Bulan Ramadan dan Idul Fitri tahun ini menjadi berbeda karena pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Berbagai aktivitas yang biasa dilakukan umat Islam di Indonesia pun tidak sepenuhnya dapat dilakukan. Salat tarawih dan Ied di masjid, takbiran keliling, dan segala hal yang berpotensi menimbulkan keramaian pun dianjurkan untuk dihindari. Perubahan yang terjadi ini menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan di benak umat, apakah esensi ibadah puasa dan lebaran akan luntur?

Read more

Mahasiswa FIAI Sabet Juara 1 Artikel Ilmiah Nasional

Pemerintah sudah selayaknya tidak sekadar meberikan perhatian pada layanan pendidikan di wilayah kota, namun juga di berbagai daerah. Terlebih di kala pandemi Covid-19 ini, dimana aktivitas pembelajaran diterapkan secara daring. Para guru pun hendaknya dapat menggandeng keluarga siswa dalam menghadapi kondisi pembelajaran.

Read more

Diskusi hukum ketatanegaraan yang diselenggarakan oleh komunitas FH UGM batal digelar. Hal ini lantaran adanya kecaman dan aksi teror terhadap mahasiswa FH UGM selaku penyelenggara, baik berupa pesan instan bahkan ancaman pembunuhan. Pembicara dalam diskusi tersebut, yakni guru besar HTN FH UII Prof Ni’matul Huda pun tidak luput dari teror orang yang tidak bertanggung jawab. Kejadian tersebut mengingatkan pada beberapa peristiwa serupa yang terjadi di kampus-kampus lain. Lantas masihkah kampus memiliki kebebasan akademik?.

Permasalahan tersebut mendapat respon dari Forum Kajian Penulisan Hukum (FKPH) FH UII lewat diskusi yang menyoal terbelenggunya kebebasan akademik dengan menghadirkan dua narasumber yakni Dr. Suparman Marzuki, dosen FH UII dan tokoh serta aktivis HAM, Haris Azhar.

Read more

Jiwa mukmin - UII - berita kontrol kehamilan

Mahasiswa bukan hanya pembelajar. Mereka juga penggerak perubahan masyarakat. Dari mana mereka bertransformasi menjadi pembelajar sekaligus penggerak perubahan?. Jawabannya dapat ditemukan ketika aktif berorganisasi di kampus. Saat ini, nilai tinggi semata tak cukup sebagai bekal di masa mendatang bagi mahasiswa tanpa adanya softskill yang melekat pada diri.

Hal ini yang tergambar dalam webinar UIIGolden bertema “Pentingkah Bergabung dalam Organisasi Kampus bagi Mahasiswa”. Webinar yang diadakan pada Senin (1/6) itu dimoderatori oleh Muhammad Akbar Priandanu dengan pemateri Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan & Alumni, Dr. Drs. Rohidin, M.Ag.

Read more

Melalui Podcast, Aufanida Ingin Mensyiarkan Ramadan

Halalbihalal merupakan salah satu dari sekian tradisi yang telah melekat di masyarakat Indonesia. Tradisi yang biasa diadakan selepas bulan Ramadan ini dimanfaatkan untuk saling silaturrahmi dan bermaafan. Namun kali ini, umat muslim tidak dapat melaksanakan halalbihalal secara tatap muka seperti di tahun-tahun sebelumnya dikarenakan wabah Covid-19.

Read more

Model United Nations atau disingkat dengan MUN merupakan kegiatan internasional yang memberi kesempatan mahasiswa mencicipi atmosfer diplomasi sidang PBB. Selain melatih kemampuan diplomasi, kegiatan ini juga bermanfaat membuka wawasan global. Hal inilah yang mendorong UIIGolden menghadirkan seorang pemateri, yaitu Zul Hazmi Luthfi, mahasiswa Teknik Lingkungan FTSP UII peraih Diplomacy Award in UNHCR of Euro MUN 2018 untuk berbagi pengalaman. Kegiatan tersebut dikemas dalam Webinar yang diadakan UIIGolden pada Selasa (2/6).

Read more

Silaturahmi di kala lebaran atau halal bihalal menjadi tradisi yang lekat dengan kehidupan umat Islam di Indonesia. Di tahun ini, tradisi tersebut mengalami perubahan yang biasanya dilakukan secara langsung, bergeser menjadi daring (dalam jaringan). Seperti yang dilakukan Ikatan Alumni Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (IKATI UII) pada Ahad (31/5) siang.

