Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar Ramadan Mengaji pada Jumat (7/3) bertempat di Aula FIAI UII, acara ini menghadirkan Dr. Nur Kholis, SEI., M.Sh.Ec. sebagai pembicara dengan Kitab Kunuzul Hasanat sebagai bahan kajian utama. Kegiatan ini merupakan agenda rutinan yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman mahasiswa dan sivitas akademika terhadap ajaran Islam melalui literatur klasik.

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Nur Kholis menjelaskan bahwa Kitab Kunuzul Hasanat mengandung banyak nasihat berharga yang dikemas dalam bahasa sederhana, sehingga mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Ia menekankan pentingnya mendayagunakan sumber kebaikan yang telah disediakan oleh Allah SWT dengan sebaik-baiknya agar dapat memberikan manfaat maksimal dalam kehidupan sehari-hari.

“Kitab Kunuzul Hasanat memberikan berbagai nasihat penting bagi umat Islam. Salah satu hal utama yang ditekankan dalam kitab ini adalah bagaimana setiap individu bisa memanfaatkan segala kebaikan yang telah Allah sediakan dengan sebaik-baiknya,” ujar Dr. Nur Kholis dalam pemaparannya.

Lebih lanjut, Nur Kholis merinci beberapa amalan yang dapat dilakukan oleh umat Islam serta ganjaran yang dijanjikan oleh Allah Swt bagi mereka yang istiqamah dalam menjalankannya. Hal ini mencakup amalan harian yang sederhana namun memiliki dampak besar dalam kehidupan spiritual seorang Muslim.

“Setiap amal baik yang dilakukan dengan niat tulus akan mendapatkan ganjaran yang luar biasa dari Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk senantiasa meningkatkan kualitas ibadah dan perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Ramadan Mengaji menjadi salah satu agenda unggulan FIAI UII dalam memperkuat pemahaman keislaman mahasiswa. Dengan menghadirkan berbagai pembicara ahli di bidangnya, acara ini diharapkan mampu memberikan wawasan yang lebih mendalam serta menumbuhkan semangat keilmuan di kalangan peserta. (IMK/AHR/RS)

Memasuki hari ketujuh Ramadan 1446 H, Mahasiswa/i Universitas Islam Indonesia (UII) masih berantusias untuk mengikuti kajian Spesial Senja, pada Jumat (7/3), di Auditorium Prof. Abdul Kahar Mudzakir. Kajian yang bertemakan Puasa Sempurna, Bekal Hidup Mulia kali ini menghadirkan Gus Maulana Al Arief sebagai pembicara.

Aktivitas ngabuburit identik dengan kegiatan yang dilakukan pada sore hari sembari menunggu waktu berbuka. Menurut Gus Maulana, aktivitas tersebut bisa menjadi ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar. “Allah menyukai orang yang ngabuburit dengan niat baik. Tidur siang pun bisa menjadi ibadah jika diniatkan untuk menghindari maksiat atau mempersiapkan diri menjalankan ibadah lainnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam puasa terdapat dua jenis pembatal, yakni yang membatalkan puasa itu sendiri dan yang hanya membatalkan pahalanya. Salah satu contoh yang membatalkan pahala puasa adalah ghibah. Namun, Gus Maulana menambahkan bahwa tidak semua bentuk ghibah itu dilarang. “Saat menjadi saksi di pengadilan atau membahas pemimpin yang tidak adil atau dzalim, hal tersebut justru harus dibicarakan,” ungkapnya.

Gus Maulana juga menjelaskan terkait imsak yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Istilah imsak tidak ada di zaman Rasulullah, tetapi merupakan kebiasaan ulama Indonesia sebagai pengingat agar umat Islam lebih berhati-hati sebelum memasuki waktu Subuh. “Jika masih makan saat imsak, itu tidak membatalkan puasa. Namun, tetap perlu hati-hati karena azan Subuh bisa saja tidak tepat sesuai perhitungan. Ditakutkan waktu masuk subuh yang telat oleh muadzin,” ujarnya.

