Mahasiswa UII Manfaatkan Brotowali Sebagai Antimalaria

Malaria merupakan salah satu penyakit menular di Indonesia yang cukup banyak penderitanya. Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium dan ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Indonesia beriklim tropis merupakan salah satu daerah endemik malaria, terutama daerah Indonesia Timur.

Bermula dari persoalan tersebut, tiga orang mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) yang terdiri dari Nafisa Dwi Astuti (Kimia 2015), Luluk Pratiwi (Kimia 2015) dan Raden Ramadhani Try Kusumo (Kimia 2016) mengembangkan pengobatan antimalaria dengan cara isolasi senyawa aktif dari bahan obat alam dengan judul “Nanoenkapsulasi Brotowali dan Uji Aktivitas Antimalaria”.

“Brotowali merupakan tanaman yang tersebar diseluruh indonesia. Mansyarakat hanya mengkonsumsi brotowali dengan cara direbus. Dan masyarakan belum banyak yang mengetahui manfaat brotowali sebagai antimalaria. Menurut literatur yang kami baca telah didalam brotowali terdapat senyawa yang bernama tinokrisposit yang berkhasiat sebagai antimalaria,” kata Nafisa, senin (9/7).

Disampaikan Nafisa, penelitian ini dibiayai oleh Kemenristekdikti melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). “Pada awalnya, kami tidak pernah menyangka jika proposal “ERASI” yang diajukan pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2017 akan lolos didanai oleh Kemenristekdikti. Penelitian ini dimulai sejak awal Mei 2018,” ujarnya.

Nafisa menambahkan, di zaman yang modern seperti sekarang ini teknologi sangat berkembang pesat, salah satunya dalam bidang pengobatan seperti nanoenkapsulasi. Nanoenkapsulasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengemas suatu bioaktif dalam skala nano. Dimana jika semakin kecil ukuran suatu partikel maka penyerapannya akan semakin bagus.

Nanoenkapsulasi dilakukan dengan melalui pembentukan partikel ukuran 1-100 nm dengan muatan bahan aktif di dalamnya. ”Dengan adanya nanoenkapsulasi dari brotowali diharapkan akan menjadi pengobatan baru dalammengatasi penyakit malaria,” pungkasnya.