,

BKSPTIS Gaungkan Semangat Majukan Indonesia dan Rawat Jagat

Peran universitas Islam swasta dalam mewujudkan pendidikan berkualitas bagi generasi bangsa dewasa ini menjadi semakin eksis. Berbagai terobosan dalam dunia pendidikan dan tetap berlandaskan pada nilai-nilai luhur terus dihasilkan secara produktif sebagai bentuk sumbangsih universitas Islam swasta bagi kemajuan bangsa.

Untuk terus mengawal kontribusi positif ini, Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Islam Swasta se-Indonesia (BKSPTIS) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) XIII yang bertempat di Auditorium Prof. K.H. Abdulkahar Mudzakkir, Universitas Islam Indonesia (UII) pada Rabu-Kamis (8-9/3).

Mengusung tema “Perguruan Tinggi Islam Swasta Memajukan Indonesia dan Merawat Jagat”, Munas yang akan berlangsung selama dua hari berturut-turut ini dihadiri oleh jajaran Dewan Penasehat dan Dewan Pembina BKSPTIS, para pengurus, serta perwakilan anggota dari berbagai universitas Islam Swasta di Indonesia.

Pada pembukaan sambutannya, Sekretaris Umum BKSPTIS sekaligus Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., terlebih dahulu menyampaikan rasa belasungkawa atas berpulangnya Ketua Umum BKSPTIS, Prof. Dr. H. Syaiful Bakhri, S.H., M.H., beberapa waktu yang lalu. Kepergian beliau memberikan dampak yang besar bagi forum ini.

Dalam paparannya, ia merasa bersyukur karena selama ini UII telah dibantu oleh banyak perguruan tinggi lain termasuk perguruan tinggi Islam swasta dalam mendidik anak bangsa. Menurutnya, dalam era kolaborasi seperti sekarang ini, tidak ada alasan untuk tidak saling mengenal dan untuk bekerja sama antar perguruan tinggi. BKSPTIS dalam hal tersebut bisa menjadi forum untuk saling berbagi dan menginspirasi.

Forum ini juga dapat menjadi tempat untuk merancang strategi guna menghadapi tantangan-tantangan yang membayangi pendidikan di Indonesia khususnya perguruan tinggi. Ia menyebutkan bahwa masih banyak ‘musuh besar’ dalam konteks pendidikan Indonesia, seperti ketimpangan sosial, kemiskinan, hingga kesempatan pendidikan yang belum merata. Untuk mengentaskan masalah-masalah tersebut, perlu diambil tindakan sedini mungkin sebagaimana yang dilakukan dalam forum semacam ini.

“Jika tidak segera mengambil tindakan, dikhawatirkan nantinya masa depan kita akan didesain oleh orang lain. Masa depan kita harus kita desain sendiri. Memang tidak mudah untuk berkolaborasi dengan tetap mementingkan urusan pribadi universitas masing-masing. Forum Munas ini menjadi ajang untuk menggapai dan menyemai mimpi masa depan bersama,“ pungkasnya.

Senada, Ketua Dewan Pembina BKSPTIS, Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, M.A., dalam sambutannya juga menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya Munas pada tahun ini. Ia melihat bahwa pembentukan karakter dan akhlak umat manusia berpusat pada perguruan tinggi Islam Indonesia. Ia juga menambahkan bahwa di BKSPTIS inilah sebenarnya bangsa ini menggantungkan harapan untuk kemajuannya. Forum BKSPTIS ini dapat pula dijadikan contoh dalam membangun dan merawat kebersamaan khususnya antar perguruan tinggi di Indonesia.

Sedangkan Sekretaris Dewan Penasihat BKSPTIS, Prof. Dr. H. Edy Suandi Hamid, M.Ec., dalam sesinya kembali mengenang momentum Munas X BKSPTIS pada 10-11 Desember 2009 di UII. Ia menuturkan bahwa pada saat itu, Munas BKSPTIS bertepatan dengan penemuan Candi Kimpulan di lingkungan kampus UII.

Ia kemudian menjelaskan tentang urgensi Munas yang dipercepat penyelenggaraannya  beberapa bulan dari jadwal yang seharusnya. Pada Munas X silam, ia mendorong perguruan tinggi Islam lainnya untuk turut serta mencapai pemeringkatan tingkat dunia. Hingga saat ini, jumlah perguruan tinggi swasta yang mendapat pemeringkatan tingkat dunia memang sudah meningkat dibandingkan dengan saat itu.

“Meskipun demikian, kita tetap harus terus menggaungkan semangat yang sama baik dalam akreditasi maupun pemeringkatan bagi universitas-universitas Islam swasta lainnya,” tuturnya.

Adapun sesi terakhir diisi dengan penyampaian materi presentasi tentang proyeksi peradaban Islam masa depan yang dibawakan oleh Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Drs. Suwarsono Muhammad, M.A., yang dikemas dalam tajuk “Kapitalisme Religius: Peradaban Islam Masa Depan”. 

Dalam sesi ini ia menyampaikan tentang perubahan hegemoni atas dunia internasional yang menuntut umat Islam untuk lebih antisipatif terhadap dampak yang mungkin terjadi. Materi tersebut juga merupakan bagian dari buku yang ia tulis dan akan segera dicetak dengan judul yang sama. (HM/ESP)