,

Mahasiswa UII Konversi Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel

Ketergantungan masyarakat akan minyak goreng sawit masih sulit tergantikan sebagai bahan baku masakan rumah tangga. Tak jarang, minyak goreng sering digunakan berulang kali karena alasan praktis dan lebih ekonomis. Sayangnya hasil penggunaan minyak goreng yang berulang atau biasa kita sebut sebagai minyak jelantah ini dapat menyebabkan efek buruk bagi kesehatan maupun lingkungan.

Di tangan-tangan kreatif mahasiswa dari jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII), minyak jelantah ternyata dapat diolah kembali menjadi bahan bakar biodiesel dan produk-produk bermanfaat lainnya. Tim yang dibimbing oleh Imam Sahroni S.Si., M.Sc. dan diketuai oleh Randy Ramadhani ini berhasil mendapatkan bantuan dana hibah Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) 2020 serta Program Pengembangan Pemberdayaan Desa (P3D) 2021.

Dari hibah tersebut, tim Himpunan Mahasiswa Kimia (HMK UII) tersebut berhasil mengembangkan alat reaktor biodiesel yang mereka beri nama one pot reaction. Luaran program tersebut juga menjadi cikal bakal terbentuknya pemberdayaan masyarakat jurusan Kimia UII melalui Posko Bank Energi Tim Bina Desa HMK UII di Padukuhan Kalisoro, Desa Umbulmartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Saat ditemui baru-baru ini, tim mahasiswa HMK UII bersama-sama dengan masyarakat Dusun Kalisoro sedang melakukan praktik mengenai proses, pemanfaatan dan pengolahan minyak jelantah menjadi bahan aditif yang bermanfaat. “Melalui program ini, kita mau memberdayakan ibu-ibu untuk mengumpulkan minyak jelantah melalui bank energi yang kita bentuk menjadi biodiesel. Selain itu, kita juga melatih masyarakat untuk memprosesnya menjadi sabun dan juga lilin,” terang Randy.

Dijelaskan Randy, pengoperasian one pot reaction dilakukan melewati tiga reaktor tabung. Pada tabung pertama terdapat proses pengadukan antara metanol (CH3OH) dengan natrium hidroksida (NaOH). Lalu pada tabung kedua terjadi proses transesterifikasi. Proses transesterifikasi dilakukan kurang lebih selama satu jam. Proses ini menghasilkan biodiesel dan produk samping bernama gliserol. Biodiesel hasil transesterifikasi masih harus dimurnikan sebelum digunakan dengan cara menambahkan air hangat kurang lebih 2/3 volume biodiesel untuk selanjutnya dipisahkan dan diuapkan sisanya.

Kini Tim Bina Desa HMK UII masih fokus untuk melanjutkan program pemberdayaan masyarakat. “Kita masih fokus ke pemberdayaan, intinya masyarakat dilatih untuk bisa dulu. Dan nanti ketika masyarakat sudah bisa, untuk alatnya nanti mungkin bakal kita promosiin biar desa-desa lain meniru”, tandasnya. Masyarakat Dukuh Kalisoro juga mengakui telah mendapat banyak manfaat dari program Bank Energi yang sejatinya telah berjalan setahun terakhir tersebut.

“Hasilnya ini bisa digunakan sebagai bahan bakar kaya solar dari mesin traktor, diesel atau pompa air,” terang Ibu Grefy, sala satu warga saat diwawancarai di sela-sela kegiatan. Selain itu, Ibu Grefy juga menyebut minyak jelantah sisa pembakaran rumah tangga yang dikumpulkan warga bisa bermanfaat untuk lingkungan jika diolah kembali dan lebih bernilai ekonomis. Ia juga berharap program pemberdayaan yang dilakukan TIM Bina Desa HMK UII terus berlanjut dan semakin berkembang. (IAA/RS)