Manfaat BIM dalam Proses Perencanaan Bangunan

Program Studi (Prodi) Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan kuliah pakar pada Jumat (15/07). Acara yang digelar secara daring melalui Zoom Meeting dan disiarkan di kanal YouTube Teknik Lingkungan UII ini, menghadirkan pemateri Ar. Ariadi Susanto, S.T., M.T., IAI., dosen Prodi Profesi Arsitek UII.

Ariadi Susanto dalam materinya memaparkan pentingnya penggunaan Building Information Modeling (BIM) dalam sebuah proses perencanaan. Ia menyuguhkan 2 gambar yang sulit dicerna, hal ini merupakan tantangan bagaimana membuat sesuatu yang susah tetapi bisa berjalan lancar. “Artinya kita memandang sebuah organ hidup yang bisa berjalan,” tambah Ariadi Susanto dalam acara yang juga terbuka bagi mahasiswa di luar UII ini.

BIM memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari sisi setiap profesi memandang arti BIM sendiri. “Tidak perlu merisaukan definisi BIM,” ujar Ariadi Susanto. Ia menjelaskan, secara umum BIM bekerja untuk mengintegrasikan semua sistem dalam bangunan sehingga beberapa pihak dapat saling bekerja bersamaan dan tidak saling mengganggu atau terganggu. Ini mencerminkan bahwa, sebuah teknologi modelling yang mengikuti beberapa prosedur bisa saling terintegrasi. Bisa terkait dengan sebuah komunikasi serta sebuah analisis perencanaan.

BIM mampu memberikan gambaran yang menunjukan informasi kebutuhan desain. Data yang dihasilkan BIM berupa lifecycle. Ariadi Susanto menginformasikan untuk selalu menyimpan data yang diusulkan sejak awal dengan baik. Seringkali, seorang penyusun perencanaan kehilangan data. “BIM hadir untuk menjembatani hal ini,” ungkap Ariadi Susanto.

Lebih lanjut disampaikan Ariadi Susanto, setiap perencanaan tanpa proses desain awal, merk, type, bisa jadi ketika pelaksanaan akan berubah. Melalui BIM, semua ini akan terekam dengan baik. Tidak hanya berhenti menghasilkan gambar kerja, tetapi juga menghasilkan sebuah informasi. Antara 2D Data dan BIM, yang membedakan adalah data dan informasinya.

BIM yang merupakan gabungan antara 3D geometry dan data parameters bisa menjadi penolong proses perencanaan awal. Ariadi Susanto juga menyampaikan beberapa elemen bisa dibalik, ada yang bisa diganti dengan melakukan drag menggunakan mouse serta ada yang tanpa merubah objeknya. “Menggunakan drag bisa menginput angkanya,” ungkap Ariadi Susanto

Ariadi Susanto menjelaskan, output BIM bermacam-macam, bisa menghasilkan denah, menghasilkan gambar potongan, detail gambar, animasi sampai dengan quantity elemen (volume elemen sebuah bangunan). Serta benefit yang didapatkan dari BIM bisa menjadi penyelamat utama dalam proses perencanaan maupun pelaksanaan.

“Misalnya, BIM lebih efisien dalam menghasilkan gambar, bisa mendeteksi adanya konflik di tahapan awal sebuah perencanaan, menghemat biaya serta bisa memastikan estimasi dan kebutuhan dari material, memiliki risiko minimal, serta tingkat kemampuan beradaptasi tinggi,” teran Ariadi Susanto.

Ia menambahkan, BIM memiliki banyak software, misalnya: SketchUp, REVIT, Tekla, BIM Assure, Solibri, dan lain sebagainya. Pada Teknik Lingkungan, lingkup BIM meliputi pengelolaan air bersih, limbah dan drainase. Ariadi Susanto menyebutkan bahwa di lingkungan Arsitektur, penggunaan BIM sudah dilakukan sejak tahun 2010 menggunakan software Archicad.

Dalam kesempatannya, Ariadi Susanto juga menambahkan bahwa gambar hanyalah bentuk komunikasi, belum bisa memfasilitasi dan semua sudah direkam dalam sistem informasi (BIM). Inilah pentingnya menggunakan BIM. “Kita akan ada tuntutan yang tentu saja memang harus mulai perlahan-perlahan migrasi BIM, inilah perlunya menggunakan BIM dalam bangunan,” tutup Ariadi Susanto. (LMF/RS)