Mempelajari dan Mengimplementasikan Ilmu dalam Ajaran Islam

Pusat Studi Tafsir Al-Qur’an dan Hadis Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) bersama dengan Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (DPPAI) UII menyelenggarakan Sekolah Tafaquh (Tafsir Al-Qur’an dan Hadis) batch pertama. Prosesi peresmian sekaligus pembukaan Sekolah Tafaquh UII batch pertama yang digelar di ruangan sidang FIAI UII pada Senin (1/8) dipimpin oleh Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. Turut hadir Dekan FIAI UII, Dr. Drs. Asmuni Mth. MA dengan pembicara Dr. H. Tamyiz Mukharrom, MA. yang membawakan topik “Pengantar Dirasah Islamiyah”.

Prof. Fathul Wahid dalam sambutannya menyampaikan rasa syukurnya atas sukacita yang luar biasa atas diselenggarakannya acara Tafaquh UII. “Saya atas nama pimpinan menyambut dengan luar biasa sukacita acara yang seperti ini karena ini menjadikan kita punya jalur alternatif untuk mendalami agama sebagai bekal adik-adik mahasiswa”, tutur Rektor UII.

Prof. Fathul Wahid juga turut menyambut positif terjalinnya kerja sama antara FIAI, Pusat Studi Tafaquh, dan DPPAI. “Ini menurut saya adalah kerja sama yang luar biasa yang mudah-mudahan ini juga bisa berlangsung lama”, sambungnya.

Sementara Dekan FIAI UII, Dr. Asmuni dalam sambutannya menyampaikan bahwa fiqih merupakan suatu ilmu yang membutuhkan pemahaman yang mendalam. “Pemahaman mendalam, yang berangkat dari aspek-aspek eksterior, yang berangkat untuk mengkaji dan memahami apa yang ada di dalam atau yang kita sebut dengan aspek-aspek interior. Nah itulah sebabnya kemudian mengapa para ulama mendefinisikan fiqih dengan suatu pemahaman yang mendalam, itu artinya adalah suatu pemahaman terhadap suatu hal. Tidak saja secara global, melainkan pemahaman yang mendalam berangkat dari aspek-aspek eksterior menuju aspek aspek interior, itulah kemudian mereka disebut dengan faqih”, jelasnya.

Dalam pemaparannya, Dr. H. Tamyiz Mukharrom menjelaskan terkait ajaran yang ada pada Islam terdiri dari kesatuan antara amal dan ilmu. “Jadi, ilmu dan amal itu menjadi satu, dan Rasulullah juga pernah menyampaikan. Saya adalah orang yang pertama mengajarkan apa saja yang Allah perintahkan terhadap saudara semuanya’’, jadi tafaqquh fiddin mempelajari Islam itu adalah menyatu antara ilmu itu sendiri, kemudian dengan apa yang dipraktikkan”, ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengutarakan pentingnya menimba ilmu dari orang yang tepat. “Belajar agama atau belajar dirasah Islamiyah itu memang perlu untuk mengambil dari memang seorang guru atau seseorang yang mempunyai kapasitas, yang mempunyai ilmu yang kompeten dalam ilmu itu”, pesannya.

Terakhir, menurutnya ajaran agama Islam, perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama. Islam menekankan adanya kesetaraan dalam kehidupan umat manusia. “Maksud faham agama yaitu orang yang mengerjakan amal shaleh, tidak peduli itu perempuan maupun laki-laki, maka itu akan diberikan oleh Allah kehidupan yang baik”, pungkasnya. (JR/ESP)