan huruf ‘f’ kecil digunakan untuk menyebut orang yang bisa berbahasa Prancis.

Meskipun Indonesia tidak termasuk dalam negara anggota Francophonie, menurut Ginanjar bahasa Prancis menjadi salah satu bahasa internasional yang diajarkan di tingkat SMA dan Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, IFI sebagai promotor bahasa dan kebudayaan Prancis di Indonesia merasa perlu memperkenalkan identitas dan esesnsi Francophonie ke masyarakat melalui kegiatan tahunan ini.

Dijelaskan Ginanjar, dalam penyelenggaraan lomba Tipografi peserta diminta untuk membuat tulisan artistik dalam bahasa Prancis yang telah disediakan panitia. Kalimat yang ditulis merupakan penggalan kutipan-kutipan dari tokoh-tokoh Prancis. Kemudian dalam lomba Masquarade, peserta mengasah kreatifitasnya dalam membuat dan menghias topeng dengan bahan yang telah disediakan panitia.

Sementra disampaikan Nur Fitria pada sesi diskusi, bahasa Prancis telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa dekade terakhir. Pada tahun 2050, bahasa Prancis diperkirakan menjadi bahasa no.1 di dunia. “Bahasa Prancis saat ini berada pada urutan ke 3 sebagai bahasa yang paling banyak dituturkan secara global, dimana sebelumnya berada pada urutan ke-5,” tandasnya.