Kiat Arsitek Bertahan di Masa New Normal

Program Studi Teknik Sipil Lingkungan

Arsitek menjadi salah satu profesi terdampak pandemi Covid-19. Saat ini arsitek dituntut untuk dapat beradaptasi di masa new normal (kenormalan baru). Menanggapi hal ini, Program Studi Arsitektur mengadakan webinar berjudul Where Do We Go and How We Will Survive? pada Sabtu (4/7).

CEO Mitra Group, Ar. Aditya Noor Hadhy U, IAI, mengatakan sebagai seorang arsitek baru haruslah memahami konteks dasar perencanaan dan menikmati perjalanan selama menjadi arsitek. Sebab menjadi arsitek tidaklah mudah, seperti yang terjadi saat ini akibat adanya wabah virus Corona (Covid-19), membuat banyak proyek yang harus ditunda atau dibatalkan.

Terdapat lima prinsip dasar sebagai arsitek, yakni function, form, safety, conform, dan technique. “Kalau mau jadi arsitek, ketika masih mahasiswa harus dirubah mindset diri sendiri untuk selalu melakukan pekerjaan atau tugas secara serius, karena itu berguna saat kerja,” ucapnya.

Tidak hanya saat menjadi mahasiswa, berusaha mengenali diri sendiri juga perlu dilakukan terus-menerus untuk menghadapi persaingan yang pesat. Diperlukan pengembangan soft skill maupun hard skill. Kiat selanjutnya untuk menjadi arsitek adalah merenungkan posisi pekerjaan seperti apa yang cocok bagi dirinya. Lulusan arsitek dapat bekerja di beberapa posisi, seperti menjadi konsultasi, kontraktor, dosen selaligus perencana arsitek, ASN, BUMN, BUMD, atau atau pengusaha murni.

Menurut Aditya Noor Hadhy cara pertama untuk mendirikan biro atau perusahaan adalah dengan merumuskan rumusan perusahaan yang ingin didirikan atau dengan kata lain dasar inti ruh. Isinya berupa apa makna perusahaan tersebut, siapa yang terlibat, bagaimana usahanya, mengapa berdiri, dan sebagainya. Kedua mengenalkan perusahaan ke publik.

Jika lulusan arsitek ingin bekerja di perusahaan milik orang lain maka yang perlu diperhatikan selain soft skill maupun hard skill adalah attitude. Sebab bisa jadi desain biasa saja namun perilakunya baik maka gampang dalam mendapatkan pekerjaan. Ar. M. Diki Dabi Dabi, MT., IAI., Architect Conceptual Team dan Architecture Division 2 at PT. Arkonin, mengatakan dalam perusahaan tempatnya bekerja tidak memperhatikan latar belakang pelamar.

Yang jadi patokan oleh perusahaan dalam memilih karyawan baru adalah kemampuannya menyelesaikan masalah yang diberikan serta perilakunya sopan atau tidak. “Jadi tidak ada perbedaan yang dignifikat antara fresh graduate dengan yang sudah berpengalaman sebelumnya dalam penerimaan arsitek di perusahaan,” jelasnya.

Kedatangan virus Corona di Indonesia membuat beberapa profesi atau bidang usaha terdampak. Bagi lulusan arsitek yang belum mendapatkan pekerjaan selama di rumah saja dapat dimanfaatkan untuk memperkaya pemahaman dan keterampilan mengenai dunia arsitek. Salah satunya dengan mengikuti webinar-webinar yang ada.

Menurut Ar. Rizeki Raharja, IAI., Associate Architect at HMA dan Principal Architect at Atelier RZK, selama adanya pandemi dan kenormalan baru, arsitek masih dapat bertahap dengan terus melakukan eksplorasi. Sebelum adanya wabah, ia bersama timnya mengaku sudah terbiasa dengan bekerja di rumah.

New normal menurut Rizeki Raharja sebagai masa untuk bisnis dan ekonomi. Dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan bekerja di rumah saja membuat banyak orang mulai kreatif untuk bertahan hidup dengan terus berinovasi menemukan strategi baru. “Saya berusaha untuk tidak melihat new normal sebagai lensa melihat perubahan yang ada,” ucapnya.

Kenormalan haruslah menjadi peluang untuk terus mengembangkan usaha atau skill yang dimiliki, bukan malah menjadi penghambat. Menurut Rizeki Raharja terdapat tiga acara yang dapat dilakukan untuk menghadapi new normal. Pertama, mendefinisikan ulang perusahaan atau diri sendiri, hal ini untuk mengetahui apakah selama ini visi misi atau pengertiannya dari awal sampai sekarang masih sama atau berubah.

Kedua, memetakan diri dengan terus meningkatkan skill dan menyadari bahwa arsitek bertugas untuk memediasi kebutuhan saat ini dengan kebutuhan yang akan datang. Terakhir, membuat jaringan yang lebih luas dengan bantuan teknologi. Arsitek dapat dengan memperkenalkan protofolio dirinya atau perusahaannya di media sosial sehingga orang dapat melihatnya dan dapat menjadi peluang menjadi klien. (SF/RS)