Inovasi Kertas Biji Ketapang Anti-rayap Mahasiswa UII

Penggunaan kertas dari tahun ke tahun semakin meningkat. Kertas yang dibuat dari serat pohon tentunya membutuhkan upaya pencarian bahan alternatif untuk mengurangi dampak eksploitasi alam. Untuk itu diperlukan bahan kertas yang dibuat dari bahan-bahan alternatif. Hal inilah yang dpikirkan Galih Dwiki Ramanda, Shery Glennita Van Leun, dan Tri Cantikasari yang merupakan mahasiswa Kimia UII angkatan 2017. Mereka yang tergabung dalam tim PKM bidang PKM-PE (PKM Penelitian) mencoba memanfaatkan biji pohon ketapang sebagai alternatif bahan kertas.

Disampaikan Galih Dwiki Ramanda, ide awalnya bermula pada saat mengamati banyaknya pohon ketapang yang tumbuh dan biji ketapang yang berserakan di halaman parkir lingkungan kampus khususnya pada parkiran FMIPA UII. Dari hal tersebutlah muncul inovasi untuk memanfaatkan biji ketapang menjadi bahan baku suatu material.

“Penelitian kami memanfaatkan biji ketapang sebagai bahan baku untuk membuat kertas. Mengingat sejauh ini konsumsi kertas yang pada umumnya berbahan dasar kayu masih sangat tinggi dan dampak yang terjadi yaitu dapat menyebabkan eksploitasi hutan. Oleh karena itu perlu dicari alternatif bahan selain kayu, seperti kulit biji ketapang”, imbuhnya.

Selain itu karena kertas sendiri dianggap sebagai arsip dan selama ini masalah yang ada mengenai kertas dengan serangga rayap maka dalam penelitian ini pula di buat kertas yang memiliki ketahanan terhadap serangga rayap. Inovasi ini diberi judul “KEPANG TIARAP (Kertas Ketapang Antirayap)”.

“Antirayap dari kertas ini sendiri didapatkan dengan penambahan minyak atsiri kulit jeruk bali. Selama ini minyak atsiri dikenal dengan aromanya yang khas dan untuk minyak kulit jeruk bali sendiri memiliki sifat toksik terhadap serangga termasuk rayap”, pungkasnya.