Mengenal Budaya Negara Polandia

Melalui Podcast, Aufanida Ingin Mensyiarkan Ramadan

Kantor Urusan Internasional Universitas Islam Indonesia (KUI UII) bekerjasama dengan lima perguruan tinggi di lima negara, yaitu Polandia, Perancis, Korea, Kazakhstan, dan China, menyelenggarakan International Cultural Festival. Acara ini diselenggarakan secara virtual pada 26 November hingga 6 Oktober mendatang, Kegiatan ini diikuti mahasiswa-mahasiswa di enam negara tersebut.

Pada kunjungan virtual pertama UII ke University of Economic and Human Science in Warsaw Polands, Selasa (26/10), Wakil Rektor Bidang Networking dan Kewirausahaan, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada berbagai pihak yang terlibat dalam acara ini. Dikatakan Wiryono Raharjo, meski dalam keadaan pandemi, hal ini tidak menjadi penghalang untuk tetap menyelenggarakan event ini.

Wiryono Raharjo berharap, para partisipan dapat mempelejari banyak hal, dari apa yang dibagikan oleh para Orator di Polandia, dan informasi-informasi ini nantinya dapat bermanfaat untuk ke depannya. “Thank you very much and enjoy the event,” tutupnya.

Selanjutnya, sesi berbagi cerita tentang kebudayaan dan budaya akademik di Negara Polandia disampaikan oleh dua orang perwakilan dari University of Economic and Human Science in Warsaw Polands yaitu Viktoriia Malysh (Coordinator of Welcom Office) dan Svetlana Balashova (International Cooperation Office).

Mereka mengatakan bahwa dalam even kali ini, akan memperkenalkan berbagai hal tentang budaya di Polandia. Diawali dengan flowers headband. Svetlana menjelaskan bahwa flowers headband merupakan budaya tradisional di Polandia, yang dikenakan oleh para gadis di Polandia saat mereka melaksanakan pernikahan.

Selanjutnya, mereka menjelaskan terakit dengan warna bendera Polandia, yang mirip dengan bendera Indonesia. Namun memiliki perbedaan pada posisi warnanya. Di bendera Polandia, warna putih berada di atas dan warna merah berada di bawah. Warna putih melambangkan arti perdamaaian dan warna merah melambangkan arti perjuangan dan keberanian. Viktoriia menjelaskan bahwa Polandia adalah sebuah negara di republik di Eropa Tengah yang berbatasan dengan berbagai negara, seperti Jerman, Ceko, Slowakia, Rusia, Belarus, Ukrania. Polandia adalah negara anggota Uni Eropa yang beribukota di Warsawa.

Kemudian dijelaskan bahwa di Polandia ada suatu keistimewaan, yang berasal dari sejarah yaitu warga Polandia setiap tahun memperingati hari Warsaw uprising atau hari Pemberontakan Warsawa. Warga Polandia memperingatinya untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah merebut kembali kemerdekaan. Pada saat peringatannya, akan ada lonceng yang berdentang selama satu menit, selama waktu ini warga Polandia akan menghentikan semua kegiatannya, dan beranjak untuk berdiri.

Warga Polandia yang mengendarai kendaraan akan berhenti dan turun dari kendaraanya, begitupun warga Polandia yang sedang berjualan, bermain, berjalan, dll, mereka akan berhenti dan berdiri di tempatnya, mendengarkan lonceng yang berdentang, memandang ke arah bendera Polandia yang berkibar di tiang, sembari mengenang jasa para pahlawan terdahulu.

Berikutnya Viktoriia menjelaskan tentang cokelat Wedel yang menjadi brand terpopuler di pasar Polandia. Cokelat ini dibuat dengan kesabaran dan kehati-hatian, setiap detail pembuatannya dilakukan dengan sangat sempurna dan dibuat dengan ketulusan dari awal hingga akhir. Oleh sebab itulah cokelat Wedel bisa mencapai level internasional dan bahkan telah didistribusikan ke sekitar 20 negara di dunia.