Selain itu, Gus Maulana juga menyoroti pentingnya menjaga segala lubang yang ada pada diri saat berpuasa, yakni mulut, telinga, hidung, dubur, dan qubul. Salah satu hal yang kerap dipertanyakan adalah hukum menelan air ludah, sikat gigi, serta masuknya benda ke dalam lubang-lubang tubuh. Menelan air ludah tidak membatalkan puasa kecuali jika bercampur dengan zat lain seperti pasta gigi atau darah dari gusi. Oleh karena itu, ulama menganjurkan sikat gigi dilakukan sebelum Subuh atau setelah berbuka agar lebih aman, begitu pula dengan mandi. Apabila mandi ketika sedang berpuasa, lalu air tidak sengaja masuk ke lubang telinga, maka dihitung batal, karena dilakukan dengan sengaja dan bukan bernilai ibadah. Berbeda dengan berkumur saat wudhu yang hukumnya tidak membatalkan puasa, karena tujuannya untuk beribadah.

Terkait penggunaan obat-obatan, Gus Maulana menegaskan bahwa ada perbedaan hukum di antara jenisnya. Infus dan bius total dapat membatalkan puasa, sementara suntikan seperti vaksin atau suntik KB tidak membatalkan. “Kalau inhaleruntuk asma, ini diperbolehkan jika memang diperlukan untuk memperlancar pernapasan, karena menjaga kesehatan juga bagian dari ibadah, dan menggunakan obat tetes mata juga tidak membatalkan puasa.” tambahnya.

Kajian yang berlangsung menjelang waktu berbuka ini menjadi momen refleksi bagi para jamaah dalam memahami esensi puasa. Selain mendapatkan ilmu yang bermanfaat, para jamaah juga berkesempatan untuk berbuka bersama dengan iftar yang telah disediakan panitia, menambah keberkahan di bulan suci Ramadan ini. (MANF & DA/AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar UIISoreNyastra #6 dengan mengangkat tema Lawan Ketidakadilan pada Kamis (6/3) di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII. Jumlah puisi yang terkumpul kali ini menjadi yang terbanyak sejak kegiatan ini pertama kali diselenggarakan. Terkumpul 97 puisi karya dari dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa UII.

Read more

Tempat ibadah adalah fasilitas termahal yang dapat dirasakan setiap insan apabila sedang bepergian ke negara dengan jumlah muslim yang minoritas. Demikian yang disampaikan oleh Herman Felani, S.S., M.A. dalam acara Spesial Senja di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir, Universitas Islam Indonesia (UII) pada Selasa (04/03) dengan tema Momentum Ramadhan di UII Layaknya Cahaya yang diadakan oleh Safari Iman Ramadhan (SAFIR) UII.

Saat memaparkan materi, Herman mengfilosofikan makna cahaya. Baginya, cahaya memiliki sifat terang, menerangi, dan lebih cepat dari suara, sehingga dimaknai sebagai simbol yang tidak pernah redup. Jika dikaitkan dengan bulan Ramadhan, maka cahaya itu difilosofikan sebagai tempat yang tidak pernah sepi, yakni masjid, khususnya Masjid Ulil Albab UII.

Ia menerangkan bagaimana Masjid Ulil Albab dapat berperan sebagai rumah yang bercahaya. “Nah, teman-teman lihatlah di Ulil Albab, kalau kita bilang cahaya itu tidak pernah redup di masjid kita, di Ulil Albab mulai dari bangun pagi sampai kalian tidur lagi, ada rumah kalian yang menyediakan semuanya. Jadi kalian ga usah ngerasa sepi dari rumah, karena rumah kalian tetap ada, manifestasinya di Masjid Ulil Albab kita, dia betul-betul akan menjadikan cahaya buat teman-teman semua. Satu, lampunya tidak pernah dimatikan. Kedua, teman-teman bisa ke kamar mandi kapanpun seperti di rumah. Disediakan makan, ada sahur bersama, kemudian ada buka puasa bersama,” ungkapnya.

