Jiwa mukmin - UII - berita kontrol kehamilan

Pandemi Covid-19 yang datang secara tiba-tiba, telah membuat segala aspek kehidupan berubah, tak terkecuali di dunia media kreatif. Melihat fenomena ini Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) terpantik mendiskusikannya dalam acara bertajuk Ngobrol Bareng Alumni (NGOBRAL) pada Selasa (19/5) secara daring.

Read more

Alhamdulillah, Allah masih mempertemukan kita dengan Ramadan di tahun ini. Tak terasa, tamu agung tersebut telah meninggalkan kita. Ramadan telah menjadi katalis — meminjam konsep dalam reaksi kimia — bagi semua mukmin untuk meningkatkan amal. Salat semakin tepat waktu ditegakkan, salat sunah semakin banyak ditunaikan, Al-Qur’an semakin tertib didaras, doa semakin sering dilantunkan, sedekah semakin rajin dijalankan, dan amarah semakin kuat dikekang. Singkatnya, Ramadan menghadirkan atmosfer yang kondusif untuk berbuat baik.

 

Katalis untuk istikamah

Dengan katalis Ramadan, proses reaksi dalam praktik keberagaman kita akan semakin cepat terjadi dan membekas. Ketika kebiasaan dalam Ramadan sudah menjadi bagian dalam keseharian kita, maka energi yang diperlukan untuk aktivasi niat baik menjadi amal bajik, tidak lagi tinggi. Yang dihasilkan adalah sikap baik yang istikamah alias konsisten. Inilah yang membimbing kita ke dalam derajat takwa, tujuan ultima dari puasa Ramadan.

Konsistensi dalam beriman dan beramal bajik inilah yang juga menjadi jaminan hidup yang baik (hayyah thoyyibah) (QS 16:97), yang ditandai tiga indikator: sejahtera (lahum ajruhum inda rabbihim), damai (wa laa khaufun alaihim), dan bahagia (wa laa hum yakhzanuun) (QS 2:62; 46:13).

Apakah bersikap konsisten mudah? Tidak. Karenanya dibutuhkan ikhtiar untuk menjaganya.  Berbuat bajik mudah, jika hanya dilakukan kadang kala. Bersikap jujur tidak sulit, jika hanya dijalankan sekali-dua kali. Menolong orang pun tidak berat, jika dibutuhkan ketika hati bahagia dan rezeki longgar. Tetapi, selalu berbuat bajik, senantiasi jujur, dan tak lelah menolong orang, membutuhkan keteguhan. Inilah istikamah.

Ikhtiar lain dalam menjaga istikamah adalah dengan tidak lelah mendekatkan diri dengan pengingat. Carilah lingkungan yang menyediakan sistem peringatan dini yang senantiasa hadir dengan nasihat: saling menasihati untuk menetapi kesabaran, untuk tak lelah menyebar kasih sayang, dan untuk menaati kebenaran (QS 90:17; 103:3). Nasihat akan menjadi pengingat ketika kita lupa (QS 7:179).

 

Pandemi yang menyucikan hati

Suasana Ramadan dan Idulfitri tahun ini pun kita lalui dengan suasana yang tidak biasa. Pandemi Covid-19 telah memaksa kita mengerjakan banyak hal dari rumah: bekerja, belajar, dan beribadah lain. Berada di rumah untuk menjauhi penyakit juga merupakah ibadah, karena ini adalah perintah Rasulullah (Sahih al-Bukhari 5728).

Jika beragam ikhtiar sudah dijalankan, ternyata masih terpapar penyakit dan mati, Rasulullah menyatakanya sebagai kematian yang syahid  (Sahih al-Bukhari 5732). Jadi, di dalam rumah, tidak bepergian meninggalkan atau memasuki wilayah pandemi bukan semata imbauan pemerintah. Ini adalah perintah agama. Luruskan niat.

Selama bekerja dari rumah atau menemani anak belajar dari rumah, banyak hikmah yang kita petik. Kita semakin menghargai pekerjaan yang diamanahkan kepada kita. Kita juga semakin mengapresiasi bagaimana para guru sangat membantu dalam mendidik anak-anal kita. Kita semakin menyadari bahwa hidup berdampingan secara rukun dengan orang lain sangat bermakna.

Refleksi yang tulus atas keadaan yang ada, insyaallah akan sampai pada kesimpulan bahwa pandemi ini dapat juga kita jadikan momentum untuk menyucikan diri. Kita memang diminta menjaga jarak, tetapi jangan lupa untuk menjaga solidaritas sosial. Kiat bisa sisihkan sebagian harta untuk yang membutuhkan, energi untuk mengedukasi publik, atau jaringan untuk membantu memasarkan produk sahabat kita. Jangan pernah abaikan amal bajik, sekecil apapun.

