Manfaatkan IT Untuk Lejitkan Bisnis Rintisan

Di era teknologi digital seperti sekarang, setiap orang dapat membuka banyak peluang baru di bidang ekonomi. Sebagai contoh, setiap orang dapat memiliki penghasilan dan membeli apapun dengan bantuan aplikasi gawai. Keadaan ini melahirkan berbagai inovasi dalam bisnis berbalut teknologi. Oleh karena itu, IPF (Internasional Program Forum FBE UII) mengadakan forum diskusi bertema “Start Your Start-up In Digital Era” melalui google meet pada Kamis (20/8). Acara ini menghadirkan Hasyim Abdullah selaku CEO PT. Putra Medikaltex Indonesia sebagai pemateri.

Hasyim Abdullah menyampaikan pengertian startup itu sendiri. Startup identik dengan usaha rintisan yang berbalut dengan teknologi, misalnya Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan lainnya. Digital transformation dalam berbagai bidang menurutnya sudah sangat familiar di tahun 2020 dan selanjutnya Indonesia akan menggunakan IOT (Internet Of Things).

“Langkah awal merintis startup harus diawali niat dan do’a. Keadaan ini saya alami pada 2015 ketika saya belum tahu ingin memulai usaha apapun. Saya sangat menyarankan, gunakanlah waktu dengan baik dan jangan hanya lulus kuliah dengan keadaan yang biasa-biasa saja”, pesannya mengawali.

Selanjutnya proses yang tidak kalah penting adalah mencari dan menemukan ide yang dilanjutkan dengan membentuk tim. Hal ini dapat dijalankan ketika sudah mendapat ide atau sebaliknya yaitu memiliki tim dahulu kemudian membuat konsep. “Bagi saya tim cukup 2 hingga 3 orang untuk menghindari berbagai perbedaan argumen. Yang selanjutnya kita harus eksekusi semua konsep bisnis yang sudah diatur karena usaha tanpa eksekusi sama saja bohong”, tegasnya.

Ia juga menyarankan tahapan merintis startup dari jalan lain. Jika ada teman yang sudah memulai duluan dan melihat terdapat peluang dalam bisnisnya kemudia kita coba untuk bergabung, hal ini juga salah satu awal merintis bisnis.

Hasyim menekankan pentingnya sisi marketing dalam memoles produk. “Kita tidak boleh ada rasa malu untuk memasarkan produk. Waktu itu saya masih berbisnis di seputar warungan yang saya inovasikan dalam nasi box dan saya tawarkan dalam beberapa acara kampus”, imbuhnya.

Untuk bisnis kuliner sendiri, ia berpendapat walaupun tidak berbalut dengan teknologi sebenarnya tidak masalah karena lebih khas pada cita rasa. Sebagus apapun produk jika marketing tidak handal maka tidak akan laku namun jika marketing bagus walaupun produk kurang baik maka produk akan tetap laku.

“Inovasi sangat penting dalam bisnis yang berbalut teknologi karena misal tahun ini kita berpikir A namun tahun selanjutnya ide tersebut sudah ketinggalan zaman. Sehingga terdapat istilah inovasi atau mati. Hakikatnya inovasi tersebut dapat kita tiru dari bisnis lain yang kita modifikasi agar lebih baru”, pungkasnya. (FNJ/ESP)