Guru Yang Memberdayakan Potensi Masyarakat

Menjadi seorang guru adalah profesi mulia. Namun bagaimanakah cara menjadi guru sekaligus membantu orang lain dalam hal perekonomian?. Hal tersebut dibahas oleh English Department Association (EDSA), Prodi Pendidikan Bahasa Inggris PBI FPSB UII dengan mengadakan webinar bertema “Sociopreneur As An Educator”. Kegiatan yang dikemas dengan nama EDSATALK ini berlangsung secara daring dengan narasumber Wakhyu Budi Utami, S.Pd., M.App.Ling. Ia adalah seorang guru sekaligus penggerak komunitas sociopreneur.

Wakhyu Budi Utami mengisahkan inspirasinya untuk terjun dalam dunia bisnis diawali ketika mengikuti program yang bernama Sekolah Inspirasi Pedalaman. Waktu itu ia tengah ditugaskan di wilayah Purwonegoro-Banjarnegara, tepatnya di sebuah sekolah dasar. “Konsepnya seperti program Indonesia Mengajar di mana kita diminta membuat program pendidikan informal dengan melatih keterampilan soft skill siswa”, kisahnya.

Daerah tempatnya mengajar merupakan penghasil singkong terbesar di Banjarnegara. Namun banyak warga yang mengeluhkan bahwa harga jual singkong sangat murah ketika dijual mentah. Warga pun memintanya untuk memberikan pelatihan sebagaimana para siswa SD tempatnya mengajar. Untunglah sang suami dapat membuat pelatihan terkait cara membuat mocaf. Mocaf adalah tepung ubi kayu yang dibentuk seperti beras.

Meski berhasil membuat produk singkong olahan tersebut. Namun petani masih kesulitan menjual mocafnya karena termasuk produk baru yang belum banyak dikenal pasar. “Akhirnya kami mencoba membuat bisnis dengan model pemberdayaan, seperti konsep sociopreneur. Karena saat kita membantu orang maka kita juga harus mandiri secara finansialnya. Sebab jika kita hanya mengandalkan bantuan dari orang akhirnya kita tidak mandiri secara finansial”, pungkasnya. (FNJ/ESP)