Berprestasi Melalui Kompetisi Mahasiswa Kemendikbud

Sukses Berkarir Sesuai Syariat Islam

Sebagian besar mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) yang mengetahui kegiatan kompetisi tingkat perguruan tinggi, di panggung nasional hanyalah PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). Namun faktanya selain PKM, terdapat banyak ajang lain yang setingkat, berkaliber nasional di panduan Kementerian. Hal ini disampaikan Kepala Divisi Pembinaan Dewan Pembinaan Kemahasiswaan (DPK) UII, Arif Fajar Wibisono, S.E., M.Sc pada (25/6) saat menyampaikan sosialisasi Program Kompetisi Mahasiswa Kemendikbud KBMK, KBMI & PHP2D.

Program kegiatan kompetisi yang diadakan oleh Kemendikbud/Ristekdikti ini tidak hanya terbilang bergengsi untuk memperoleh prestasi, namun juga menjadi ajang ‘penting/. Arif menjelaskan bahwa terdapat manfaat dan pentingnya program ini, tidak hanya untuk mahasiswa semata namun juga perguruan tinggi itu sendiri.

“Kompetisi-kompetisi yang diadakan oleh Kemendikbud itu termasuk dalam kriteria acuan penilaian dan perangkingan perguruan tinggi di Indonesia. Dan Alhamdulillah, tahun kemarin UII masuk di kisaran peringkat 14-17 dalam prestasi kemahasiswaan untuk PTN serta PTS. Kita masih ingin mengejar betul kompetisi-kompetisi dari Kemendikbud ini, harus kita raih, karena selama ini semua prestasi ini kebanyakan diambil oleh PTN,” jelasnya.

Dari sisi manfaat bagi mahasiswa sendiri, kegiatan Kemendikbud/Ristekdikti ini dapat menjadi ruang untuk potensi mahasiswa. Selain itu, Arif menggarisbawahi bahwa kegiatan kompetisi nasional bisa membuka peluang untuk prestasi lain. “Tidak menutup peluang bahwa prestasi ini akan memiliki manfaat ke depan. Entah untuk mencari beasiswa, mencari (melanjutkan) sekolah lagi, atau kalau besok untuk mencari kerja dan memenangkan sesuatu, itu bisa jadi daya jual kalian. Maka dari itu ini menjadi peluang masa depan,” tandasnya.

Arif menerangkan bahwa program kegiatan kompetisi ini bertujuan untuk bisa menciptakan iklim kompetisi mahasiswa. Selain tercipta iklim kompetisi mahasiswa, program ini juga bisa membuat mahasiswa menjadi berprestasi dan lebih produktif saat berada di rumah. “Jangan terlena karena beraktivitas di rumah, aktivitas di kampung halaman, tapi lupa bahwa kalian harus berprestasi dan produktif. Manfaatkan kondisi ini, dengan kelonggarannya, sehingga bisa benar-benar fokus tentang apa yang harus kita kerjakan, apa yang akan saya capai, dengan prestasi-prestasi yang ditawarkan,” terangnya.

Terdapat banyak jenis, kategori, hingga kejuruan dari program kompetisi bisa diikuti oleh para mahasiswa. Maka dari itu Arif mengatakan, bahwa dalam skala nasional semua mahasiswa dengan bakat, kompetensi, Dari disiplin ilmu yang bermacam-macam memiliki peluang yang sama. “Banyak prestasi yang bisa kalian kejar. Kalau kalian anak robotika, ada kontes robot Indonesia. Kalau anak mobil listrik, ada kompetisi mobil listrik nasional. Kalau bagi anak sains, ada Olimpiade Sains Nasional. Ada ajang MTQ, bagi yang punya bakat di bidang seni Al-Quran. Di olahraga ada Pomda, Pomnas. kemudian yang paling booming ini ada PKM,” paparnya.

Kendati dapat menjadi peluang dan prospek besar untuk mahasiswa kedepannya , di kemahasiswaan sendiri seperti yang Arif dapati, sering mendapati mahasiswa yang berminat untuk mengikuti kompetisi justru berorientasi ke luar negeri. “Saya tidak tahu tujuannya apa, tapi banyak teman-teman mahasiswa yang ingin berkompetisi orientasinya ke luar negeri. Tapi dengan itu, di nasional sendiri justru kurang di openi (diperhatikan). Kalau menurut saya, silahkan diikuti yang diluar negeri tapi jangan lupakan yang tingkat nasional,” terangnya. (FSP/RS)