Dalam penyampaiannya pula, Herman menceritakan pengalamannya ketika berada di India. Di mana ia memahami bahwa nikmat fasilitas paling mahal berupa tempat ibadah. “Nikmat fasilitas yang paling mahal yaitu tempat ibadah, dan akan dirasakan ketika teman-teman di luar negeri,” ujarnya.

Sehubungan dengan pernyataan itu, Herman ingin menegaskan untuk memaksimal momentum Ramadhan dengan perilaku gemar ke masjid. Ia juga menambahkan bahwa banyak sekali program Ramadhan yang diadakan SAFIR UII seperti Tarawih Malam Ramadhan (Tamaram), Fokus Ilmu dan Tarawih (Fitrah), Pasar Ramadhan, UII Menghafal, dan Semarak I’tikaf.

“Kita mau program Ramadhan di kita itu inklusif, ke semua pihak. Momentum Ramadhan di UII ini ada vibes-nya, ada opening-nya, lalu malam ramadhan gak ada sepi dari agenda. Misalnya Tamaram dan Fitrah. Jadi kultum di Ulil tu beda, pengen memadukan unsur keilmuannya. Yang menarik lagi, kesempatan ini dibuka seluas-luasnya,” tutupnya. (DA/AHR/RS)

Dalam rangka menyambut bulan ramadhan, Jamaah Fathan Mubina (JAFANA) yang merupakan Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) di bawah naungan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara Grand Opening Ramadhan dengan tema “Mencerahkan Jiwa, Menghangatkan Suasana” di Lapangan Bulutangkis FPSB UII pada Senin (3/3) diikuti oleh kurang lebih 100 mahasiswa UII.

Acara Grand Opening ini merupakan awal dan pembuka dari rangkaian acara yang diselenggarakan LDF JAFANA di bulan Ramadhan yang JAFANA Mengkaji, Kelas JAFANA, Muslimah Level Up dan Ruang Berbagi dengan menghadirkan pendakwah dari berbagai kalangan generasi.

Jalannya acara berlangsung dengan pembukaan secara resmi Ramadhan di FPSB yaitu menerbangkan balon warna-warni, fun games, penampilan puisi oleh 6 penampil berbakat yang terpilih dan diakhiri dengan buka bersama gratis. Penampilan puisi oleh 6 penampil yang membawakan tema Ramadhan sukses mengundang riuh tepuk tangan para peserta yang hadir.

Dalam sambutannya, Muhammad Haqinnajili selaku Ketua Umum JAFANA menjelaskan bahwa acara Ramadhan di FPSB ini bukanlah untuk persaingan dengan lembaga lain. “tapi JAFANA berusaha menciptakan suasana FPSB menjadi rumah bagi mahasiswa dan mahasiswi saling bertukar cerita, berbagi dan berkumpul,” ungkapnya (NKA/AHR/RS)

Sekelompok mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) menciptakan inovasi alat optimasi untuk mesin pembakar sampah atau insinerator. Inovasi ini dikembangkan oleh Abrar Radhitya Widyatmoko, Alvin Dhavi Juliano, Amin Sulaiman, dan Muhammad Syahdan Sigit Maulana. Keempatnya merupakan mahasiswa dari program studi Teknik Lingkungan, Teknik Mesin, Teknik Industri, dan Teknik Kimia UII. Mereka tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) UII Periode 70 Tematik Layanan Lansia Terintegrasi di Kelurahan Purbayan, Kotagede.

Read more

Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah) dan Pusat Kajian dan Bantuan Hukum Islam (PKBHI) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar kegiatan Rukyatul Hilal untuk menentukan awal Ramadhan 1446 H. Kegiatan ini berlangsung di Pusat Observasi Bulan (POB) Syekh Bela Belu, Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, dengan melibatkan mahasiswa yang telah mempelajari ilmu falak di perkuliahan pada Jumat (28/02).