Semoga kondisi seperti ini di tengah Ramadan sebagai katalis dalam beribadah akan membawa kita ke tingkatan baru sebagai manusia, yang lebih terasah semua sudut kemanuasiannya (cf. QS 7:179; 25:43-44). Di tengah pandemi, takbir yang kita kumandangkan ketika Idulfitri pun semakin bermakna, karena mengingatkan kita betapa kecilnya manusia di hadapan Sang Pencipta yang Maha Besar.

Semoga Allah masih berkenan mempertemukan kita dengan Ramadan mendatang, sebagai penyuci jiwa jika masih terkotori (HR Muslim, Riyadl Ash-Shalihin 1149).). Semoga Allah selalu menjauhkan kita dari anasir jahat yang menggoda tak henti untuk menjaga kesucian hati.

Inilah hakikat idulfitri: kembali suci.

Refleksi Idulfitri 1441 H

Umat Islam di Indonesia hendaknya dapat menyikapi dengan bijak dan mengikuti anjuran pemerintah dalam menyambut Idulfitri tahun ini. Seperti pelaksanaan ibadah shalat Idulfitri di awal bulan Syawal secara berjamaah, yang biasa ditunaikan di masjid ataupun tanah lapang. Mengingat potensi penyebaran dan jumlah masyarakat posistif Covid-19 yang terus bertambah.

Read more

Program Studi Teknik Sipil Lingkungan

Arsitektur bangunan yang indah tentu akan menjadi perhatian khalayak, baik yang memahami ilmu arsitek maupun masyarakat awam. Seiring berjalannya waktu, karya arsitek bangunan pun terus berkembang, baik dalam sisi bangunannya juga dalam proses pembelajarannya. Dalam perkembangan pembelajaran misalnya terdapat banyak software yang mendukung atau memfasilitasi mahasiswa arsitektur, salah satunya aplikasi RESIST yang dikembangkan oleh arsitektur asal Swiss.

Read more

Program Studi Kimia UII akreditasi Unggul

Bulan suci Ramadan telah memasuki sepuluh hari terakhir. Di hari-hari ini pula, umat Islam mendambakan dapat bejumpa dengan lailatul qadr. Malam dengan berbagai keistimewaan yang dijanjikan oleh Allah Swt. Karenanya, tidak sedikit dari umat Islam meningkatkan ibadahnya di waktu-waktu ini.

Read more

Ramadhan Dermawan - UII

Bagi umat muslim menjalankan ibadah puasa Ramadan di tengah pandemi Covid-19 tentu terasa berbeda, terlebih bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Karena segala aktivitas termasuk ibadah harus dilakukan di rumah untuk mencegah penyebaran virus semakin meluas. Tak sepenuhnya mengutuk keadaan pandemi seperti sekarang ini, disisi lain hal yang perlu kita sadari bahwa ada beberapa hikmah tersembunyi yang bisa kita petik dalam menjalankan ibadah puasa di masa pandemi Covid-19 ini.

Read more

Melalui Podcast, Aufanida Ingin Mensyiarkan Ramadan

Sejak wabah Covid-19 menjadi pandemi global, masalah ketersediaan APD (Alat pelindung Diri) bagi tenaga medis untuk menangani pasien terjangkit virus turut menjadi sorotan. Kondisi ini pula yang dihadapi industri Farmasi dan alat kesehatan (alkes) dalam memenuhi kebutuhan APD bagi tenaga medis. Tak hanya kelangkaan dan sulit didapat, harga alkes dan APD pun sempat melambung tinggi.

Read more

Isu kesetaraan gender perlu menjadi perhatian bersama baik pemerintah juga masyarakat. Melindungi akan hak perlindungan kekerasan fisik maupun psikis, hak politik, dan hak-hak lainnya. Isu ini yang menjadi topik utama dalam diskusi menjelang buka puasa bertajuk Ngalir Live Talk: Linking Local Struggles & Global Politics of Gender Activism: Sweden, UAE, South Korea and United States yang diadakan oleh Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (UII), pada Rabu (20/5) secara daring.

Read more

Kurva Covid-19 di Indonesia belum menunjukan penurunan yang signifikan. Alat Pelindung Diri (APD) yang berkualitas mutlak diperlukan keberadaannya untuk menekan penyebaran Covid-19 yang semakin masif. Hal ini menjadi bahasan pada diskusi yang digelar oleh Program Studi Rekayasa Tekstil Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (19/5), dalam webinar dengan tema Desain APD Covid-19 yang berkualitas, nyaman, dan murah.

Read more

Melalui Podcast, Aufanida Ingin Mensyiarkan Ramadan

Penghujung Ramadan menjadi momentum umat Islam introspeksi diri akan amalan-amalan yang telah dilakukannya. Ustadz Ahmad Fathan Hidayatullah, S.T., M.Cs. dalam Kajian Ulil Albab Ramadan Universitas Islam Indonesia (UII) yang digelar secara daring menuturkan kita tidak boleh mengklaim sudah ikhlas dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan segala amalan.

Read more