Mahasiswa UII Kembangkan Alat Pendeteksi Korban Bencana

Indonesia sebagai negara yang wilayahnya berada pada Cincin Api Pasifik akan lebih sering mengalami sebuah bencana alam. Mulai dari gunung meletus, tanah longsor, gempa hingga tsunami pernah terjadi di Indonesia. Maka dari itu diperlukannya sebuah inovasi teknologi dalam menghadapi berbagai tantangan bencana alam ini. Dua mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil mengembangkan alat pendeteksi korban bencana alam yang tertimbun di dalam tanah atau pun reruntuhan bangunan.

Berkat pengembangan teknologi ini Kedua mahasiswa UII ini yaitu Rahmat Alkausar (Teknik Elektro 2016) dan Muhammad Mibakhul Munir (Teknik Mesin 2017) berhasil meraih juara satu dalam lomba karya tulis ilmiah nasional yang diadakan Universitas Negeri Medan pada 29 Maret-30 Maret 2019.

Disampaikan Rahmat Alkausar alat pendeteksi ini sudah digunakan di dalam operasi pencarian Tim Sar Indonesia. Sistim kerja alat ini menggunakan radar dimana nanti gelombang radar akan terpantulkan kembali ke radar. “Seperti mengukur kedalaman laut, gelombang yang ditembakkan memiliki nilai pernitifas tubuh manusia sehingga ketika gelombang radar melewati tubuh manusia akan terdeteksi,” ungkapnya.

Pengembangan yang dilakukan adalah meliputi dari desain alat yang telah ada saat ini. Alat pendeteksi korban bencana yang digunakan saat ini memiliki desain seperti robot kecil dengan berpenggerak roda. Menurut Rahmat, desain ini masih memiliki kekurangan seperti dimensi yang cukup besar dan diperlukan permukaan yang rata agar roda penggerak bisa berputar.

“Alat yang telah ada perlu ditingkatkan dari segi desainnya. Mengingat lokasi bencana yang terkadang sulit dijangkau. Sehingga kami mencoba mengembangkan desain alat ini agar lebih mudah digunakan dan memiliki keakuratan pencarian korban bencana,” ungkapnya.

Lanjut Rahmat, desain yang telah dirancang berupa penyesuaian antena microstrip dan pengubahan desain bentuk menjadi seperti pendeteksi metal detector. Dalam penggunaannya cukup dengan mengayun ayunkan di sekitar lokasi bencana yang diperkirakan terdapat korban jiwa.
Selain itu juga ditambahkan kecerdasan buatan pada alat ini agar alat memiliki tingkat keakuratan yang lebih baik dalam mendeteksi tubuh manusia. “Penambahan kecerdasan buatan ini harapannya agar keakuratan deteksi semakin baik,” ungkapnya. (ENI/RS)