,

Pameran Lukisan Jejak Langkah Guru Bangsa Resmi Dibuka

Lembaga Kebudayaan Embun Kalimasada Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (YBW UII) kembali mengadakan pameran rutin tahunan. Demi mengenang jasa setiap tokoh dan pahlawan bangsa, Embun Kalimasada menggelar pameran lukisan dengan tema Jejak Langkah Guru Bangsa pada Selasa (15/11) bertempat di Lantai 3 Gedung YBW UII. Pameran ini dilakukan dengan mekanisme open call, yakni menjaring karya lukisan dari masyarakat umum. 

Dari mekanisme itu, Lembaga Kebudayaan Embun Kalimasada menerima 217 lukisan dari setiap penjuru negeri dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Papua. Sebanyak 50 lukisan terpilih melalui kurasi untuk ditampilkan pada pameran tersebut.

Direktur Embun Kalimasada Hadza Min Fadhli Robby, S.IP., M.Sc. merasa perlu untuk mengenang jasa para guru yang telah pergi mendahului. Salah satu momen untuk mengenang yakni dengan melukis. “Karena semua orang yang melukis, pasti punya kenangan mengenai ajaran yang telah dibawah oleh beliau-beliau,” ungkap Hadza.

Terlebih Hadza mengatakan tokoh-tokoh yang dilukis ini dipilih berdasarkan kontribusi nyata terhadap Indonesia dari segala bidang. Tidak hanya itu, pemilihan tokoh juga didasarkan pada 500 tokoh muslim di dunia. Terdapat nama-nama yang tervisualisasi dalam setiap karya para pegiat seni, “Gusdur, Munir, B.J. Habibie, Sri Mulyani, hingga Quraish Shihab,” tutur Hadza.

Melalui pameran ini, Direktur Embun Kalimasada itu juga menganggap sebagai momen untuk mengimajinasikan hal-hal yang dapat diikhtiarkan ke depan. Hadza juga menaruh harapan sekaligus mengajak, “Setiap pemuda untuk ikut, karena generasi muda kan lebih sadar mengenai estetika,” singkatnya.

Di forum yang sama, hadir membersamai sekaligus membuka secara resmi, Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D yang mengaku sangat antusias dan bahagia menyambut pagelaran pameran. Beliau menganggap pameran tersebut merupakan peristiwa kebudayaan yang sangat amat jarang hadir di UII. 

“Karena kan selama ini kampus cenderung serius, analisis, dan teoritis. Tapi dengan hadirnya pameran ini kita dapat melatih rasa dan kepekaan. Tidak hanya sekadar melihat lukisan, namun juga menyimak pesan,” jelas Prof. Fathul Wahid.

Selain itu, dijelaskan lebih lanjut bahwa setiap orang yang menyambangi pameran dan mengamati lukisan dapat dipastikan merasakan nuansa dan perspektif yang baru. Ia meyakini setiap karya dapat memantik orang untuk mengimajinasi dan merefleksikan kembali perannya dalam proses berkehidupan. Banyak nilai-nilai yang dapat dipetik dari setiap karya seperti kejujuran, kesederhanaan, hingga keteguhan membela yang benar.

Prof. Fathul Wahid juga berharap agar kegiatan ini dapat menjadi aktivitas yang berlanjut dalam jangka panjang. “Harapannya ini bukan yang pertama dan juga bukan yang terakhir. Peristiwa budaya seperti ini harus sering diadakan agar dapat mengasah rasa. Ketika itu terasah, kita dapat menjadi lebih terukur dalam bertindak dan bertutur, menghargai orang, dan juga peka terhadap lingkungan sekitar,” tutupnya. (KR/ESP)