Mengenal Persidangan ASEAN Melalui Diplomatic Course

Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (HI UII) mengadakan Diplomatic Course pada Sabtu (15/12) di Gedung Moh. Hatta, Kampus Terpadu UII. Acara ini merupakan acara rutin yang diselenggarakan oleh HI UII sebagai salah satu proses pembelajaran para mahasiswa mengenai gambaran persiapan persidangan di wilayah regional ASEAN.

Acara Diplomatic Course dibuka oleh Kepala Jurusan HI UII, Irawan Jati, S.IP., M.Hum., M.S.S. Dalam sambutannya, Irawan Jati menyampaikan bahwa tujuan diadakannya Diplomatic Course ini adalah memberikan pengetahuan atau wawasan sebanyak mungkin bagi mahasiswa HI UII.

“Acara Diplomatic Course ini memang menjadi acara rutin bagi Program Studi HI UII. Setiap tahunnya topik yang diangkat berbeda-beda tergantung permasalahan atau isu dunia internasional yang sedang berkembang. Sehingga pengetahuan mahasiswa HI UII terus bertambah,” ujarnya.

Pada sesi materi diisi oleh Chilman Arisman selaku penjabat Fungsional ASEAN di kementrian Luar Negeri Republik Indonesia. Tema materi yang disampaikan adalah Persidangan ASEAN dan Kerjasama ASEAN. Dimulai sejak tahun 1967 sampai tahun 2025 ASEAN atau Association of Southeast Asian Nations akan terus bertransformasi menjadi lebih baik lagi kedepannya.

”Selama kurun waktu tersebut banyak hal yang dilakukan oleh ASEAN dan negara yang tergabung didalamnya, salah satunya yaitu melakukan berbagai persidangan dalam berbagai lingkup untuk membahas masalah yang dihadapi kawasan saat ini,” ujarnya.

Chilman Arisman juga menambahkan bahwa ada tiga jenis pertemuan berdasarkan peserta yang mengikuti pertemuan tersebut. Pertama, yaitu Pertemuan Track 1 yang dihadiri oleh Pemerintah seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, ASEAN Foreign Ministers’ Meeting (AMM).

Selanjutnya yang kedua, Track 2 yang dihadiri oleh non-Pemerintah seperti ASEAN Youth Interfaith Camp, ASEAN-India Youth Summit. Ketiga, yaitu Track 1,5 atau Pertemuan yang dihadiri oleh Gabungan antara pemerintah dan Non-Pemerintah seperti ASEAN 1.5 Track Workshop On An Indo-pacific Regional Architecture For Mutually Beneficial Relation.

Sebagai penutup, Chilman Arisman berpesan bahwa sebagai mahasiswa terutama mahasiswa HI harus memahami bagaimana dinamika persidangan diplomatik yang dilakukan wakil negara sehingga bias menjadi penambah wawasan dan juga bekal untuk kedepannya. (RRA/RS)