Cokelat Wedel dibuat dengan beragam inovasi, yang mengikuti tradisi kebudayaan seni Polandia selama hampir satu abad. Cokelat ini di Polandia memiliki nilai penting yang melambangkan segalanya. Beralih dari cokelat, warga Polandia juga menyukai teh. Teh biasanya diminum bersama dengan makanan-makanan manis dan juga hidangan penutup.

Di Polandia, Hari Raya Natal adalah salah satu hari libur yang penting. Pada Hari Raya Natal, selama satu minggu warga Polandia akan berhenti bekerja, mereka menutup toko-tokonya, dan menghabiskan waktunya bersama keluarga mereka, membicarakan banyak hal, memasak, dan makan bersama.

Pada Hari Raya Natal, warga Polandia akan memasak 12 macam lauk, dan menyajikannya satu persatu untuk dimakan. Di Hari Raya Natal itu juga, warga Polandia akan memberikan jajanan ringan, seperti cokelat, selai, gula, kepada anak-anak. Selain itu, ada juga makowiec. Ini merupakan dessert khas Polandia yang wajib ada setiap perayaan Hari Raya Natal atau Paskah dan sangat disukai oleh warga Polandia. ”Not one person in this country who does not like this dessert,” ujar Svetlana.

Selain itu, mereka juga mengundang mahasiswa internasional di kampusnya yang akan menceritakan tentang kehidupan di Polandia sebagai mahasiswa yang berasal dari negara luar Polandia. Mereka menceritakan bahwa alasan mereka memilih Polandia untuk melanjutkan studinya, karena biaya hidup di Polandia cukup murah dan seimbang dengan biaya hidup dan kuliah di negaranya. Selain itu biaya pendidikan di Polandia juga termasuk lebih murah dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Menurut mereka, banyaknya perbedaan budaya antara warga Polandia dan pendatang tidak menjadi persoalan bagi mereka. Bahkan kerap kali hal ini dianggap sebagai hal yang wajar dan menyenangkan untuk saling berbagi kebudayaan. Di sisi lain, menurut mereka, warga Polandia juga sangat baik. Hal ini berdasarkan pengalaman mereka, suatu saat mereka bertemu dengan warga Polandia yang tidak bisa menggunakan bahasa inggris, namun warga tersebut tetap berusaha untuk berkomunikasi dengan mereka, walaupun dengan menggunakan bahasa isyarat.

Dalam bangku perkuliahan pun, mereka tidak terlalu kesulitan untuk memahami pelajaran ataupun mempelajari bahasa Polandia, sebab akan banyak mahasiswa maupun dosen yang menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Polandia. Selain itu, mereka juga tidak merasa terlalu kesulitan untuk membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan, sebab pekerjaan di Polandia menggunakan sistem waktu sift untuk berkerja dan itu bisa disesuaikan dengan jadwal kuliah yang mereka miliki.

Adapun, dalam hal pertemanan mereka menyadari banyak perbedaan antara satu orang dengan yang lainnya, baik dari segi latar belakang kebudayaan, maupun yang lainnya. Tapi selalu ada cara untuk berteman, mulai dengan melakukan hobi bersama, makan bersama, dan kegiatan lainnya yang biasanya dilakukan dengan teman-teman.

Terakhir, Viktoriia dan Svetlana menyampaikan bahwa di Polandia, banyak tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi. Mulai dari tempat-tempat yang indah, dengan latar perkotaan maupun alam seperti gunung, bukit, dll, diantaranya yaitu Polish Mountains seperti Tatry, Bieszczady, Beskidy. Kemudian ada pigs from Podhale Foretell the Futer, Starry Sky Park in Bieszczady, Slask Nie Tylko Weglem Stoi, W Gliwicach Mamy Wiers Eiffla, dll. (EDN/RS)