Halal Bihalal Online IKATI UII diikuti 397 orang alumni dari berbagai generasi. Agham Satria, S.T. selaku Ketua IKATI UII dan wakilnya hadir di acara ini. Turut hadir pula Ketua Jurusan Teknik Industri M. Ridwan Andi P., S.T., M.Sc., Ph.D., Dekan Fakultas Teknologi Industri Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T., serta Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. Halal bihalal yang berlangsung sekitar dua jam tersebut mengangkat tema ‘Satukan Hati, Pererat Silaturahmi Lintas Generasi untuk IKATI Lebih Maju’.

Read more

Ketika pandemi Covid-19 mulai membuat panik manusia sejagad, beragam inisiatif dilakukan untuk meresponsnya dengan cepat. Salah satunya adalah produksi alat pelindung diri (APD) yang sangat dibutuhkan oleh para tenaga kesehatan di benteng terakhir. Banyak aktor, termasuk kampus, mencoba membuat pelindung wajah (face shield) dengan bantuan pencetak tiga dimensi. Niat baik ini, ternyata tidak bisa berpacu dengan waktu. Bahkan, Massachusetts Institute of Technology (MIT), kampus yang mempunyai teknologi pencetak tiga dimensi (3D printer) terbaik di dunia, merasa perlu mengingatkan.

Pencetak tiga dimensi untuk produksi APD bukan solusi yang tepat. Teknologi yang dipakai oleh kampus bukan untuk produksi massal dan lebih untuk membantu membuktikan konsep. Muncullah akhirnya beragam inovasi untuk produksi APD dengan bahan yang bisa ditemukan dan teknologi sederhana yang tersedia. Produksi baju hazmat dan APD lain pun dapat dilakukan oleh usaha kecil dan menengah (UKM), dengan harga terjangkau.

Inilah contoh inovasi ugahari (frugal innovation), yang juga disebut dengan improvisasi kreatif, yang telah terbukti menawarkan beragam solusi di kala pandemi. Salah satu karakter inovasi ugahari adalah aksesibilitas atau inklusivitasnya. Karenanya, inovasi ugahari juga dijuluki inovasi inklusif. Dalam konteks pandemi, semakin banyak aktor yang dapat terlibat akan meningkatkan kapasitas produksi dapat meningkat tajam untuk memenuhi kebutuhan yang tidak mengenal kata ‘nanti’.

Banyak kampus yang berikhtiar juga membuat ventilator yang sangat dibutuhkan oleh pasien yang sudah kritis untuk membantu pernafasan. Sebagian menyelesaikan sampai dengan sertifikasi, sebagian lain masih berjuang menyempurnakan ventilator satu arah (respirator). Desain yang dibuka oleh MIT telah membantu banyak kampus mengembangkan ventilator dengan harga jauh lebih murah. Harga ventilator impor dapat mencapai Rp 700 juta per unit, sedangkan ventilator, karya Salman ITB, misalnya, tidak sampai Rp 15 juta. Inilah karakter lain inovasi ugahari, yang juga disebut dengan inovasi biaya, karena mempunyai pengguna yang sensitif dengan harga.

Inovasi ugahari juga mewujud dalam bentuk lain, seperti mobilisasi sumber daya. Gerakan Sambatan Jogja (Sonjo), misalnya, menjadi tempat bertemunya aktor dari beragam latar belakang secara informal untuk mencari solusi bersama. Sonjo juga memfasilitasi diskusi konsep sampai eksekusinya dan bahkan menyediakan tempat UKM menayangkan produknya. Lagi-lagi, dengan teknologi ugahari yang mudah diakses oleh aktor dengan tingkat kemahiran yang sangat beragam.

Inisiatif serupa juga dilaksanakan oleh beragam aktor, termasuk perguruan tinggi. Sebagai contoh, Universitas Islam Indonesia, mengembangkan portal sederhana warungrakyat.uii.ac.id, sebagai tempat mangkal daring pelaku ekonomi kerakyatan. Versi awal portal ini dikembangkan hanya dalam waktu dua hari. Saat ini, sudah lebih dari 450 UKM bergabung. Awalnya, portal ini hanya dibuka untuk UKM di Yogyakarta dan sekitarnya, tapi akhirnya dibuka untuk UKM dari seluruh Indonesia. Ini karakter lain inovasi ugahari: skalabilitas.