Saiful Aziz, S.H., M.H., salah satu dosen yang turut serta dalam kegiatan ini, menjelaskan bahwa proses penentuan awal Ramadhan melalui rukyatul hilal memerlukan serangkaian perhitungan astronomi. “Sebelum melakukan rukyat, kita melakukan proses hisab terlebih dahulu. Dimulai dari Hisab Urfi, lalu Hisab Taqribi yang memperkirakan lintang, bujur, serta deklinasi matahari dan bulan. Setelah itu, kita menggunakan hisab kontemporer hingga interpolasi data untuk menentukan posisi hilal secara lebih rinci,” jelasnya.

Menurutnya, setelah perhitungan selesai, tim kemudian menuju lokasi pengamatan yang telah ditentukan. “Seperti yang kita lakukan hari ini di POB Syekh Bela Belu, kita menyesuaikan alat pengamatan sesuai dengan posisi hilal yang telah dihitung. Dengan bantuan teleskop yang sudah canggih, kita dapat mengarahkan alat ke titik derajat yang telah ditentukan sebelumnya.” Ujar Saiful Aziz

Namun, dalam pelaksanaan rukyatul hilal kali ini, tim pengamat mengalami kendala akibat kondisi cuaca. “Meskipun secara perhitungan hilal seharusnya dapat terlihat, faktor alam seperti awan tebal menjadi kendala utama. Matahari yang tertutup awan menghambat proses validasi posisi hilal menggunakan teleskop kami yang sudah dilengkapi dengan teknologi penentuan azimut matahari dan bulan. Sayangnya, tanpa cahaya matahari langsung, kinerja teleskop ini belum bisa maksimal,” tambah Saiful Aziz.

Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menentukan awal Ramadhan tetapi juga memberikan pengalaman praktis bagi mahasiswa dalam memahami ilmu falak secara langsung di lapangan. “Kami ingin mahasiswa bisa mengimplementasikan teori yang sudah mereka pelajari selama dua semester. Selain rukyatul hilal, mereka juga belajar mengenai perhitungan akurasi arah kiblat dan awal waktu salat,” ujarnya.

Salah satu mahasiswa peserta, Zul Fadli, mengungkapkan antusiasmenya terhadap kegiatan ini. “Ini pengalaman pertama saya mengikuti rukyatul hilal secara langsung. Sebelumnya saya hanya memahami konsepnya dari perkuliahan, tapi dengan praktik di lapangan, saya jadi lebih paham bagaimana cara kerja ilmu falak dalam penentuan awal bulan hijriyah,” katanya.

Selain memberikan manfaat akademik, kegiatan ini juga mempererat hubungan antara mahasiswa dan dosen. Dengan adanya diskusi langsung di lapangan, mahasiswa dapat menanyakan berbagai hal terkait ilmu falak yang mungkin sulit dipahami di dalam kelas. “Diskusi di lokasi observasi seperti ini sangat membantu kami untuk memahami materi dengan lebih baik,” tambah Zul Fadli.

Sebanyak 30 mahasiswa turut serta dalam kegiatan ini, meskipun jumlah pendaftar sebenarnya lebih banyak. “Karena keterbatasan kuota di lokasi observasi, kami hanya bisa membawa 30 mahasiswa. Antusiasme mereka sangat tinggi, ini menjadi pengalaman berharga bagi mereka untuk melihat langsung bagaimana proses penentuan awal bulan hijriyah dilakukan,” jelas Saiful Aziz.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, PKBHI dan Prodi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah) UII berharap mahasiswa dapat memahami secara lebih mendalam konsep ilmu falak dan pentingnya metode rukyatul hilal dalam penentuan awal bulan hijriyah, khususnya dalam konteks hukum Islam. Kendati kali ini hilal tidak terlihat secara langsung, kegiatan ini tetap memberikan wawasan yang berharga bagi para peserta.

