Manfaatkan Limbah Kulit Udang Menjadi Pupuk Organik Nano

Kualitas tanah di Indonesia yang semakin menurun akibat penggunaan pupuk kimia secara berlebihan semakin memprihatinkan. Pupuk kimia dianggap mampu meningkatkan hasil panen dibanding pupuk organik. Padahal semakin banyak pupuk kimia yang digunakan semakin turun pula kualitas tanah. Pertanian berbasis pupuk organik sendiri mulai banyak diterapkan di negara maju, namun pengembangannya di Indonesia masih belum signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh harganya yang relatif mahal dan belum ada pembuktian akan efektifitasnya.

Menanggapi permasalahan tersebut, sekelompok mahasiswa Fakultas MIPA UII melalui pekan kreatifitas mahasiswa (PKM) bidang penelitian tahun 2019 mencoba terobosan baru. Tim yang diketuai oleh Nofa Armelia Sari (D3 Analisis Kimia) bersama Syahla Alimah Mulyana (D3 Analisis Kimia) dan Imas Siti Nurhamidah (D3 Analisis Kimia) menciptakan inovasi baru pupuk organik bertenaga nano (Nano Organic Fertilizer) dari limbah kulit udang. Inovasi ini sebagai upaya meningkatkan hasil panen pertanian dan mengurangi penggunaan pupuk kimia.

Disampaikan Nofa Armelia Sari, mereka menggunakan metode gelasi dan sinar gamma dari iradiator untuk membuat nano kitosan. “Iradiator dinilai lebih efektif dan efisien dibanding alat lain yang digunakan untuk membuat partikel nano. Senyawa yang disintesis dari kulit udang adalah kitosan yang kemudian diubah ukurannya menjadi nano kitosan dengan pertimbangan tenaga nano untuk pertanian menghasilkan dampak positif yang luar biasa dalam peningkatan hasil panen”, terangnya.

Pupuk organik dari limbah kulit udang ini dinilai mampu meminimalisir kerusakan tanah bahkan memperbaiki struktur tanah yang rusak. “Pemilihan ukuran nano ditujukan agar kandungan kitosan pada pupuk mampu terserap lebih dalam ke tanah baik tanah yang subur maupun tandus sehingga mampu memperbaiki struktur dan menambah unsur hara pada tanah”, jelasnya lagi.

Kelompok mahasiswa ini mengharapkan adanya penelitian yang lebih banyak yang manfaatnya bisa dirasakan untuk setiap kalangan masyarakat. Pengembangan pertanian menggunakan pupuk nano organik diharapkan akan menjadi jawaban masalah terhadap petani yang merasa kesuburan tanahnya semakin hari semakin tandus sehingga hasil panen menurun dan merugikan petani.