,

Arsitek Indonesia Diharapkan Berkualitas Internasional

Profesi Arsitek merupakan salah satu dari delapan profesi yang diatur di ASEAN, dalam konteks free flow of services. Hal ini mencerminkan betapa pentingnya profesi arsitek tersebut terhadap perkembangan dunia. Dalam satu karya arsitektur, terdapat berbagai aspek ilmu pengetahuan yang dapat di telaah misalnya ilmu sejarah, sosial, budaya, bahkan hingga perkembangan ekonomi dan kesejahteraan suatu bangsa.

Universitas Islam Indonesia (UII) sebagai institusi perguruan tinggi nasional pertama di Indonesia tentunya sangat peduli dengan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang arsitektur. Salah satu upaya yang dilakukan UII untuk terus mengembangkan ilmu arsitektur diantaranya dengan mengadakan  kegiatan Sustainibility in Architecture.

Rangkaian acara Sustainability in Architecture yang diselenggarakan pada tanggal 27-31 Januari 2018 di Gedung Moh. Hatta UII merupakan acara yang diusung oleh Program Studi Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr) UII bekerjasama dengan Ikatan Arsitek Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (IAI DIY) dan Asosiasi Pendidikan Tinggi Arsitektur Indonesia (APTARI). Acara ini terdiri dari Pameran Karya Arsitek dan Seminar Nasional dengan mengusung tema “Profesi Arsitek dalam Keadaban Arsitektur”.

Sebelumnya, telah berlangsung Pameran Karya Arsitek yang digelar pada 27-31 Januari 2018. Rangkaian acara ditutup dengan Seminar Nasional yang berlangsung pada Rabu, 31 Januari 2018. Seminar Nasional Sustainability in Architecture dengan tema “Profesi Arsitek dalam Keadaban Arsitektur” ini dibuka oleh Rektor Universitas Islam Indonesia Nandang Sutrisno, SH., M.Hum., LLM., Ph.D.

Turut hadir dalam acara anatara lain Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia Ar. Ahmad Djuhara, IAI, Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Arsitek Indonesia Ar. Munichy Bachron Edrees,IAI, AA, Ketua IAI DIY Ar. Ahmad Saifudin Muttaqi, AA dan beberapa Ketua IAI Daerah dari seluruh Indonesia. Selain itu juga tampak hadir Wakil Rektor I Bidang Akademik UII Dr.-Ing. Ilya Fadjar Maharika, IAI, serta para narasumber seminar Prof.Yandi Andri Yatmo, ST., Dip.Arch., M.Arch., Ph.D., IAI, Dr. Ir.Yohanes Basuki Dwisusanto., M.Sc, dan Dr. Rony Gunawan Sunaryo., ST.,MT.,IAI,.

Dalam sambutannya, Nandang Sutrisno menyampaikan bahwa arsitek harus bisa bersaing secara global. “Inilah alasan mengapa UII melakukan akreditasi internasional agar mahasiswa kita memiliki kualitas dan bisa bersaing tidak hanya di level ASEAN namun juga secara global,” tandasnya.

Pernyataan Rektor UII tersebut juga diamini oleh ketua IAI Nasional, Ahmad Djuhara. Djuhara menyebutkan bahwa arsitek-arsitek Indonesia harus memiliki kualitas Internasional sehingga mampu bersaing dengan arsitek dari negara lain. Selain itu, dirinya juga mengapresiasi langkah UII yang terus mendorong kemajuan dibidang pendidikan arsitektur.

”Kita patut bangga dengan UII yang telah mengirimkan 53 mahasiswanya berangkat ke Seoul, Korea Selatan pada bulan September 2017 lalu. Ini menjadi bukti keseriusan UII dalam memahami dan menanggapi tantangan global,” tuturnya.

Dalam Seminar Nasional ini, lebih dari 120 arsitek berperan serta dalam proses perumusan ide dan pembuatan karya terkait isu arsitektur berkelanjutan. Sebanyak 37 peserta terpilih mempresentasikan ide dan gagasannya secara ilmiah dalam sesi paralel dengan 4 sub tema Arsitektur Bermartabat, Arsitektur Manusiawi, Arsitektur Berteknologi, serta Arsitektur Berbudaya. (MHH/RS)