,

Mahasiswa UII Juara SRT Competition Tingkat Nasional

Prestasi di tingkat nasional kembali ditorehkan mahasiswa UII. Kali ini, Najla Indah Annisa mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB), UII berhasil meraih Juara 1 pada ajang Single Rope Technique (SRT) Competition kategori umum putri tingkat nasional, yang diadakan oleh UKM MAHIPAL Universitas PGRI Ronggolawe Tuban, Jawa Timur, pada Jumat-Sabtu (11-12/1/2019). Acara yang diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis ke- 12 Unirow Tuban tersebut, diikuti oleh 39 peserta SRT tingkat nasional, yang terdiri dari berbagai komunitas.

Disampaikan Najla Indah Annisa, ia terjun di kompetisi teknik memanjat menggunakan satu tali yang biasanya digunakan untuk menelusuri gua-gua vertikal dalam lomba tersebut. Tahap pertama perlombaan terdiri dari 16 peserta. “Dari tahap pertama menyisakan 8 orang yang berhasil untuk maju ke babak 8 besar. Dari tahap 8 besar, kemudian ke tahap semifinal yang menyisakan 4 orang.

Pada tahap ini peserta diundi untuk head to head. Peserta yang menang pada tahap ini dinyatakan melaju ke final. Selanjutnya, di final menyisakan dua peserta yang harus memperebutkan juara satu dan dua”, ujar anggota Mapala UNISI itu ketika diwawancara awak Humas UII di kampus terpadu pada Selasa (15/1).

Najla menuturkan bahwa dalam lomba tersebut, tak hanya kekuatan dan kecepatan yang dibutuhkan, tetapi juga ketenangan dan konsentrasi tinggi. Awalnya ia sempat tidak yakin bisa menghasilkan hasil yang baik pada ajang tersebut. Hal ini lantaran persiapan yang terbilang cukup singkat.

“Saya ikut terjun bersama rekan seorganisasi membantu masyarakat yang baru saja mengalami musibah bencana alam di selat Sunda sehingga waktu persiapan singkat. Namun berkat dorongan dari para pelatih alhamdulillah berhasil melewatinya”, kisahnya.

Pada kesempatan tersebut, ia berpesan bahwa dalam hal prestasi kita boleh bangga, tapi jangan pernah puas karena masih banyak hal yang perlu dipelajari. Selanjutnya ia juga menekankan bahwa dalam keadaan apapun, sikap panik itu wajar namun harus dihadapi dengan tenang.

“Seperti pada saat kita berada di lintasan aslinya di goa, kita akan mudah panik. Ketika kita panik kita akan lupa semuanya, cara-caranya, dan teknik-teknik yang sebelumnya dipelajari. Untuk itu, teman-teman seorganisasi sering mengingatkan kita paniklah dengan tenang.” pungkasnya. (DND/ESP)