Pembinaan Keagamaan di UII Diselaraskan dengan Kurikulum Ulil Albab

Merespon perkembangan terkini tentang tantangan spiritual dan moral yang dihadapi para mahasiswa, Direktorat Pendidikan dan Pengembangan Agama Islam (DPPAI) menginisiasi Focuss Group Discussion (FGD) tentang pola pembinaan keagamaan di UII. Kegiatan yang diadakan di Hotel Arjuna, Jalan Malioboro Jogja pada Jum’at (15/9) ini diikuti oleh para pendidik di lingkungan UII yang memiliki konsen terhadap evaluasi program pembinaan keagamaan di lingkungan kampus.

Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum.,Ph.D dalam kesempatan itu mengatakan evaluasi dan penyempurnaan konsep pembinaan keagamaan sangat diperlukan. Hal ini mengingat tantangan yang dihadapi mahasiswa khususnya dalam hal spiritual maupun moral dirasa semakin kompleks dan dinamis.

“Saya mengapresiasi atas terselenggaranya acara ini. Semoga FGD dapat menghasilkam konsep serta materi yang relevan diaplikasikan bagi perkembangan masyarakat kita ke depan”, pesannya.

Secara khusus ia juga berpesan agar peserta FGD dapat membahas mengenai konsep kegiatan keagamaan yang melibatkan mahasiswa UII di masjid-masjid kampung. Menurutnya, masyarakat yang tinggal di sekitar kampus UII sangat menantikan keaktifan dan partisipasi mahasiswa untuk turut meramaikan kegiatan masjid di kampung.

Sementara itu, Direktur DPPAI UII Dr. Drs. Muntoha, S.H., M.Ag menyampaikan dengan segera diimplementasikannya kurikulum ulil albab, maka juga perlu adanya sinkronisasi dengan pola pembinaan keagamaan di UII. Untuk itu pihaknya rutin berdiskusi dengan pihak terkait, seperti dengan Badan Pengembangan Akademik (BPA) dan Direktorat Pengembangan Bakat, Minat, dan Kesejahteraan Mahasiswa.

Sedangkan pola pembinaan keagamaan yang sudah berjalan selama ini mengikuti alur yang ada dan berjenjang, dimulai dari kegiatan Orientasi Nilai Dasar Islam (ONDI), Pesantrenisasi Tahap 1, Latihan Kepemimpinan Islam Dasar (LKID), serta Pesantrenisasi Pra-KKN.

Ia juga menyebut pola pembinaan keagamaan ke depan, juga akan banyak menyentuh aspek aplikatif dari pengetahuan teoretis yang diperoleh sebelumnya. Dengan ini diharapkan para mahasiswa UII dapat menerapkan apa yang diperoleh dari pembinaan keagamaan di masyarakat.