,

Mahasiswa Profesi Arsitek UII Desain Kawasan Ekowisata Gunung Kelir, Kulon Progo

Program Studi Profesi Arsitek (PPAr) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan kegiatan Eksposisi Karya bertema Produk Penugasan Studio Arsitek Profesional pada Jumat (14/7) di Ruang IRC Lantai 1, Gedung Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII. Dalam kegiatan ini, sebanyak 11 mahasiswa PPAr mempresentasikan hasil rancangannya terkait dengan penataan Kawasan Ekowisata di Kawasan Gunung Kelir, Jatimulyo, Kulon Progo, Yogyakarta. 

Eksposisi karya sendiri merupakan salah satu bentuk implementasi studio arsitek profesional yang berhubungan dengan pihak luar atau participatory design. Acara ini juga dihadiri oleh pihak mitra, Cahyo Bandhono, S.T., M.T. sebagai salah satu informan dan perwakilan dari desa terkait. 

Acara dipandu oleh Agus Setiawan, S.T., M.Arch, salah satu dosen di PPAr UII yang menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah salah satu produk penugasan studio arsitek profesional dengan basis participatory design atau hubungan dengan pihak luar/mitra. Sehingga harapannya, dengan adanya penugasan SAP I ini, dapat menciptakan lulusan mahasiswa PPAr yang profesional dan dapat bermanfaat bagi masyarakat. 

Ketua PPAr UII, Dr. Yulianto Purwono Prihatmaji, S.T., M.T., IPM., IAI, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini telah menjadi tradisi dari program studi profesi arsitek. Mahasiswa diwajibkan mengikuti penugasan yang berhubungan dengan mitra atau pihak luar dan dipertanggungjawabkan kepada pihak mitra terkait. 

Tentunya, kegiatan ini sangat dinanti oleh kedua belah pihak, UII maupun pihak desa. Ia pun berharap kegiatan dapat memberikan banyak masukin untuk peningkatan kualitas pembelajaran, perancangan, juga kinerja dari program studi profesi ini.

“Ekspos ini akan kita tradisikan. Ada dua mata kuliah nanti yang akan kita ekspos. Salah satu syaratnya adalah hubungan/kemitraan dengan pihak luar (participatory). Dan kegiatan ekspos ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak terkait,” tutupnya.

Perencanaan kawasan ekowisata ini menggunakan pendekatan berbasis masyarakat bersama warga lokal dengan harapan dapat tercipta kawasan desa wisata yang maju dan mandiri. Perencanaan dilakukan di kawasan pariwisata yang memiliki beragam potensi mulai dari fauna, flora, budaya, UMKM, dan geografi. Perencanaan ini tentunya didukung oleh stakeholder yang bisa turut serta memberikan kontribusi dalam manajemen pariwisata di kedua objek wisata tersebut dengan strategi-strategi yang ada.

Acara dilanjutkan dengan sesi pemaparan hasil rancangan pengembangan kawasan oleh mahasiswa PPAr selama 15 menit.

“Dalam penugasan ini, sejumlah 11 mahasiswa dibagi menjadi 3 kelompok dengan 2 wilayah pengembangan yang berbeda. Kawasan pertama ialah Kawasan Wisata Konservasi Burung Wanapaksi yang dikembangkan oleh kelompok 1. Sedangkan untuk Kawasan kedua ialah Kawasan Wisata Air Terjun Kembang Soka yang menjadi objek perancangan kelompok 2 dan 3,” ungkap Agus Setiawan selaku moderator. Objek wisata ini dapat diintegrasikan supaya dapat menjadi satu kesatuan dan menjadi kawasan yang berkelanjutan dalam hal ekonomi, ekologi, dan edukasi. 

Sementara itu, Cahyo Bandhono, selaku perwakilan dari desa terkait merespon sangat baik hasil dari rancangan yang dipaparkan oleh mahasiswa. Luaran dari kegiatan ini di antaranya dapat meningkatkan kualitas program studi untuk menghasilkan lulusan yang profesional sesuai dengan kompetensi arsitek, dapat mengembangkan diri, serta membangun sikap adaptif untuk menumbuhkan kemahiran dalam mengelola kegiatan praktik profesi berbasis pendekatan masyarakat khususnya di wilayah desa wisata secara berkelanjutan. (APA/ESP)