Banyak UKM yang bergabung sudah berbagi cerita ceria karena roda warungnya kembali berputar dengan pesanan yang berdatangan melalui kanal daring. Cara bergabung ke portal pun dibuat sangat mudah dan tanpa biasa sepeserpun. Meski demikian, penjaga warung, sebutan untuk administrator portal ini, tidak jarang harus menuntun pemilik UKM untuk melakukan pendaftaran yang untuk sebagian besar orang sangat intuitif. Inovasi ugahari menawarkan keramahtamahan kepada penggunanya.

Penutupan kawasan setempat (local lockdown) yang terjadi di banyak tempat, termasuk di kampung-kampung, juga termasuk inovasi ugahari. Mungkin tidak banyak yang menyadari, bahwa inisiatif warga yang sering terkesan sebagai reaksi berlebihan ini, berkontribusi besar untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Material setempat, seperti batang bambu sekedarnya dan kain bekas dengan tulisan seperlunya, digunakan. Inovasi ugahari menggunakan sumberdaya setempat.

Karena eksposur warga yang kadang terbatas, tidak jarang bahkan muncul beragam gaya setempat penulisan kata “lockdown” tanpa mengurangi pemahaman, dan justru ditambah bonus senyum simpul. Lockdown secara keliru ditulis dengan “download”, “slowdown”, “london”, “lock dont”, atau bahkan “lauk daun”. Apapun yang tertulis, warga paham maksudnya, karena inovasi ugahari berfokus pada fungsi dasar.

Ketika beragam ilustrasi di atas, penulis ceritakan, seorang kolega di Inggris yang sedang meneliti bagaimana beragam bangsa merespons pandemi, menunjukkan rasa takjubnya.

Nampaknya, masih banyak contoh dari lapangan yang dapat ditambahkan oleh pembaca. Sampai di sini, nampaknya pembaca sepakat bahwa banyak inovasi ugahari yang sering tanpa disadari telah dijalankan.

Sebagian pembaca mungkin akan berkomentar, inovasi ugahari tidak sempurna, seperti APD yang belum diuji. Dalam situasi darurat seperti ini, kesempurnaan adalah musuh dari keefektifan. Para pendahulu kita yang bijak nampaknya sudah memberikan rumus emasnya: “tak ada rotan, akar pun jadi”.

Semangat inovasi inilah yang nampaknya perlu terus diasah oleh bangsa ini. Mari, apresiasi setiap inovasi yang berkontribusi memberi solusi di kala pandemi.

Tulisan ini telah dimuat di Republika Online pada 31 Mei 2020.

HENTIKAN TINDAKAN INTIMIDASI YANG MEMBERANGUS KEBEBASAN MIMBAR AKADEMIK

Salah satu buah reformasi adalah amandemen terhadap Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945) yang antara lain memperteguh jaminan Hak Asasi Manusia (HAM). Di antara jaminan HAM tersebut adalah bahwa setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat (vide Pasal 28E ayat (3) UUD NRI Tahun 1945).

Dalam dunia akademik, kebebasan berpendapat berupa kebebasan akademik merupakan jantung dari sebuah perguruan tinggi. Kebebasan akademik sebagai ruh sekaligus penciri dari perguruan tinggi yang akan menjadi pendorong bagi terwujudnya demokratisasi suatu bangsa.

Read more

Program Studi Teknik Sipil Lingkungan

Pandemi Covid-19 memicu adanya krisis yang berdampak pada kehidupan sosial. Disrupsi besar ini memberikan sudut pandang baru bagi arsitek dalam melakukan pengelolaan kota. Kebijakan mengenai menjaga jarak fisik dan menghindari keramaian menjadi pemantik untuk mendesain kota yang berketahanan dan lebih sehat guna mengantisipasi adanya wabah serupa terulang kembali.

Lantas bagaimana merancang kembali ruang publik agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk berkumpul secara sosial namun tetap memperhatikan jarak fisik antar pribadi. Menanggapi hal tersebut, Program studi Arsitektur Universitas Islam Indonesia mengadakan webinar pada Kamis (28/5) melalui Zoom yang diisi oleh dua pembicara yakni Prof. Nicole Uhrig dari Anhait University of Applied Science dan Dr. -Ing Ilya Fadjar Maharika, MA dari Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII.

Read more