,

Wisudawan Diharapkan Sikapi Ancaman Keterbelahan

Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar upacara wisuda secara luring yang dihelat di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir. Di sisi lain kampus terpadu UII, juga memberikan opsi kepada mahasiswanya untuk melakukan wisuda secara daring dari kediaman masing-masing. Upacara wisuda ini tetap diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Acara wisuda periode VI Tahun Akademik 2021/2022 pada hari Sabtu (30/07) tersebut, diikuti oleh 706 lulusan yang terdiri dari 13 ahli madya, 624 sarjana, 67 magister, dan 2 doktor. Kali ini kampus terpadu UII mendesain wisuda luring untuk maksimal 700 mahasiswa. Mahasiswa yang mengikuti upacara wisuda secara daring tetap mengikuti serangkaian prosesi wisuda dengan tertib dan khidmat.

Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan kontribusi mahasiswa untuk kebaikan bangsa. Ia berpesan kepada wisudawan untuk senantiasa melakukan refleksi diri dan selalu bertanya ke diri sendiri tentang apa yang bisa dikontribusikan untuk kesejahteraan bangsa. 

Masih banyak pekerjaan rumah kolektif yang perlu mendapatkan perhatian. Beberapa di antaranya terkait dengan ketimpangan di banyak sektor, korupsi yang seakan tak ada habisnya, kelestarian lingkungan yang semakin terancam, sampai dengan ancaman keterbelahan bangsa sebagai residu proses politik yang belum dewasa. “Tidak mungkin masalah ini diserahkan semua ke negara, sebagai mahasiswa harus mampu secara kolektif berkontribusi,” ungkapnya.

Ia pun memberikan penekanan kepada wisudawan terkait masalah ancaman keterbelahan bangsa. Menurutnya, residu dari proses politik beberapa tahun terakhir telah menggiring banyak bangsa di dunia kepala keterbelahan atau polarisasi. Tidak menutup kemungkinan Indonesia juga termasuk lingkup ini. Opini dan perasaan lebih dikedepankan dibandingkan dengan fakta, ini yang disebut dengan era paskakeberanan.

Di samping itu, kesadaran bersama terkait fenomena keterbelahan bangsa belum sepenuhnya terjalin nyata. “Berdemokrasi secara dewasa membutuhkan berbagai prasyarat, termasuk kemampuan berpikir mandiri dan tidak terjebak narasi publik, serta siap berbeda pendapat dengan tetap menghargai pihak lain,” tandasnya.

Lebih lanjut, Ia membeberkan entitas kehadiran media sosial yang tidak bisa dipisahkan dengan fenomena keterbelahan bangsa. “Maka dari itu, saya mengajak wisudawan untuk memikirkan isu-isu yang terkait,” ungkapnya. Isu keberadaan sosial media, gerakan kolektif mahasiswa, serta kesadaran mahasiswa untuk menjadi warga negara yang dewasa dan mampu bersikap mandiri. 

“Gapai masa depan yang sudah Saudara desain di kampus ini. Buatlah anak tangga untuk mencapainya, tetap menjadi orang baik yang keberadaannya dicari, kehadirannya dinanti, kepergiannya dirindui, kebaikannya diteladani dan kematiannya ditangisi,” tutupnya.

Ada 3 mahasiswa lulusan predikat cumlaude dan 1 mahasiswa menyabet predikat summa cumlaude. 4 mahasiswa ini mendapatkan pin emas dan disaksikan langsung oleh Rektor UII. Wisudawan tersebut diantaranya Iga nur Ramdhani dari prodi Arsitektur program magister, Hasan Mazaya Lathifah dari prodi Ekonomi Islam program sarjana, Siti Sundari dari prodi  Pendidikan Agama Islam program sarjana, dan Budiani Astuti dari prodi Analisis Kimia program sarjana. 

Suryo Wisnu Hadi dalam sambutan wakil wisudawan, turut berterima kasih kepada semua sivitas akademika UII, rekan-rekan seperjuangan serta orang tua yang telah membantu proses belajar di kampus. “Terima kasih kampus UII telah menjadi tempat belajar terbaik bagi saya dan rekan-rekan semua,” ungkapnya. 

Ia juga memberikan pesan semangat kepada rekan wisudawan periode VI. “Majulah semua rekan-rekan periode VI, dan berikan kontribusi terbaikmu sesuai dengan bidang yang kalian sukai dan tekuni,” tutupnya. (LMF/ESP)