,

Mahasiswa UII Raih Best Speaker Diponegoro School of Nations 2017

Mahasiswa Universitas Islam Indonesia kembali menorehkan prestasi dalam ajang nasional. Kali ini, mahasiswa International Program Fakultas Hukum UII, angkatan 2014, Muhammad Iqbal Rachman berhasil meraih Best Speaker dalam ajang Diponegoro School of Nations (DSN) 2017 yang diselenggarakan pada Kamis – Miggu  (9-12/11) bertempat di Universitas Diponegoro, Semarang.

DSN 2017 merupakan serangkaian kegiatan yang di dalamnya meliputi pelatihan, Character Building, Military Training, Social Campaign, Speech Competititon, Essai Competition, Inspiring Lecture, Field Trip, serta ditutup dengan Simposium Tokoh Nasional yang terbuka untuk umum.

Muhammad Iqbal Rachman tertarik mengikuti acara tersebut karena ia merasa terpanggil sebagai mahasiswa yang merupakan kaum intelektual untuk dapat mengasah kreatifitas tinggi dalam bidang akademis maupun bidang non akademis.

“Mahasiswa perlu dibekali dengan berbagai keahlian seperti keahlian dalam bidang organisasi, manajemen, dan kepemipinan. Oleh karena itu, DSN merupakan wadah yang tepat bagi mahasiswa untuk bersinergi guna mencari solusi terhadap permasalahan bangsa”, ucapnya kepada Humas UII, pada Rabu (15/11) di Fakultas Hukum UII.
Dalam kegiatan DSN 2017 itu ia juga berkesempatan mempresentasikan karyanya yang berjudul Integrasi Konsep Triple Helix dalam Membangun Indonesia.

“Dalam kesempatan tersebut saya menawarkan gagasan untuk memadupadankan tiga elemen akademisi, government, dan entrepreneur agar elemen tersebut saling berkesinambungan dalam mecapai kesejahteraan rakyat Indonesia”, ungkapnya.

Lebih lanjut Muhammad Iqbal Rachman menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukungnya hingga berhasil menorehkan prestasi.

“Saya ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada teman-teman, para dosen, serta kampus yang telah membantu dan mendukung saya untuk dapat mengikuti kegiatan ini”, pungkasnya.

DSN 2017 mengangkat tema “Embodiment of Triple Helix for Nation’s Character” yang ditujukan untuk mengoptimalkan dan menyatukan bibit-bibit unggul muda Indonesia. Mereka yang memiliki beragam latar belakang peminatan dan keahlian, seperti  akademisi, government, dan entrepreneur diharapkan dapat turut membangun karakter bangsa untuk menuju Indonesia yang lebih baik. (IH)