Ke depan, Prodi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah) dan PKBHI UII berencana untuk terus menyelenggarakan kegiatan serupa guna memperdalam pemahaman mahasiswa tentang ilmu falak. “Kami berharap ke depannya lebih banyak mahasiswa yang dapat mengikuti kegiatan ini, serta teknologi observasi yang lebih canggih dapat membantu meningkatkan akurasi pengamatan hilal di masa mendatang,” pungkas Saiful Aziz. (MFPS/AHR/RS)

Tax Center Universitas Islam Indonesia (UII) bekerjasama dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta (Kanwil DJP DIY) mengadakan Layanan Konsultasi dan Pendampingan Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Orang Pribadi pada (27/02) di Gedung Muhammad Adnan, Kampus Terpadu UII.

Kegiatan ini bersifat terbuka untuk sivitas akademika UII dan masyarakat umum. Rangkaian kegiatan diawali dengan seremonial pembukaan yang dihadiri oleh Ketua Jurusan Akuntansi UII, Dekar Urumsah, SE., S.Si., M. Com (IS)., Ph.D., CFrA. dan Setyo Bali Atmaja selaku perwakilan dari DJP DIY.

Dalam sesi seremonial pembukaan, Dekar Urumsah menjelaskan bahwa kegiatan layanan konsultasi dan pendampingan pengisian SPT bertujuan untuk membantu sivitas akademika dan masyarakat umum agar dapat melaporkan penghasilannya kepada DJP.

“Kegiatan ini diharapkan juga dapat mengedukasi peserta dalam mengidentifikasi laporan penghasilan, harta, hutang, dan dokumen yang dikenai wajib pajak sehingga peserta dapat mengambil kebijakan yang lebih baik dalam mengelola aset,” ungkap Dekar

Selain itu, sesi konsultasi dan pendampingan ini juga bertujuan untuk memberdayakan mahasiswa yang tergabung dalam program komunitas Relawan Pajak untuk Negeri (Renjani) untuk melaksanakan kegiatan pengabdian seperti asistensi dan pendampingan.

Di saat yang sama, Setyo Bali Atmaja sangat mengapresiasi kegiatan ini yang tidak hanya membantu secara teknis, namun juga dapat membangun kesadaran dan kepedulian dari masyarakat untuk memenuhi kewajiban pajak. Ia juga menegaskan pihaknya akan terus mendukung dan mengapresiasi kegiatan-kegiatan Tax Center UII kedepannya.

Muhammad Najib Asyrof, S.Pd.I, Lc., M.Ag. selaku Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII yang menjadi peserta konsultasi dan pendampingan juga mengapresiasi dan memberikan testimoni. “Dari aspek pelayanan saya apresiasi, baik dan informatif,” ujarnya.

Ia juga menegaskan kegiatan ini bisa menjadi pemantik bagi pusat-pusat studi di UII agar lebih akrab dengan masyarakat dalam hal ini mengedukasi wajib pajak kepada masyarakat. (AAO/AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) selalu berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pengabdian masyarakat yang salah satunya diwujudkan dengan menjadi pionir pertama sekolah lanjut usia (Sekolah Lansia) berbasis perguruan tinggi di Indonesia. Menyusul diluncurkannya Sekolah Lansia Maharani hasil kolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)  dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta.

Kegiatan yang bersamaan dengan pameran hasil kuliah kerja nyata (KKN) tematik pendampingan layanan lansia terintegrasi (LLT) Angkatan 70 ini sekaligus menjadi rangkaian kegiatan pengabdian Milad ke-82 UII secara resmi diluncurkan oleh Rektor UII, Fathul Wahid dan Kepala BKKBN DIY, M. Iqbal Apriansyah, SH., M.PH. pada Rabu (26/02) di Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) Bumen, Kelurahan Purbayan, Kotagede.

Fathul Wahid dalam sambutannya sangat mengapresiasi langkah BKKBN yang menggandeng UII dalam pelaksanaan Sekolah Lansia ini. Kemudian, dalam pelaksanaan KKN Tematik, UII telah mendampingi lebih dari 100 desa yang tersebar pada 7 kabupaten yang tersebar di Jawa Tengah dan DIY.

“Kami selalu melihat desa Ibu/Bapak sebagai desa mitra bukan desa binaan karena kami (UII -red) sejajar, kami ingin semua berkembang dengan semua potensi yang ada di desa tersebut termasuk masalah di desa tersebut. Sehingga kami ingin KKN yang dilakukan UII sesuai dengan kebutuhan yang ada,” ungkap Fathul Wahid.

Fathul Wahid mengatakan dengan peluncuran kegiatan ini sebagai bukti bahwa UII mampu memahami potensi dan masalah yang ada pada setiap desa. “Bisa jadi belum sempurna, tetapi Insyaallah sepanjang waktu bisa diperbaiki dan dilengkapi lebih baik lagi. Mudah-mudahan yang kami dilakukan bisa diterima. Sehingga bisa dieskalasi dan ditingkatkan,” harap Rektor UII ini.

Lebih lanjut, saat ini jumlah lansia di Kelurahan Purbayan mencapai angka 1000 bahkan 58 lansia diantaranya butuh pendampingan rutin dan perawatan jangka panjang karena pada dasarnya lansia perlu sahabat dan teman yang mendampingi.

“Sehingga, ada ekosistem lingkungan lansia yang mendukung, semua orang akan menua secara nyaman karena memang lansia ini merupakan fakta sosial yang sifatnya alami, semuanya akan mengalami,” jelas Fathul Wahid.

Senada, Iqbal Apriansyah juga mengapresiasi UII yang selalu mendukung program BKKBN dan terus berkolaborasi dalam penyelenggaraan program kerja yang berjalan.

“Saya sangat bangga kepada UII yang terus memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk berkolabroasi dalam berbagai bidang terutama dalam bidang pendidikan, pengajaran, pengabdian masyarakat . Kami berharap kerjasama ini terus berlanjut sehingga bisa betul-betul memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk masyarakat,” harap Kepala BKKBN DIY ini.

Melansir Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, Provinsi DIY merupakan provinsi dengan angka prevalensi lansia paling tinggi di Indonesia sekitar 16,6% atau sejumlah 652 ribu orang.

“Sehingga, dari angka ini, BKKBN harus bisa memberikan program yang langsung menyentuh masyarakat dan harus berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan yang salah satunya diimplementasikan dengan sekolah lansia berbasis perguruan tinggi dan layanan lansia terintegrasi ini,” terang Iqbal.

Iqbal menerangkan sekolah lansia saat ini memiliki 16 sekolah yang berbasis APBN, APBD, dan komunitas. Namun, sekolah lansia berbasis perguruan tinggi baru pertama kali ada di Kelurahan Purbayan yang dipandu oleh UII.

“Saya izin kepada pak rektor untuk bisa mengkampanyekan sekolah ini ke tingkat nasional untuk bisa diterapkan juga oleh provinsi lain. Hal ini juga merupakan sebuah legacy yang sangat baik yang diberikan oleh UII, Kelurahan Purbayan, dan Kotagede, dan DIY,” terang Kerala BKKBN DIY ini.

Lebih lanjut, sekolah lansia ini menerapkan kurikulum sebanyak 12 materi yang terbagi dalam 12 pertemuan sesuai dengan kesepakatan mentor dan peserta yang terdiri dari materi aktivitas fisik khusus lansia dan keterampilan maupun terkait dengan refleksi kehidupan lansia.

“Dalam sekolah lansia ini, para siswa bisa menemukan teman untuk ngobrol sehingga bisa bercerita. Kondisi siswa lansia setelah mengikuti sekolah lansia ada perubahan yang positif secara signifikan menjadi lebih ceria, jadi bisa ngobrol, jadi terbuka bahkan secara fisik jadi bisa lebih aktif beraktivitas,” ungkap Iqbal

Rangkaian kegiatan peluncuran Sekolah Lansia dan Pameran KKN Tematik ini ditutup dengan pemaparan empat bidang proker unggulan, penyerahan luaran hasil program kerja unggulan, dan penampilan Tari Srandul dari Sanggara RTHP Bumen. Selain itu, kegiatan ini memberikan bantuan sosial lansia PJP Mustahik dan tur pameran program kerja serta pemeriksaan kesehatan gratis. (AHR/RS)